Indonesia saat ini berada di urutan keempat dunia yang jumlah anaknya memiliki pertumbuhan yang tidak maksimal. Stunting tidak pernah bosan untuk didiskusikan, termasuk diskusi tanggal 24 Januari 2018 lalu yang bertempat di Bunga Rampai, Jakarta. Tempo Media mengadakan Ngobrol Tempo dengan tema “Cegah Stunting, Meningkatkan Daya Saing Bangsa”. Diskusi yang membahas gizi dan stunting di Indonesia, dari sisi kesehatan dan ekonomi.
Ngobrol Tempo kali ini menghadirkan nara sumber Narasumber :
1. Fasli Jalal, Pakar Nutrisi, Dewan Pembina Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI)
2. Sri Enny Hartati, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF)
3. Yanuar Nugroho, Deputi II Kepala Staf Kepresidenan
4. Iing Mursalin, Direktur Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mencegah Stunting MCA-Indonesia
Dengan Moderator : Mardiyah Chamim, Direktur Tempo Institute
Acara ini juga disiarkan live melalui Facebook Tempo Media dan live tweet dengan hastag #NgobrolTempo dan #CegahStunting.
Di Indonesia 9 juta anak dibawah 5 tahun mengalami pertumbuhan tidak maksimal, dan menduduki peringkat ke 5 di dunia.
Stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.
Stunting bukan hanya masalah tinggi badan, namun masalah kurang gizi kronis yang pertumbuhannya tidak maksimal.
Hampir 9 juta atau lebih dari 1/3 balita di Indonesia mengalami stunting. Di Indonesia terdapat 5 provinsi dengan angka stunting tertinggi yaitu Lampung, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan 51.73% .
Ibu Mia Fitri, Direktur MCA Indonesia membuka diskusi ini dengan mengingatkan kembali akan bahaya stunting, yang telah menjadi isu prioritas nasinal. Banyak orang yang belum mengetahui stunting memiliki dampak bahaya, dampak ekonomi secara jangka panjang, dan kinerja bangsa.
MCA Indonesia adalah lembaga yang diamanatkan untuk mengelola hibah dari Amerika yang merupakan kerjasama bilateral Indonesia dan Amerika dan berada di dibawah Bappenas.
Nara Sumber pertama : Fasli Jalal, Pakar Nutrisi, Dewan Pembina Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI)
Fasli Jalal, Pakar Nutrisi, Dewan Pembina Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) sempat menjelaskan mengenai kelebihan Indonesia di mata dunia, namun saat ini Indonesia mengenai anak termasuk ke 47 negara di dunia yang memiliki masalah gizi yang besar.
Kasus kekurangan gizi mengakibatkan anak gagal tumbuh sehingga anak berkembang tidak sesuai dengan potensinya. Dulu kekurangan gizi dilihat dari berat badan berbanding umur, namun indikator saat ini adalah apa yang mengganggu produktivitas yaitu gagal tumbuh karena kurang gizi kronik yang berdampak pada sel otak.
Jika anak gagal tubuh saat kecil, pada usia sekolah anak akan telat untuk berfikir saat menerima pelajaran, saat dewasa akan memiliki produktivitas rendah dan menderita penyakit seperti jantung, diabetes, stroke.
PBB membuat skema mengenai penyebab langsung karena tidak cukup asupan makanan ke dalam tubuh anak, makanan bisa tersedia di rumah namun tidak dikonsumsi anak karena tidak diberikan reguler pada anak, atau perhatian orang tua kurang. Ketahanan pangan tidak tersedia di rumah atau masyarakat akibat harga mahal, pangan tidak tersedia karena bencana kekeringan, banjir juga bisa menyebabkan kurangnya asupan gizi pada anak.
Adanya cacing gelang dan tambang di dalam perut anak menjadi penyebab nutrisi tidak bisa terserap karena mencuri di usus anak. Karena itu obat cacing harus rutin diberikan setiap 6 bulan sekali.
Hal kedua yang menyebabkan anak kurang gizi adalah Infeksi seperti campak. Kombinasi campak dengan kurang gizi merupakan penyebab kematian.
Jaga kesehatan dengan cara imuniasi, jaga sanitasi, air bersih, perilaku hidup seimbang dan cuci tangan , serta pengasuhan, pendidikan keluarga.
Nara Sumber kedua Ibu Sri Enny Hartati, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), yang memaparkan mengenai dampak Stunting secara ekonomi
SDM yang kualitas gizinya kurang, otomatis akan mengakibatkan SDM yang tidak memiliki daya saing yang berbasis kreatifitas.
PENYEBAB STUNTING :
Stunting terjadi saat janin masih berada dalam kandungan, namun baru terlihat saat anak berusia 2 tahun.
Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, yang menyebabkan mudah infeksi dan sakit dan postur tubuh tidak maksimal saat dewasa. Saat yang bersamaan, kemampuan kognitif anak akan berkurang.
Kekurangan gizi dalam waktu yang lama pada 1000 hari pertama kehidupannya, kurang asupan gizi sebagai akibat pola asuh yang tidak sesuai dan infeksi bakteri atau kuman karena pola hidup yang tidak bersih (BAB sembarangan).
AKIBAT STUNTING :
- Anak akan kehilangan IQ 11 % dari anak normal
- Perkembangan otak dan fisik terhambat
- Sulit berprestasi
- Rentan terhadap penyakit
- Mudah mengalami kegemukan saat dewasa (yang dapat mengakibatkan beresiko berpenyakit Jantung atau penyakit tidak menular lainnya)
STANTING TERHADAP INTELEGENSI :
Anak stanting lebih banyak mempunyai IQ rendah dibandingkan anak yang normal..
PENGARUH TERHADAP EKONOMI :
- stunting akan berdampak bagi perorangan dan masyarakat Indonesia
- Di usia produktif, anak stanting memiliki penghasilan 20% lebih rendah dari pada anak yang tumbuh dengan optimal.
- Stanting dapat menurunkan produk domestik bruto negara sebesar 3%
- Kerugian negara akibat stanting mencapai sekitar Rp 300 triliun per tahun
SOLUSI MENCEGAH STUNTING :
- Memastikan kesehatan dan cakupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan, yaitu pada masa kehamilan dengan mengkonsumsi makanan gizi seimbanag, terutama makanan berprotein hewani, agar janin sehat dan selamat.
- Usia 0-6 bln berikan ASI
- 6-2 tahun, penambahan MPASI dengan jumlah, frekuensi dan keneragaman yang cukup dengan usianya. ASI dilanjutkan hingga 2 thn
- Anak-anak harus tinggal di lingkungan yang bersih dan menggunakan jamban yang sehat
Indonesia tentunya bisa bebas dari stunting, pastinya dengan dukungan dari semua pihak. Adapun program-program yang bisa dilakukan adalah :
- Pemberdayaan masyarakat, dengan menguatkan Posyandu dan kelas Ibu dan mengakses Puskesmas
- Pelatihan tenaga kesehatan, untuk bidan dan kader agar dapat memberikan pelayanan gizi dan kesehatan yang lebih baik, misalnya dengan konseling pemberian makan bayi dan anak (PMBA), pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dan pelatihan cara mengukur tinggi dan berat badan anak.
- Pemberian suplemen gizi mikro untuk ibu dan balita, Pemerintah harus memastikakan ketersediaan Tablet Tambah Darah untuk ibu hamil, vitamin A dan obat cacing di fasilitas-fasilitas kesehatan.
- Memfasilitasi keluarga untuk memiliki dan menggunakan jamban sehat serta mengkonsumsi air minum yang aman. Angka diare anak-anak yang keluarganya buang ar sembarangan masih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan jamban sehat. Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat harus diperluas, agar masyarakat bisa menikmati jamban sehat. Akses terhadap air bersih juga harus diperluas, dan perlu diberi pendidikan agar masyakarajat bisa mengolah dan menyimpan air minum dengan aman.
- Upaya perubahan perilaku dan advokasi terhadap pemangku kepentingan. Program yang dibuat tidak akan berhasil juka tidak ada perbaikan perilaku serta kebijakan pemerintah. Pencegahan stanting harus menjadi prioritas bersama.
Jika angka stunting turun, maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat. investasi pencegahan stunting menjanjikan keuntungan hingga 48x lipat, artinya keuntungan bisa mencapai 4.8 milyar rupiah.
Intervensi pada 1000 hari pertama kehidupan anak, sangat penting untuk mencegah dampak negatif jangka panjang dari anak stanting akibat kekurangan gizi.
MCA INDONESIA
Millennium Challenge Account Indonesia (MCA-Indonesia) resmi dibentuk sebagai lembaga wali amanat pengelola Hibah Compact pada 2 April 2013, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 2 Tahun 2012. Pada saat yang bersamaan, Program Compact secara resmi beroperasi di Indonesia.
Pemerintah Indonesia membentuk MCA-Indonesia sebagai institusi pengelola hibah sesuai dengan Perjanjian Hibah Compact.
Hibah Compact merupakan salah satu pilar utama Kemitraan Komprehensif Amerika Serikat – Indonesia. Program Compact ini bertujuan mengurangi kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan diselenggarakan selama 5 tahun, pada periode 2013-2018. Dana hibah digunakan untuk membiayai tiga proyek, yaitu: Kemakmuran Hijau, Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Stanting, dan Modernisasi Pengadaan.
Program Compact bertujuan mendukung upaya pengentasan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi.
Sumber : www.mca-indonesia.go.id