Warna hitam putih mendominasi ruangan Rosewood Royal Hotel Kuningan, yang akan menjadi saksi peluncuran Buku “BROKEN BUT UNBROKEN” karya Kartika Soeminar. Di sayap kanan ballroom tertata apik buku yang akan dilaunching, lengkap dengan kata-kata inspirasi dari Kartika Soeminar.
Dalam gelap aku
terdiam tersadar akan tipu dayamu
bisikan menyesakan kesombongan narsistikmu
terjebak dalam manipulasi mu
Sepenggal lirik dari Single Kartika Soeminar “TIDAK HANCUR” ditulis liriknya oleh sahabatnya Sally yang juga turut hadir dalam Launching Buku “BROKEN BUT UNBROKEN”. Mira Sahid, Founder Emak Blogger dan Ibu Dra. Probowatie Tjondronegoro, M.Si., Psikolog juga hadir berbagi cerita mengenai perjalanan Kampanye #BrokenButUnbroken yang telah berlangsung di 7 kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya dan Denpasar, sejak April 2024.
Kampanye ini bertujuan membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memahami gangguan narsistik dan cara menghadapinya. Kampanye #BrokenButUnbroken ini terselenggara atas kerjasama Komunitas Emak Blogger (KEB).
Acara ini diisi dengan sharing session dengan Kartika Soeminar, tanya jawab, sesi curhat, bagi-bagi hadiah dan tentunya peluncuran buku “BROKEN BUT UNBROKEN” dan diakhiri dengan foto bersama. Disediakan juga gratitude jar dimana kita bisa berterima kasih kepada diri sendiri dan sebelum pintu masuk terdapat Affirmation Wall untuk bebas menungkapkan apa yang kita rasakan.
Kartika Soeminar
#KartikaSoeminarStory , seorang survivor yang telah melalui perjalanan panjang selama 23 tahun menghadapi hubungan yang penuh luka. Ia belajar bahwa bertahan bukan berarti lemah, bertahan adalah kekuatan. Saat ini ia sudah berhasil melewati badai. Keputusannya sangat tepat bangkit berdiri dan move on dari kegelapan yang selama ini menyelimutinya.
Menurutnya setiap orang berhak dicintai, dihormati dan bahagia. Setiap luka nya adalah bagian dari perjalanan, yang dilaluinya dengan penuh keberanian dan air mata adalah bukti betapa kuatnya hati untuk berjuang.
Pengalaman pahitnya memberikan beliau kekuatan dan keberanian untuk membagikan kisahnya dalam sebuah buku dengan harapan bisa memberikan kekuatan bagi orang lain yang saat ini masih berjuang dan bertahan.
Kartika Soeminar adalah seorang NPD (Narcissistic personality disorder) abuse survivor selama 23 tahun, berjuang melawan depresi akibat perlakuan abusive dari seorang dengan gejala NPD. Sampai akhirnya bangkit kembali untuk memperjuangkan kebahagiaannya. #NPDSurvivor #NPDAwareness
23 tahun Mbak Kartika telah memberikan kesempatan pasangannya untuk berubah, tapi semua itu sia-sia sampai akhirnya seorang temannya berkata ” kita tidak bisa merubah manusia, kecuali manusianya yang mau berubah sendiri”, yang membuat beliau sadar bahwa ia harus bangkit untuk bahagia.
Mbak Kartika pun mengakui bahwa selama 23 tahun tidak pernah mencintai dirinya sendiri, sampai akhirnya tersadar dan tidak mau di masa tua masih merasa tersakiti, terbelenggu. Beliau ingin keluar dari hubungan toxic dan ingin dicintai dengan tulus oleh orang tersayang.
Tagline BROKEN BUT UNBROKEN mewakilkan perasaan dirinya, merasa 23 tahun hancur tapi dia tidak patah. Buku ini harapannya akan mengedukasi mengenai NPD salah satunya pada wanita, karena kemungkinan diluar sana ada yang lebih dari 23 tahun.
Banyak sekali kata-kata inspirasi dari seorang Kartika Soeminar kemarin diantaranya ” Setiap Wanita berhak bahagia, berhak dihargai oleh pasangannya. “Jadilah orang baik, jangan jadi orang jahat”, dan ” Jangan menjadi sombong saat diri kita telah sukses”. Kisahnya akhirnya dituliskan dalam buku, untuk bisa menjadi inspirasi dan edukasi mengenai NPD.
Kartika Soeminar menuangkan seluruh kisah dan perjalannya di buku ini. Hidup berdampingan dengan seorang yang mengalami gejala NPD bisa merusak kesehatan mental, jika kita tidak memiliki support system dan kesadaran yang cukup.
Melalui buku ini Kartika Soeminar ingin berbagi edukasi mengenai NPD dan dampaknya bagi kesehatan mental orang di sekitarnya. Harapannya buku ini akan bisa memberi kekuatan dan harapan bagi pembaca yang sedang berjuang untuk pulih.
