Menjadi konsumen, saya pribadi sangat melihat packaging yang digunakan. Beruntung pada 20 September 2017 lalu, saya bisa hadir di salah satu event Tetra Pack dengan tema “Tetra Pak Index 207, The Connected Customer”.

Bertempat di Hotel Fairmont, acara ini dimulai sekitar pukul 10.30 siang. Nara sumber yang hadir  ini adalah Gabriella Angriani, Communication Manager Tetra Pak Indonesia, Tuhu Nugraha seorang Digital Expert yang juga dosen di Almamater saya London School of Public Relations Jakarta, Cynthia Tenggara, owner dari Berry Kitchen (On line Catering Service).

Tetra Pak merupakan perusahaan di bidang pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman yang sudah tidak asing lagi, hampir setiap snack atau minuman yang kita konsumsi menggunakan packaging dari Tetra Pak ini.

Tetra Pak Index

Tetra Pak Index  adalah laporan dari riset tahunan dari Tetra Pak yang telah dilakukan di 57 negara  termasuk Indonesia, dan kali ini merupakan edisi ke 10 yang diluncurkan di bulan September 2017.

Penemuan ini akan menjadi informasi mengenai trend global dan informasi peluang bagi industri makanan dan minuman.

Tetra Pak  adalah perusahaan yang selalu menghadirkan produk yang aman, inovtaif, berwawasan lingkungan di lebih dari 170 negara di seluruh dunia.

Motto Tetra Pak selalu ingin melindungi yang baik, dengan komitmen menghadirkan makanan yang aman dan tersedia dimanapun.

Tetra Pak selalu menghadirkan Index setiap tahunnya dengan tema berbeda  yang berisi insight mengenai trend yang terjadi di market, dan bagaimana cara untuk  meraih sukses di bidang Food and Beverages.

Untuk Tahun ini temanya adalah Connected Customer, yang diarahkan mengenai koneksi yang terjadi secara online, konsumen yang  terkoneksi satu sama lain termasuk terkoneksi dengan merk dan benefit yang didapatkan oleh pemain Food and Beverages.

Bagaimana cara memenangkan konsumen yang saling terhubung secara digital di Indonesia?, Tetra Pak Index 2017 mengungkapkan bahwa perilaku konsumen dan kemasan memegang peranan penting untuk membangun engagement.

Pemilik brand saat ini memiliki tantangan, karena konsumen saat ini di Indonesia 40% diantaranya adalah penguna  aktif sosial media. Pemilik brand harus berfikir kreatif agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan tepat.

Saat ini penguna internet didominasi generasi milenial dan Z, yang lahir di era digital dimana smartphone dan belanja online sudah menjadi bagian dari rutinitas harian.

Pemilik brand harus menciptakan strategi yang tepat untuk mempengaruhi keputusan pembelian mereka, memahami hal apa yang mendorong mereka, menciptakan pengalaman menarik bagi brand yang bisa dirasakan online dan offline, ujar Gabrielle Angriani.

Temuan Tetra Pak Index 2017 menunjukan bagaimana konsumen saat ini telah mengalami perubahan dalam sebelum melakukan pembelian suatu barang/pemilihan brand tertentu.

Saat ini konsumen mencari informasi produk sebelum, selama dan setelah membeli dan mengacu pada setidaknya empat sumber informasi sebelum mengambil keputusan untuk membeli.

Konektivitas yang lebih besar dan pertumbuhan platform online secara tepat merupakan tantangan bagi pemilik brand. Di Indonesia, lebih dari 106 juta orang menggunakan media sosial setiap bulannya  dan 85% diantaranya mengakses melalui smartphone.

Sosial media memiliki pengaruh besar bagi pertumbuhan bisnis, khususnya online. Konten buatan pengguna (user generated content) semakin penting di era digital.

Ulasan konsumen independen menjadi hal terpenting yang dapat mempengaruhi pemasaran suatu produk. Adalah Super Leader, atau influencer masa kini dengan engangement tinggi dapat mempengaruhi penyebaran suatu brand di masyarakat.

Super Leader merupakan konsumen terhubung yang paling aktif dan berpengaruh secara global dan 98%  terus terhubung sepanjang hari. Berinteraksi dengan konsumen ini ( yang selalu tulus menulis ulasan dan berbagi pengalaman setiap minggu), akan memungkinkan suatu brand menjangkau dan mempengaruhi konsumen yang terhubung secara massal.

Super Leader saat ini hanya 7%  dari 3.6 milyar konsumen yang terhubung secara global dari jumlah total populasi online. Super Leader biasanya adalah pengadopsi paling awal, influencer dan trendsetter, yang selalu posting dan komen dengan foto yang bertujuan berbagi pengalaman melalui sosial media yang mereka miliki.

Konsumen yang terhubung, biasanya akan lebih mempercayai dibandingkan dengan iklan yang ada di media periklanan baik cetak, audio,visual. Khusunya hal terbaru dan menarik untuk di coba atau dirasakan.

