Merasa kan kalau belakangan ini cuaca sedang tidak bersahabat,  cuaca ekstrim dan sulit ditebak, suhu udara ekstrim, jam 8 pagi sudah sangat panas terik, kemudian di siang hari tiba tiba hujan deras disertai angin kencang,  hujan lebat disertai kilat dan petir, ada juga yang mengalami siklon tropis, gelombang tinggi, sampai hujan es.

Perubahan iklim

Dokpri

Di berita jika kita lihat angin dan hujan deras banyak mengakibatkan banyak pohon tumbang, ada juga yang sampai menyebabkan korban jiwa dan materi.

Dulu waktu sekolah, dan ga bisa lupa adalah hafalan waktu hujan dan kemarau, berakhiran ‘ber’ itu musim hujan, selebihnya musim kemarau.Tapi sekarang, sudah berbeda.

Walaupun kita bisa mengantisipasi dengan memakai payung atau sunblock, tetap saja rasanya kurang nyaman dan tugas kita untuk tahu harus melakukan aksi apa yang bisa kita lakukan untuk perubahan yang lebih baik.

Ternyata penyebab semua ini adalah fenomena perubahan iklim global, yang akibatnya berdampak pada kehidupan manusia, hewan, alam, lingkungan, ekonomi, kesehatan, kelestarian alam dan tumbuhan.

EFEK PERUBAHAN IKLIM 

indonesiabaik.id menyampaikan bahwa dampak perubahan iklim diantaranya musim kemarau berkepanjangan, berkurangnya sumber air, peningkatan volume air karena mencairnya es di kutub, curah hujan tinggi, terjadinya bencana alam angin puting beliung.

Kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya pemanasan suhu bumi, kenaikan batasan air laut, terjadinya banjir dan badai. Belum lama di berita diinfokan fenomena es di kutub-kutub bumi meleh, akibatnya permukaan air naik dan akibatkan banjir, serem kan?.

Menurut ditjenppi.menlhk.go.id , perubahan iklim global diantaranya akan mengakibatkan munculnya  penyakit yang berhubungan dengan bakteri dan udara misalnya penyakit kulit akibat jamur, dan alergi. Karena  Indonesia yang memiliki iklim tropis, jika musim kemarau berkepanjangan, maka  kondisinya akan membuat nyaman bagi  perkembangan bakteri, virus, jamur dan parasit, tumbuh sangat subur dan bertahan hidup lebih lama, akibat kelembaban udara saat musim kemarau cukup tinggi.

Cuaca ekstrim, sulit ditebak , bisa  mengakibatkan hujan terus-menerus, angin kencang, sebabkan banjir karena daratan tidak siap menampung limpahan air banyak. Banjir akan mengakibatkan lingkungan kotor, sehingga kasus malaria dan demam berdarah dengue akan meningkat.

Kemarau panjang karena peningkatan suhu bumi, bisa akibatkan kebakaran hutan atau semak-semak, asapnya mencemari udara yang akhirnya berdampak pada kesehatan pernafasan manusia dan muncul kasus infeksi pernapasan atau kita kenal dengan ISPA (batuk, pilek, hidung tersumbat,  sakit tenggorokan, pegal tubuh, bersin, sakit kepala, demam, nafsu makan berkurang, meriang). Kemarau panjang juga bisa mengeringkan sawah, ladang dan sumber air di masyarakat.

Kondisi ekstrim lingkungan bisa mempengaruhi daya tahan tubuh kita menjadi gampang sakit,  suhu ekstrim juga bisa membakar kulit.

PERUBAHAN IKLIM

Perubahan iklim atau fenomena pemanasan global, adalah terjadinya peningkatan gas rumah kaca pada lapisan atmosfer dan berlangsung untuk jangka waktu tertentu. Hal ini tentu berdampak pada kehidupan manusia.

Iklim yang berubah  terus menerus karena ada interaksi dan faktor eksternal seperti erupsi vulkanik, variasi sinar matahari, dan faktor-faktor akibat kegiatan manusia seperti misalnya perubahan pengunaan lahan dan penggunaan bahan bakar fosil. (https://indonesiabaik.id/)

Bahan bakar fosil adalah salah satu bahan yang mengandung hidrokarbon asal biologis, energi yang ditemukan dalam kerak bumi dan dapat digunakan sebagai sumber energi. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas alam, minyak serpih, bitumen, pasir tar, dan minyak berat. (ekonomi.bisnis.com)

CO2 atau karbon dioksida adalah salah satu produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar fosil, yang dipakai dalam industri, transportasi, dan konstruksi tentunya menambah jumlah CO2 ke atmosfer bumi. CO2 menyerap radiasi inframerah (energi panas bersih) yang dipancarkan dari permukaan bumi dan memancarkannya kembali ke permukaan. Solusinya mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil dengan mengembangkan energi baru, seperti  sumber energi dari angin, matahari, air, ombak, panas bumi, dan nabati.