“BROKEN BUT UNBROKEN”
“BROKEN BUT UNBROKEN” adalah buku pertama yang dituliskan Kartika Soeminar mengenai perjalanan panjangnya selama 23 tahun berdampingan dengan seorang dengan gejala NPD. Melalui buku ini Kartika Soeminar ingin membuka wawasan mengenai NPD, termasuk dengan perilaku nyata seorang narsistik yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Buku “Broken But Unbroken” bukan hanya sekedar kisah Kartika Soeminar , tapi tentang setiap orang yang berjuang dan berusaha bangkit dari trauma. Setiap halamannya bukan hanya sekedar tulisan tapi juga langkah kecil menuju penyembuhan. #BrokenButUnbroken #BreakTheSilence
Dalam proses penulisannya Kartika Soeminar sempat terhenti sejenak sambiil menarik nafas panjang , karena tak mudah menuliskan masa lalu, rasanya pasti seperti kembali merasakan luka yang lama.
Keinginannya orang lain yang saat ini sedang mengalami hal yang sama, bisa mengetahui bahwa ada jalan keluar, masih ada harapan dan mereka tidak sendirian melewatinya.
Buku “Broken But Unbroken” adalah perjalanannya selama 23 tahun bertahan dari hubungan toksic yang ditulis untuk menginspirasi kita semua agar tetap kuat meskipun dalam kondisi yang paling sulit.
Buku ini adalah kisah nyata perjalanan panjang yang penuh kekerasan emosional, ketahanan, harapan dan keberanan untuk bangkit. Buku ini untuk yang pernah merasa hancur, terjebak, bahkan tidak berdaya. Buku ini berpesan untuk percaya bisa sembuh dan menjadi kuat dari sebelumnya.
Ada edisi khusus buku “Broken But Unbroken” jika memesan saat pre-sale kemarin dengan eksklusif benefit diantaranya sampul buku eksklusif, buku di tandatangani oleh Kartika Soeminar dan pesan insipiratif untuk kita pribadi. Limited Exclusive Edition ini, buku dengan soft cover, dengan kertas bookpaper premium, 211 halaman, dominasi hitam putih dengan ukuran 15.5 cm x 23 cm, hanya Rp 97.000. Untuk pemesanan bisa menghubungi Dream Team di 0851-9011-8614. Kedepannya akan juga hadir versi ebooknya.
Buku ini akan menjadi bagian perjalanan kita menemukan kekuatan dan harapan dan menjadi sarana edukasi kesehatan mental mengenai NPD. Launching buku kemarin, membuka mataku mengenal lebih dalam mengenai NPD (Narcissistic Personality Disorder).
Dalam pengerjaan buku ini yang seharusnya 3 bulan, menjadi 8 bulan. Hal ini diakibatkan karena turun naik emosi saat harus mengingat kembali kenangan lama yang menyakitkan saat ingin melanjutkan menulis buku “BROKEN BUT UNBROKEN”.
Di Indonesia, edukasi mengenai kesehatan mental, salah satunya NPD masih sangat terbatas. Diharapkan melalui buku ini bisa mengedukasi masyarakat lebih menyeluruh dalam mengenali gejala NPD, meningkatkan kesadaran mengenai NPD dikalangan kaum perempuan hingga proses melepaskan diri dari orang dengan NPD.
Buku “BROKEN BUT UNBROKEN” Kartika Soeminar yang diluncurkan 26 Oktober 2024 , mengajak masyarakat untuk menjadi bagian dari gerakan perubahan menuju generasi masa depan yang lebih berwawasan, kuat, tangguh dan mencintai diri sendiri.
NPD (narcissistic personality disorder)
Dalam psikologi, NPD dikelompokan sebagai salah satu gangguan kejiwaan atau patologis. Pengidap NPD memiliki kepribadian narsistik berlebihan, bersifat superior, haus pujian dan validasi, minim empati dan merasa dirinya paling benar. Tapi ternyata pengidap NPD sering tidak menyadari gangguan psikologis ekstrem ini di dalam diri mereka.
Data epidemiologi tahun 2023 (Palupi,A.G.R., & Noorrizki,R.D.) menujukan bahwa sebagian besar kasus gangguan kepribadian narsistik terjadi pada remaja dan dewasa muda, dan 75% dialami laki-laki. Kondisi ini akan terus memburuk seiring dengan bertambahnya usia yg terkena dampak.
Umumnya pengidap NPD cenderung memiliki level narsistik yang ekstrim. Di balik memiliki kepercayaan diri yang besar, mereka mudah depresi jika suatu hal tidak berjalan sesuai imajinasi. Kepribadian superior, haus pujian dan kurang empati pada pasangan salah satu perlakukan yang pernah dirasakan Mba Kartika dari pasangannya.
Perlakuan love bombing, atau tindakan kasih sayang yang berlebihan kemudian bersifat manipulasi, playing victim hingga mental abusive akan diberikan oleh pasangan dengan NPD.
Mba Kartika memilih healing dengan cara menulis buku dan membaca buku dari pakar-pakar. Harapannya buku BROKEN BUT UNBROKEN bisa mengedukasi banyak orang mengenai gejala kepribadian narsistik dan ingin merangkul survivor untuk tidak merasa sendiri.
