Pernahkah terfikirkan bagaimana kondisi perekonomian petani sayur Indonesia saat kita membeli sayuran di pasar?
Pernahkah terfikir bagaimana rantai distribusi sayur dari para petani sampai di pasar atau Supermaket?
Beruntung saya berkesempatan untuk mengunjungi Kawasan Green Horti di Cipanas dalam rangka Media Gathering dan Blogger Dompet Dhuafa, 5 Juni 2017.
Berangkat dari Jakarta sekitar pukul 10:00 dan tiba di Cipanas pukul 12:00, setibanya di kantor Dompet Dhuafa Cipanas, kita disambut oleh Bpk Asep Hambali, pendamping yang ditugaskan oleh Dompet Dhuafa untuk program 3M.
Acara dibuka oleh Mas Bani, dilanjutkan dengan sambutan dari Mas Salman Alfarizi, Manager Corporate Communication Dompet Dhuafa yang menjelaskan mengenai agenda dan tujuan dari kunjungan ke Green Horti, Cipanas yaitu memperkenalkan program Green Horti sebagai salah satu upaya membuka belenggu kemiskinan, dalam hal ini petani di Cipanas.
Cipanas yang sejuk, menjadikan wilayah ini memiliki dataran tanah yang cocok untuk pertanian. Saya dan teman-teman sudah tidak sabar melihat langsung kebun sayur dan proses packing dilakukan. Untuk menuju ke lokasi, kita harus jalan menanjak lebih kurang sekitar 2 km.
Setibanya di lokasi perkebunan, kita mulai melihat kebun-kebun dari para petani mulai dari kebun Labu Siam, PakCoy, Kembang Kol, Lobak, Wortel, Cabai merah, bahkan brokoli. Jalan setapak tidak menyusutkan semangat saya, tuk melihat sebagian dari perkebunan seluas 6 ha.
Desa Sindangjaya, terletak di ketinggian 900-1000 meter di atas permukaan laut, karena itulah cuacanya sangat sejuk dan memiliki jenis tanah yang cocok untuk bercocok tanam sayuran.
Program 3M Mustahik Move to Muzaki, merupakan salah satu program dari Divisi Pertanian Sehat, Masyarakat Mandiri, dan Dompet Dhuafa yang mengikutsertakan 29 orang petani yang terdaftar di Paguyuban Sumber Jaya Tani, yang dijalankan diatas lahan sekitar 6 ha.
Masing masing petani mengelola lahan seluas 2000 m2, 500 m2 untuk pertanian organik, dan 1500 m2 untuk pertanian konvensional.
Komoditas sayuran yang ditanam pun beragam, diantaranya brokoli, wortel, pakcoy, buncis, kacang merah, timun jepang, kailan, bayam jepang, jagung, lobak, seledri, bit, selada, kol, kembang kol, seledri, daun mint dan daun bawang.
Komoditas sayur yang dihasilkan merupakan sayuran yang sering dibeli masyarakat, hal itulah yang membuat Karya Masyarakat Mandiri, Dompet Duafa, sebagai mitra petani berkeinginan untuk meningkatkan penghasilan para petani, dan merubah kondisi ekonomi dari Mustahik (penerima zakat) menjadi Muzzaki (Pemberi zakat).
Lebih kurang hampir 2 tahun berjalan, program ini telah mendapatkan pemberdayaan ekonomi sebesar 2.2 Milyar. Modal yang diberikan Dompet Dhuafa bukan uang, tetapi Para petani dampingan ini diberikan pelatihan budidaya sayur organik, pasca panen juga pemasaran. Kedepannya evaluasi akan dilakukan setiap tiga sampai 6 bulan, sampai para petani dapat mengelola semuanya sendiri.
Bantuan modal yang mereka terima selain pendampingan, diberikan berupa modal input budidaya seperti pupuk, benih unggul, pestisida organik, plastik sungkup, green house, pelatihan budidaya pasca panen dan bantuan pemasaran ke agen agen sayuran Bogor dan sekitarnya, sarana penunjang produksi seperti keranjang kontainer, satu unit sprayer diberikan , agar kualitas sayur hasil panen dapat terjaga dan dapat diterima oleh PT Masada.
Diharapkan dengan gerakan zakat 360 para petani sayur di Cipanas bisa meraih kemandirian ekonomi, sebagai upaya membebaskan diri dari kemiskinan.
Closing penerimaan order dilakukan di hari Selasa, Panen dilakukan setiap pagi setiap hari Rabu dan pengiriman dilakukan di hari Kamis.
Kita pun bisa menikmati hasil sayurnya saat berada di Jakarta, dengan minimum pembelian Rp 100.000/transaksi (diluar ongkos kirim), atau bebas ongkos kirim dengan minimal order Rp 250.000/transaksi.
Setelah sayur di panen, sayur dicuci bersih dan ditiriskan sebelum proses packing dilakukan. Untuk mempercantik penampilan, hasil panen tersebut di packing sesuai dengan jenis sayurannya, misalnya menggunakan plastic bag untuk pokcay dan wadah sterofom untuk buncis. Semuanya menggunakan timbangan digital, sehingga takarannya pun akan sesuai. Setelah ditimbang, proses dilanjutkan dengan packing,
Packing dilakukan agar lebih terlihat rapi, bersih dan menarik. Sayur hasil dari program Green Horti ini diberi nama “Sayur Sae”. Hasil panen dijual ke area Jakarta, Cipanas dan Bogor.
Pemasaran hasil sayuran yang ada saat ini adalah Ibu Ibu yang memiliki group whatsup, koperasi, perkantoran dan guru.
Manfaat Zakat 360 yang menyeluruh dapat meningkatkan ekonomi dan taraf produksi sayur mayur dari Paguyuban Sumber Jaya Tani.
Naiknya produksi sayur yang dikelola petani dapat mewujudkan kehidupan yang lebih layak , karena hasil sayur yang ada sangat berkualitas baik, segar, dan bersih.
Saat ini masyarakat lokal terkadang membeli produk luar karena tergiur dengan tampilan packaging, pengolahan dan kualitas sayur mayur tersebut tanpa diberikan zat kimia.
Paguyuban Sumber Jaya Tani mengubah pertanian dengan unsur alami atau organik, pengemasan secara modern,sehingga menghasilkan kualitas sayur yang baik .
Zakat 360 dapat dijadikan landasan perubahan ekonomi karena memberantas kemiskinan, dan semua itu dibutuhkan peran semu pihak dalam berbagai sektor.
Dompet Dhuafa memiliki jargon 5 lingkaran kemiskinan yaitu ekonomi, kesehatan, pendidikan, budaya dan agama.
Dompet Dhuafa adalah lembaga nirlaba milik masyarakat Indonesia yang bertujuan mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZIAWAKAF (Zakat , Infak, Sedekah dan Wakaf) , sudah 23 thn lebih Dompet Dhuafa berikan kontribusi layanan bagi perkembangan ummat dalam bidang sosial, kesahatan, ekonomi, bencana dan CSR.
Semoga petaninya sejahtera terus….