Ternyata selama ini aku salah mengenai konsep pemberian ASI kepada bayi yang paling terbaik dan seharusnya dilakukan oleh Ibu menyusui. Pandanganku yang keliru diantaranya mengenai pemberian ASi seperti EPING, pemberian susu formula saat bayi lahir karena ASI ibu belum keluar, penggunaan DOT dan empeng.

Kita semua tahu kalau semua Ibu ingin memberikan ASI eksklusif pada anaknya yaitu pemberian Air Susu Ibu (ASI) sejak lahir sampai usia enam bulan, tanpa tambahan apapun termasuk air putih.

Paparan dari dr. Asti Praborini, Sp.A, IBCLC, FABM mengenai pemberian ASI dan akses fasilitas kesehatan yang murah dan terjangkau dalam keberhasilan menyusui telah membuka wawasan dan harus aku share agar semua orang tua khususnya ibu atau calon ibu bisa tahu sejak dini.

Terima kasih Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa yang telah mengadakan TALKSHOW PEKAN MENYUSUI SEDUNIA 2025, Talkshow Menyusui dalam Budaya Nusantara dengan tema ‘Prioritaskan Menyusui: Ciptakan Sistem Pendukung yang Berkelanjutan’ dalam rangka memperingati Pekan Menyusui Sedunia 2025 di Sasana Budaya Gedung Philantropi Dompet Dhuafa, Selasa, 26 Agustus 2025 lalu.

Seminar ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif, bagaimana menciptakan sistem pendukung yang berkelanjutan agar para ibu dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka tanpa kendala.

Acara ini juga memperkenalkan budaya lokal Banten, khususnya budaya Baduy, yang memiliki praktik menyusui yang sangat erat dengan tradisi mereka. Harapannya bisa menjadi contoh positif dalam mengembangkan budaya menyusui di Indonesia.

Hadir di acara ini Kader laktasi Bidan Untuk Negeri diantaranya dari Pejagalan, Depok, dan beberapa kota lainnya yang datang untuk belajar pendekatan budaya di Nusantara dalam kaitannya dengan menyusui, bukan hanya memberikan nutrisi tapi menanamkan kasih sayang, dan membangun pondasi kesehatan bangsa. Acara ini juga berlangsung HYBRID – VIA Zoom dan Youtube LKC DD.

Seminar ini turut mendukung berbagai kebijakan pemerintah yang telah diterapkan, seperti Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif, dan UU Nomor 4 Tahun 2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak, yang menekankan pentingnya hak ibu dan anak dalam proses menyusui.

Acara ini menghadirkan konseling menyusui, penampilan budaya Baduy, souvenir Baduy, video program LKC Banten, Napak Tilas Dompet Dhuafa, yang diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars LKC Dompet Dhuafa , dan Do’a bersama.

Rangkaian acara dimulai dengan Sambutan Kurator Sasana Budaya Bpk. Andi Makmur Makka – Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika yang menyikapi mengenai hebatnya ASI dan kedekatan emosional ibu dan anak melalui ASI. Hadir juga Ketua Pengurus YDDR Ahmad Juwaini, yang menjelaskan mengenai Program Pekan Menyusui LKC dan Bidan Untuk Negeri (BUN), Tri Estriani, Bendahara Dewan Pengurus YDDR.

Asi

Sesi talk show semakin seru dengan menghadirkan nara sumber yang ahli dalam topik praktik ASI yaitu Ketua AIMI Ibu Nia Umar, S. KOM, MKM, IBCLC yang membahas mengenai Peran keluarga dan masyarakat dalam keberhasilan menyusui,  dr. Asti Praborini, Sp.A, IBCLC, FABM, Penyintas Relaktasi Bpk.Alfi (Pasien dr.Asti ), Yudi Latif, Ph.D., Dewan Pembina YDDR yang membahas mengenai GenerASI kuat dan cerdas menuju Indonesia Maju.

Pemerintah telah menetapkan target cakupan ASI eksklusif di angka 80%. Di tahun 2025 ini, WHO menargetkan peningkatan menyusui secara eksklusif menjadi 50% untuk bayi dibawah usia 6 bulan. Dan saat ini pemerintah Indonesia terus gencar mencanangkan program wajib ASI eksklusif 6 bulan sebagai upaya mengurangi tingkat kematian bayi.

ASI memiliki peran penting dalam kesejahteraan kehidupan bayi baru lahir dan mencegah kematian karena mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi.

