Siapa yang suka meredam kemarahan kepada orang lain, saat ada sesuatu yang dilakukan orang lain dan kita merasa tidak sreg dengan apa yang telah dilakukannya. Saya sering mengalaminya dalam kehidupan sehari-hari.

Rasa marah tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja, tapi bisa juga dialami oleh anak kecil misalnya saat mainannya direbut paksa oleh temannya. Rasa marah adalah sebagian dari bentuk emosi yang dimiliki oleh manusia.

Emosi adalah suatu perasaan yang dimiliki setiap manusia, yang digunakan untuk menggambarkan apa yang dirasakan oleh seseorang ketika adanya suatu  perubahan yang terjadi namun tidak sejalan dengan pemikiran seseorang di  dalam kehidupannya sehari  – hari.

Emosi adalah suatu gejala dari psiko fisiologis yang akan menimbulkan efek pada persepsi, sikap dan tingkah laku yang diwujudkan dalam bentuk suatu ekspresi tertentu.

Marah

adalah emosi yang muncul ketika sesuatu kehendak  atau harapan seseorang terhadap suatu hal tidak terpenuhi karena adanya hambatan tertentu.

Faktor timbulnya amarah

Marah ternyata ada dua tipe, marah implisit (anger in) dan marah eksplisit (anger out). Marah anger in  yaitu bentuk marah pada diri sendiri yang bisa berakibat depresi dan menimbulkan rasa benci.

Sedangkan marah anger out bentuk marah yang ditujukan pada orang lain atau perusakan benda-benda sekitarnya (Andetyowati Nastiti, dkk, 2014).

Marah anger out  adalah perilaku marah yang dieskpresikan dengan melukai psikis pada orang yang menjadi sasaran. Misalnya ucapan yang menyinggung perasaan, memaki-maki, menghina, merendahkan, memperlakukan berbeda, menyepelekan orang lain.

Sedangkan marah anger out  adalah marah yang melukai secara fisik. Ekspresinya adalah menampar, meludahi, menjambak, menendang, memukul.

Ternyata ada juga amarah yang terjadi begitu saja pada pribadi tertentu. Ada orang yang mudah marah, yang disebut pemarah. Pemarah bisa marah-marah dalam berbagai situasi, di mana saja, kapan saja. Emosinya meledak-ledak tanpa peduli dengan orang-orang sekitarnya.

Cara Meredam Marah Ala Saya

Allah SWT berfirman, ” … dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memberi maaf orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali Imran:134).

Ayat ini selalu mengingatkan saya, untuk tidak larut dalam kemarahan atau kesal yang berlarut-larut terhadap sesuatu hal atau seseorang.

Saat kita sedang merasa marah atau kesal dengan orang lain, sebaiknya kita tetap berdamai agar perasaan kita tetap tenang dan tidak dimanfaatkan oleh orang lain.

Dampak Marah Terhadap Kesehatan

Menurut megapolitan.kompas.com, seseorang yang mempunyai sifat pemarah, kecemasan tinggi lebih rentan terkena serangan jantung karena adanya ketidakstabilan emosi.

Stres dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, penyempitan pembuluh darah, pemecahan plak, dan pembekuan yang akhirnya terjadi serangan jantung (Gaya Hidup, 2015).

Emosi marah yang tidak terkontrol pastinya  akan berdampak negatif, pada  faktor psikologis, hubungan sosial, dan kesehatan.

Diantaranya bagi kesehatan  yaitu jantung berdebar lebih keras, tekanan darah meningkat, cepat lelah, daya tahan tubuh menurun, hati tidak bahagia, tambah musuh, perasaan terluka, tidak bahagia, timbul masalah baru, sakit kepala, rentan terkena serangan jantung, stroke, emosi meninggi, merusak barang, depresi,  bahkan bunuh diri, anarkistis, dan berbuat kriminal.

Kiat berdamai dengan diri sendiri saat marah atau kesal terhadap orang lain agar tidak ada kebencian satu sama lain, untuk saya adalah dengan cara :

  1. Sabar
  2. Diam , jangan terpancing emosi
  3. Tarik nafas panjang, relaksasi
  4. Menyendiri tenangkan diri, melakukan instrospeksi diri
  5. Melakukan kegiatan hobi sendiri yang akan membuat kita lupa bahwa kita sedang kesal
  6. Jangan membuat status di media sosial,yang akan membuat orang lain bertanya dan menduga-duga mengenai siapa status yang dimaksud.
  7. Tegur langsung melalui wa’ atau sms  jika memang hal tersebut terasa sudah kelewatan
  8. Berbicara seperlunya dengan yang bersangkutan
  9. Tetap tersenyum’
  10. Membuat diary sebagai media mengungkapkan curahan hati

Referensi :

dosenpsikologi.com

terapiotak.com