Bahagianya bisa kembali menginjakan kaki di Punclut setelah 7 tahun lalu, saat Punclut belum seramai sekarang.
Punclut atau Puncak Ciumbuleuit , sekarang bukan hanya dikenal dengan wisata kuliner tetapi juga sekarang menawarkan banyak spot instargamable untuk kita yang hobi berfoto.
Punclut atau Puncak Cieumbeulit Utara lokasi nya sekitar 7km dari pusat kota Bandung. Tepatnya di seberang Rumah Sakit TNI AU Dr. Salamun, sampai menuju ke arah Lembang.
Banyak tempat yang bisa kita coba disini, jadi sebaiknya datang ke Punclut sejak pagi hari agar puas jalan-jalannya dan mendapatkan tempat parkir yang enak.
Tempat yang bisa kita kunjungi adalah Angkringan De BlankON,
D’Dieuland, Lereng Anteng, Tafso Barn, Dago Bakery, Cakrawala Nature Sparkling Restaurant yang semuanya menawarkan keindahan alam Punclut dan spot instagramable.
Ada juta rumah makan yang terkenal dengan masakan sambil menikmati pemandangan yang indah dan semilir angin.
D’Dieuland adalah tempat mainan dengan skywalk yang dicat warna-warni yang eye catching , dan kita bisa menikmati kuliner di trampolin, ayunan bundar, dan ada wahana flying foxnya.
Di Tafso Barn kita bisa memilih makan di tenda-tenda berbentuk sarang burung dan meja-meja seperti pesta kebun.
Dago Bakery, kemarin juga terlihat sangat penuh karena tingginya antusias untuk berfoto dengan latar belakang Castle atau istana.
Tempat yang kita coba kemarin agak lama adalah Lereng Anteng Panoramic Coffee Place, dengan niat awal hanya mencicipi kopinya.
Ternyata tempat ini menawarkan suasana yang romantis dengan anginnya yang sejuk, dan pemandangan perbukitan, membuat kita berat meninggalkan kota Bandung.
Lereng Anteng Panoramic Coffee Place tersedia tenda tenda plastik bening yang unik, tapi berhubung kemarin penuh akhirnya kita menikmatinya di bagian atas resto yang ga kalah bagusnya.
Di bagian atas restonya, ada sofa sofa dan tersedia juga meja dengan banyak bean bag, dengan latar belakang perbukitan.
Disini kami mencoba beberapa menu mulai dari otak-otak, bakwan, mie rebus, ice coffe, french fries, dan carbonara.
Soal harga cukup mahal untuk beberapa menu, namun selebihnya menunya seperti kebanyakan harga jajanan di Jakarta, harga di menu belum termasuk ppn dan service. Selain cash, menerima juga debit tapi hanya BCA.
Kalau untuk soal rasa, kami sekeluarga kompak bilang biasa saja, hanya saja terasa enak karena memang sambil menikmati suasana selama di sana dimana menikmati menu yang kita pesan sambil melihat keindahan Punclut.
Kemarin kami memesan cukup banyak menu, karena masih betah dan belum mau pulang, diantaranya mie rebus dan goreng 10k, kue cubit 18K, kentang goreng 22K, otak-otak @6500 minimal pesan 5 pcs, bakwan, ice chocolate, vietnam drip 21K.
Untuk makan siang , menurut rekomendasi kita bisa memilih makan di beberapa tempat yang terkenal seperti di Saung Punclut Teh Ita 2, Teh Ita 1, dan RM Sangkan Hurip 2 yang menawarkan menu menu rumahan seperti ayam goreng, sambal dan yang lainnya.
Semuanya makanan – makanan tradisional Sunda yang ada di kawasan Punclut, dengan konsep lesehan. Ayam goreng, ayam bakar, tahu, tempe goreng, ikan goreng, ikan bakar, sambal , lalapan akan menjadi pilihan kita.
Untuk menuju ke sini cukup mengambil jalur ke Ciumbuleuit.
Sayang karena waktunya sudah terlalu sore dan harus kembali ke Jakarta,kita kemarin belum mencobanya lagi.
Cerita yang tidak akan kami lupa kemarin adalah saat kami harus menaiki tanjakan yang luar biasa dan dibutuhkan keberanian dan stamina kendaraan kita.
Jalan Punclut itu berupa tanjakan terjal dan turunan curam, ternyata yang kita lewati kemarin adalah Tanjakan Naga yang berada di Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Ternyata biasanya banyak kendaraan roda empat atau dua mengalami kendala mogok di Tanjakan Naga yang berada di Jalur Punclut.
Tanjakan Naga ini memang cukup panjang dan ekstrem, lebar jalan nya juga sempit. Jadi pastikan rem dan mesin kendaraan ada dalam kondisi baik.
Tanjakannya benar benar tajam, dan kita melewatinya karena mengikuti maps google saat kita berangkat dari Jl.Setiabudi, sepertinya itu adalah jalan alternatif tapi jika ingin lewat sana pastikan kendaraan ada dalam kondisi prima.
Tapi tak perlu khawatir, banyak warga sekitar yang standby dan siap membantu melewati dan mengatur alur kendaraan untuk melewati tanjakan tersebut.
Dan Tanjakan Naga tidak akan menghalangi niat kami untuk kembali ke Punclut.
Dok: by me