Kenyataannya praktek menyusui masih banyak kendala yang dihadapi, penyebabnya bukan hanya faktor kurang nya motivasi Ibu, tapi juga lingkungan yang kurang kondusif bagi ibu dan bayi dalam proses menyusui, banyak yang mengalami misalnya kurangnya dukungan keluarga sebagai support
system, sulit nya akses informasi untuk keberhasilan menyusui , fasilitas kesehatan yang tidak memberikan akses konseling menyusui, dan banyaknya peredaran susu formula.

Ada kebijakan  yang harus kita tahu untuk mendukung menyusui eksklusif di Indonesia, yaitu Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2024, yang memperkuat regulasi pemasaran susu formula dan produk pengganti ASI dan UU Nomor 4 Tahun 2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak, yang menegaskan hak anak dan ibu dalam menyusui, hak pendonor ASI, kewajiban penyediaan ruang laktasi di tempat kerja (hanya 30% perusahaan yang menyediakan ruang laktasi (Data Kemenaker, 2023) dan fasilitas umum.

ASI

Kita pasti tahu, bahwa ASI memiliki kandungan nutrisi yang lengkap dan seimbang, makanan terbaik untuk bayi selama enam bulan pertama.

ASI memiliki manfaat yang sangat besar, diantaranya bagi tumbuh kembang anak, namun tidak semua ibu bisa lancar memberikan ASI nya setelah melahirkan. Banyak sekali permasalahan pemberian ASI pada ibu menyusui misalnya ASI tidak keluar, jumlah ASI sedikit, puting lecet dan bengkak, anak tidak mau menetek pada ibunya.

Beruntung ada  Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa yang sejak tahun 2010 memberikan program pendampingan pada ibu hamil dan menyusui ASI Eksklusif. Programnya sendiri diantaranya ada Bidan Untuk Negeri.

Bidan Untuk Negeri fokus pada program:

  • Pelayanan kesehatan ibu dan anak
  • Edukasi / penyuluhan kesehatan baik komunitas (posyandu) maupun di tempat praktek
  • Pendampingan gizi anak dan ibu hamil

Tri Estriani, Bendahara Dewan Pengurus YDDR, menyampaikan keberhasilan indikator program ibu menyusui kelompok sasaran berhasil ASI eksklusif tahun 2023 ke 2024 naik 14%. Alasan kegagalan ASI Ekslusif di lapangan adalah pengaruh keluarga (mertua), ASI tidak keluar, ibu berusia terlalu dini, ibu lemas, bayi diberi sufor karena dititipkan ke anggota keluarga lain karena ibunya sering berada di luar rumah, pengaruh kepercayaan masyarakat dan pola asuh (anak rewel, langsung diberi susu formula).

Bentuk Program tentang ASI :

  • Program Kawasan Sehat
  • Pos sehat KIA
  • Bidan Untuk Negeri

Dengan bentuk pendampingan; edukasi, paket nutrisi, kunjungan rumah, kelas ibu hamil, kelas ibubaduta, demo masak, pelatihan kader.

dr. Lovely Daisy MKM, Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga  Kemenkes RI, menjelaskan mengenai prioritaskan menyusui, ciptakan sistim pendukung yang berkelanjutan, dan pemberian ASI menjadi bagian dalam intervensi spesifik dalam upaya penurunan stunting, namun masih ada tantangan dalam pelaksanaanya.

Tantangan dalam pemberian ASI yaitu kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga, pengaruh budaya dan sosial, dukungan keluarga dan lingkungan, kurangnya dukungan dari tempat kerja termasuk fasilitas menyusui, promosi susu formula yang masif, keterbatasan tenaga konselor menyusui, masalah medis pada ibu atau bayi.

dr. Yeni Purnamasari, MKM menjelaskan mengenai manfaat ASI untuk bayi diantaranya nutrisi lengkap (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral), kekebalan tubuh (melindungi dari infeksi dan penyakit), otak dan mata sehat (kandungan DHA dan asam lemak penting), pencernaan lancar (mudah dicerna, mengurangi sembelit), risiko penyakit berkurang (lebih aman dari obesitas, diabetes, alergi), ikatan emosional, memperkuat hubungan ibu-bayi.

Asi

Ketua AIMI Ibu Nia Umar, S. KOM, MKM, IBCLC menjelaskan mengenai Gerakan Global untuk Promosi Menyusui, yang setiap tahunnya dirayakan tgl 1-7 Agustus sebagai Pekan Menyusui Dunia yang diprakarsai oleh World Alliance for Breastfeeding Action (WABA).