Pesannya “Bagi siapapun yang sedang down, ingat kita nggak sendiri, carilah bantuan orang profesional, carilah lingkungan yang mendukung apa yang kita alami,” ujar Kartika Soeminar.
Terkait NPD, psikolog Dra. Probowatie Tjondroegoro, M.Si mengatakan bahwa narcisstic personality disorder dikaitkan dengan perilaku seseorang yang mementingkan diri sendiri secara berlebihan untuk dikagumi, percaya diri berlebih sampai haus pujian. Gangguan mental yang membuat pengidapnya butuh dikagumi ini akan berdampak pada orang terdekat. #Narcisstic
“Percaya dirinya secara berlebihan, diluar pamer pertahanan diri cenderung krisis empati. Narsis itu tidak selalu jelek, ada juga yang sehat misal menunjukan kepedulian sosial, empati, menjadi support sistem dan sadar diri,” ujar Ibu Probowatie.
Ia juga menyebut, gejala obsesi melekat pada seseorang pengidap NPD, karena bisa terjadi di lingkungan masa kecil yang selalu memberikan pujian berlebih sehingga ia merasa ia tidak pernah salah dan dengan berbagai cara, harus selalu dikagumi,” “Hidup harus berlanjut, bahagia tidak dicari tapi diciptakan,” ujar Ibu Probo.
Psikolog senior Dra. Probowatie Tjondroegoro, M.Si membahas mengenai gangguan kepribadian yang membuat pengidapnya butuh dikagumi. Ibu Prabo menjelaskan gejala NPD dari sudut pandang profesional. Menurutnya, pengidap NPD cenderung krisis empati terhadap lingkungan sekitar, akibat pola pengasuhan masa kecil yang terlalu sering dipuji. Kekerasan psikologis yang dilakukan pengidap NPD kepada orang di sekitarnya akan meninggalkan jejak luka dan trauma yang cukup serius.
“Para korban ada kecenderungan menyalahkan diri sendiri (self blaming), jika ia bertahan risikonya adalah mental hancur. Sementara jika ia meninggalkan pasangannya yang NPD, korban akan takut dengan komentar orang lain karena khawatir dicap sebagai pasangan yang buruk” ujar Bu Prabo.
Dra. Probowatie Tjondroegoro, M.Si menjelaskan jika NPD adalah gangguan kepribadian yang pengidapnya seringkali merasa lebih baik dari orang lain, sehingga membuat orang-orang disekitarnya merasa harus memuji dan mengaguminya. ” Gejala obsesi kompulsif sangat melekat pada NPD diantaranya manipulatif dan butuh dikagumi, hal ini terjadi karena lingkungan masa kecil tidak mendidiknya bahwa dia bisa saja salah. Bedanya dengan narsisme biasa, NPD cenderung tidak sadar jika dirinya memiliki ciri-ciri itu”.
Walaupun bukan penyakit mental menular, pengidap gangguan kepribadian narsistik ini perlu diwaspadai. Kesadaran akan gejala-gejala yang mungkin timbul dari pengidapnya harus kita ketahui. Para korban NPD disarankan untuk segera melakukan observasi dan konseling kepada ahli, jika sudah ada di tahap depresi dan tertekan secara psikologis. Ahli umumnya akan menyarankan pemulihan trauma melalui metode psikoterapi, hypnoterapi, self-healing, hingga family theraphy.
Self love itu harus diupayakan, ada batas (garis tengah) untuk berkata “stop disini”, selain itu penting memiliki support system. Dra. Probowatie Tjondroegoro, M.Si berpesan untuk jadilah seperti katak yang selalu optimis dan melompat kedepan.
Dra. Probowatie Tjondroegoro, M.Si mengatakan bahwa hubungan toxic dan keterpurukan akan membuat trauma, ia juga tak lupa memberikan tips mengatasi trauma dan mencegah anak menjadi NPD; diantaranya tidak memberikan pujian berlebihan, mendengarkan anak dan menanyakan pandangan anak saat sedang diskusi sesuatu.
TRAUMA MASA LALU ujar Ibu Prabo, “kita tidak bisa melupakan masa lalu, semakin dilupakan semakin kuat, tetapi kacamata. persepsi kita harus diganti”, menerima dan melihatnya dari sisi yang lain, misalnya jika tidak mendapatkan pasangan yang buruk kelakuannya, maka kita tidak akan menjadi pribadi yang kuat.
Tips dari Ibu Prabo untuk kita yang memiliki anak, lakukan komunikasi terbuka karena penting dilakukan dengan anak, dengarkan pendapat anak, agar kita mengetahui apa kemauan dan pendapat yang menurut anak baik dari sudut pandangnya.
Jika ada masalah dengan pasangan atau siapapun “lakukan penyelesaian masalah segera, jangan dipendam, dikomunikasikan, jangan dipendam, ditahan-tahan:”.
Kita tunggu karya Kartika Soeminar selanjutnya, dan kampanye kesehatan mental lainnya yang bekerjasama dengan Komunitas Emak Blogger.