Temuan Tetra Pak Index 2017 lainnya adalah kemasan yang memiliki peranan penting untuk menghadirkan keterlibatan konsumen dalam penggunaan suatu brand, saat ini brand yang memiliki packaging yang instagramable akan dilirik oleh konsumen dan terkadang tanpa memperdulikan rasa, atau manfaat yang didapat dari penggunaan brand tersebut.

Desain kemasan merupakan cara efektif untuk membangun brand melalui pengalaman multi sensorik, dan brand bisa memanfaatkan kemasan sebagai alat pemasaran utama dalam menarik perhatian konsumen.

Hal ini pun saya alami, setelah melihat iklan, saya lebih memilih minuman susu anak yang memiliki hadiah atau packaging yang menghadirkan teknologi AR (Augmented Reality), dimana gambar pada botol kemasan dapat menari dan bergerak setelah dilakukan scan dengan menggunakan aplikasi tertentu di Smartphone.

Tetra Pak pun saat ini terus berinovasi dengan packaging yang dihadirkan misalnya packaging dengan bentuk prisma, segitiga, tutup putar, teknologi AR dengan tetap menggunakan bahan dasar karton karena untuk mempermudah proses daur ulangnya.

Dengan Tetra Pak Index 2017, Tetra Pack menyediakan solusi lengkap untuk memperluas wawasan, teknologi manufaktur, hingga proses pemasaran untuk membantu pelaku bisnis dan Tetra Pak hadir untuk membantu brand memanfaatkan ide dan kemasan produk inovatif sebagai penghubung penting untuk meningkatkan keterlibatan dengan konsumen.

FAKTA :

  • Ada 3.6 M conected customer, yaitu orang-orang  yang melakukan pembelian di dunia digital
  • Rata-rata  menghabiskan waktu online selama 4 jam perhari
  • 58% ingin terkoneksi dengan merk, bukan hanya banyak follower, namun ingin terkoneksi dengan merk, misalnya postingan sepatu yang mention brand yang dibeli dan mengharapkan brand itu akan membalas perkataan mereka.
  • 48% ingin involve secara aktif dengan brand
  • Connected customer ketika melakukan pembelian sangat percaya mengenai teman dan keluarga yang melakukan independent review
  • Saat ini lebih ke arah jualan di sosial media, konsumen percaya dan membeli jika telah membaca review dari sesama mereka, yang telah membeli suatu produk/brand tertentu.
  • Connected Customer dibagi menjadi beberapa : sesekali saja online, observer yang hanya melihat review orang dan super leader.

Super Leader adalah orang yang selalu menulis review mengenai suatu produk yang mereka gunakan dan  selau tag ke brand, suka atau tidak  suka mereka  tidak  malu untuk posting dan membagikan review di media sosial  , dengan harapan akan ada tanggapan atau penjelasan dari  brand yang digunakan.

Jaman dahulu saat akan membeli barang sifatnya lebih  linear (searah) , namun saat ini lebih kepada network yaitu mencari hasil review di online, karena mereka jujur dan tidak dibayar, dan setelah itu baru mereka akan memutuskan untuk membeli dan menggunakan suatu brand tersebut.

Media sosial saat ini menjadi tempat untuk belanja online, cukup dengan hastag tertentu, kita bisa menemukannya dengan mudah dan melakukan pembelian.

E-commerce saat ini sedang naik daun, dan prediksinya di tahun 2021 pembelanjaanan food beverage akan  dilakukan secara online.

Suatu merk harus memiliki konsistensi dalam keberadaan online dan offline, baik dijual di pasar  tradisional maupunonline, harus memiliki bentuk dan  packaging yang  sama.

Packaging saat ini sebaiknya dapat dibuat secara  personalized, dan custom (sesuai keinginan customer)

3 sumber penentu dalam melakukan pembelian seorang konsumen saat ini adalah :

  • Website brand
  • Sosial Media brand (buat konten yang user generate view)
  • Review di platform belanja

Dengan diadakannya Tetra Pack Index dapat menambah wawasan konsumen baru  untuk Indonesia, pihak pemilik brand Indonesia dapat memajukan bisnis dan melakukan strategi marketing  untuk penuhi kebutuhan konsumen.

PERKEMBANGAN DIGITAL DAN MANFAAT DIGITAL MARKETING

Menurut Tuhu Nugraha, pertumbuhan internet Indonesia di 2016  berdasarkan hasil hasil riset adalah 132 juta untuk pengguna internet dan menggunakan smartphone, dan yang  mengakses usianya adalah mulai dari 25 tahun.

Penggunaan internet paling besar adalah untuk informasi hiburan, dan disusul dengan berita.

Masyarakat Indonesia saat ini masih takut untuk membeli online, mungkin karena metode pembayaran  yang digunakan, karena saat ini 36% masih menggunakan metode ATM dan Cash On Delivery.

Dalam penjulan online yang dilihat pertama kali adalah kemasannya. Instagramable akan lebih mudah dilirik konsumen untuk dipesan.

Packaging merupakan bagian dari konten dan packaging “will sell it self”, akan menjual dengan sendirinya dengan bantuan media sosial yang diupload oleh konsumen.

Jadi mulai saat ini mulailah menjadi  seller yang memperhatikan packaging dari produk yang kita pasarkan.