Mengapa menyusui perlu dipromosikan?, jawabannya karena berkontribusi pada kesehatan global, mengurangi kematian anak, melindungi lingkungan dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Menyusui perlu didukung melalui sistem yang kuat dan berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat, organisasi dan pemerintah, agar tercipta lingkungan yang mendukung secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Mengapa menyusui berperan penting dalam keberlanjutan dan perlindungan lingkungan?, karena bisa mengurangi dampak negatif dari pemberian makanan alternatif seperti susu formula yang berkontribusi pada emisi dan limbah industri.

Sesi yang paling aku suka adalah sesi Dokter Spesialis Anak Konsultan Laktasi sekaligus relawan LKC Dompet Dhuafa, dr. Asti Praborini yang mengatakan bahwa “memberikan ASI secara langsung (menyusui, menetek) dapat menimbulkan hormon cinta dari Ibu kepada anak dan ASI mendorong tumbuh kembang anak secara sehat dan kuat,”.

Asi

MENYUSUI DARI PERSPEKTIF SAINS (SELARAS DENGAN ALQURAN DAN BUDAYA NUSANTARA)

Di Al Qur’an ada perintah Allah SWT untuk menyusui dan keluarga memberikan rasa aman dan nyaman agar ibu bisa menyusui bayinya.

Ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. . (Al-Baqarah: 233)

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun………… (QS Luqman(31);14

Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya itu selama tiga puluh bulan. (QS Ahqaf:15)

Kami mengilhamkan kepada ibu Musa, “Susuilah dia (Musa). Al-Qashash · Ayat 7

Pasal 430 Undang-Undang Kesehatan (UU Kesehatan) yang baru, yaitu UU No. 17 Tahun 2023, mengatur sanksi pidana bagi setiap orang yang menghalangi program pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif. Pelanggar dapat dikenai pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00. 

PEMBERIAN ASI SEHARUSNYA 

Berikan ASI pada bayi melalui gelas sloki, sendok, cup feeder dan jangan menggunakan botol susu, karena nanti bayi sulit untuk menyusui melalui puting ibunya lagi.

Maksimalkan anak menetek pada ibunya, karena menetek langsung lebih baik dari Eping (Exclusive Pumping) yaitu metode pemberian ASI di mana ibu memompa ASI secara teratur, lalu memberikan ASI perah tersebut kepada bayi melalui alat bantu, tanpa menyusui langsung dari payudara.

Terdapat perbedaan saat anak menyusui (menetek) dengan minum melalui dot. Saat menetek, bayi menggunakan otot wajah dan lidahnya untuk memompa ASI keluar dari payudara ibu, sedangkan saat menggunakan dot, aliran susu lebih mudah keluar, bayi hanya perlu menyedot tanpa banyak usaha. 

Perbedaan mekanisme antara bayi menetek & mengedot, yaitu :

1. Untuk mengeluarkan ASI dari payudara, bayi harus mengkoordinir gerakan lidah & rahang dalam suatu gerakan menghisap yang unik dalam menyusui. Sedangkan bila ngedot bayi hanya mengandalkan gaya gravitasi bumi & tidak perlu bersusah payah menghisap dengan benar.
.
2. Saat menetek, bayi harus membuka mulut dengan lebar & menarik jaringan puting & areola (bagian berwarna cokelat) hingga jauh ke dalam mulut , sedangkan bila ngedot bayi tidak perlu membuka lebar mulut atau hanya mencucut.
.
3. Saat menetek, gusi bayi akan memeras saluran ASI yang terdapat di bagian areola dan lidah akan memerah ASI sehingga mengalir dari areola & keluar melalui puting ke dalam mulut. Sedangkan bila ngedot, lidah tidak perlu bersusah payah memerah hanya cukup menerima susu yang mengalir keluar dari dot. (.facebook.com/solusilaktasi/photos/infosolusilaktasiperbedaan-mekanisme-menetek-mengedotbila-moms-berpikir-untuk-me/1361054534256806/?_rdr)

MENETEK VS EPING

Saat menetek banyak aspek terjadi;

  • Kontak fisik dan bonding : optimal, terjadi kontak kulit ke kulit dan respond timbal balik ibu-bayi
  • Efektifitas transfer ASI: sangat efektif, hisapan bayi menstimulasi payudara secara alami
  • Regulasi emosi  bayi : lebih baik karena mengaktifkan oksitosin dan memberi rasa aman
  • Stimulasi hormon ibu : tinggi, meningkatkan oksitosin dan prolaktin untuk produksi ASI dan bonding
  • Komposisi ASI: menyesuaikan real time dengan kebutuhan bayi
  • Respond Imun : lebih tinggi, air liur bayi memicu respon imun spesifik dari ibu
  • Aspek teknis : praktis , tidak perlu alat
  • Durasi menyusui : lebih panjang
  • Tidur Ibu : Selama menyusui, aktivitas otak ibu menunjukan EEG dengan pola yang mirip fase tidur nyenyak.

BREASTFEEDING # BREASTMILK

Menyusui, menetek , Exclusive Breastfeeding = menyusui eksklusif

ASI eksklusif = Exclusive Breastmilk # Exclusive Breastfeeding

Mudharat bila bayi tidak menyusu ke Ibu (termasuk jika diberi susu formula)

Bayi beresiko lebih tinggi untuk menderita;

  • Asma
  • Alergi
  • Infeksi telinga
  • Gangguan kardiovaskular
  • Infeksi pernafasan
  • IQ dan perkembangan kognitif lebih rendah
  • Obesitas
  • Anemia defisiensi besi
  • Diabetes tipe 1,2
  • Gangguan pencernaan
  • Kanker anak
  • Paparan kontaminan Lingkungan
  • Gangguan Tidur
  • Masalah perilaku
  • Kematian bayi mendadak

Mudharat bila ibu tidak menyusui bayi nya , ibu berpeluang mengalami:

  • Diabetes (gestasional maupun tipe 2)
  • Obesitas dan kelebihan berat badan
  • Osteoporosis
  • Kanker payudara, indung telur, dan rahim
  • HIpertensi dan penyakit kardiovaskular
  • Memperpendek jarak kelahiran
  • Alzheimer

Masalah yang biasanya membuat bayi diberikan dot;

  • Bayi menyusu terus tidak puas rewel
  • Kenaikan berat badan tidak optimal
  • Bayi sulit menetek langsung ke payudara

Jika ini terjadi carilah solusinya, dengan melakukan relaktasi atau kelas laktasi agar bisa kembali menyusui langsung tidak dengan dot. Relaktasi adalah upaya untuk mulai menyusui kembali setelah sempat berhenti.

Agar suplai ASI meningkat jangan  lupa minum cukup air, makan bergizi, istirahat cukup, kelola stress dan melakukan kontak kulit (skin to skin) dengan bayi agar  produksi ASI terjaga.

Karena hanya Ibu yang bisa memberikan yang terbaik , mencukupi kebutuhan nutrisi untuk Si Kecil di 1.000 hari pertama kehidupan melalui ASI , yang merupakan periode emas  pertumbuhan. Pemberian air susu ibu (ASI) selama 6 bulan pertama adalah cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan gizi  anak, karena dalam ASI terdapat berbagai antibodi dan zat-zat yang bisa menguatkan dan meningkatkan pertumbuhan bayi.

Talk show ini memberikan banyak manfaat diantaranya informasi mengenai manfaat dukungan menyusui bagi karyawati (dalam periode menyusui) di lingkungan kerja, menguatkan dukungan menyusui dilingkungan kerja Dompet Dhuafa dengan kebijakan dan fasilitas menyusui, dan terbentuknya kelompok masyarakat yang mendukung proses menyusui. Yuk sukseskan pemberian ASI Eksklusif.

Tetap semangat mengASIhi ya Bunda, Dukung Menyusui, menyusui langsung kepada ibu adalah hak bayi, dan menyusui adalah hak ibu.

LKC Dompet Dhuafa

LKC Dompet Dhuafa adalah singkatan dari Layanan Kesehatan Cuma-Cuma yang merupakan bagian dari lembaga filantropi Dompet Dhuafa, yang didirikan untuk memberikan layanan kesehatan menyeluruh dan gratis kepada kaum dhuafa (masyarakat kurang mampu). LKC Dompet Dhuafa beroperasi dengan mendanai program-program kesehatan melalui pengelolaan dana Zakat, Infaq, Shadaqah, dan Wakaf (ZISWAF) serta donasi lainnya.

Tujuan utama LKC Dompet Dhuafa adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dhuafa dan memberdayakan mereka untuk mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.

Fungsi dan Layanan LKC Dompet Dhuafa

  • Pemberian Layanan Kesehatan:
    LKC menyediakan berbagai layanan medis dan non-medis untuk masyarakat kurang mampu, termasuk di dalamnya layanan kesehatan preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
  • Pengelolaan Dana Sosial:
    LKC mengelola dana ZISWAF dan dana sumbangan lainnya untuk membiayai program-program kesehatannya.
  • Program Unggulan:
    Mencakup pos sehat di daerah terpencil, aksi tanggap bencana, operasi massal seperti bibir sumbing dan katarak, serta penyuluhan kesehatan.
  • Advokasi Jaminan Kesehatan:

LKC juga memberikan advokasi kepada dhuafa untuk membantu mereka mendapatkan akses jaminan dan pelayanan kesehatan.