Kementerian Lingkungan Hidup mendefinisikan perubahan iklim global sebagai proses perubahan kondisi fisik atmosfer bumi yang berupa suhu hingga distribusi curah hujan. (merdeka.com/)

PEMANASAN GLOBAL VS PERUBAHAN IKLIM

Pemanasan global adalah suatu fenomena yang terjadi  akibat peningkatan jumlah emisi gas rumah kaca pada atmosfer bumi. Pemanasan global adalah satu fenomena yang terjadi dalam serangkaian perubahan iklim global, yang indikator diantaraya suhu bumi, kondisi awan, angin, prespitasi, radiasi matahari.

FAKTOR PERUBAHAN IKLIM 

Ternyata banyak faktor yang mengakibatkan perubahan iklim, menurut indonesiabaik.id diantaranya :

  • Efek gas rumah kaca
  • Pemanasan global
  • Kerusakan lapisan ozon
  • Kerusakan fungsi hutan
  • Penggunaan chlorofluorocarbon tidak terkontrol
  • Gas buang industri

PENYEBAB PERUBAHAN IKLIM GLOBAL (merdeka.com)

  • Gas rumah kaca

Gas seperti metana, karbon dioksida, dinitrogen oksida, sampai gas berfluorinasi cenderung bertindak seperti rumah kaca yang mencegah panas matahari keluar ke luar atmosfir bumi.

Efek rumah kaca akan mengakibatkan peningkatan suhu bumi perubahan iklim global cuaca ekstrim, longsor, kebakaran hutan, gagal panen, kekeringan, abrasi dan intrusi (perembesan) air laut (http://ditjenppi.menlhk.go.id/)

  • Meningkatnya pemakaian kendaraan bermotor , bahan bakar fosil cenderung akibatkan polusi gas kimia yang dilepaskan ke udara.
  • Peningkatan kegiatan yang menghasilkan emisi ( zat-zat pembuangan yang beracun dan dapat membahayakan makhluk hidup dan mencemari lingkungan.), misalnya penebangan hutan, pembakaran batu bara.

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM GLOBAL

1. Pengaruhi Kualitas Air : kualitas dan jumlah air bersih , air hujan berpotensi tidak terserap ke dalam tanah dan langsung ke laut sehingga air tidak bisa dikonsumsi. Terlalu tingginya curah hujan juga akan mengakibatkan menurunnya kualitas sumber air selain kenaikan suhu yang  mengakibatkan kadar klorin pada air bersih.

2. Picu Kepunahan Makhluk Hidup

3. Wabah Penyakit Meningkat

Efek dari paparan sinar matahari (ultraviolet ) , membuat manusia rentan untuk terserang berbagai penyakit.

4. Cuaca Ekstrem

Tanda dari  terjadinya cuaca ekstrem antara lain seperti meningkatnya suhu, permukaan air laut yang semakin naik, suhu air laut yang meningkat, pencairan gletser dan lapisan es kutub, dan peningkatan curah hujan.

YUK BERUBAH 

Yuk berubah mulai dari diri sendiri dengan cara  gerakan Bike to Work dan berjalan kaki, gunakan transportasi umum, memakai bahan bakar menjadi Biogas yang ramah lingkungan, hemat listrik , matikan semua yang tidak digunakan, misalnya televisi, AC, komputer, perangkat elektronik saat tidak sedang digunakan, pilih pendingin yang non CFC.

Saatnya mulai menanam di pekarangan, berkebun, misalnya memakai pot tanam apa yang kita makan, stop pakai plastik sekali pakai, mulai pilah pilih sampah, mengolah sampah rumah tangga menjadi kompos. Habiskan makanan yang kita konsumsi, jangan buang-buang makanan.

Kalaupun pakai plastik, gunakan plastik yang ramah lingkungan, yang mudah terurai dan bisa didaur ulang, bawa tas belanja dari rumah, jangan lupa hemat air dan listrik. Bawa botol dan tempat makan sendiri dari rumah untuk kurangi.

Kita dukung pemerintah dengan pengurangan energi fosil dan beralih ke sumber energi ramah lingkungan energi terbarukan ( tenaga surya, angin, gelombang, listrik). Kalau tidak kita akan terus alami panas ekstrem, belum lagi resiko lainnya seperti kebakaran, banjir dan kekeringan.

Setiap tanggal 22 April setiap tahunnya,  dunia akan memperingati Hari Bumi. Yuk ikut serta  jaga bumi dari perubahan iklim untuk mengurangi dampak dari pemanasan global. Kita bisa ikut serta mengurangi dampak dari perubahan iklim dan membuat bumi menjadi lebih baik lagi.

Maka dari itu, sebagai bentuk peringatan Hari Bumi 22 April 2022 ini, saya sebagai  #TeamUpforImpact akan terus melakukan banyak hal #UntukBumiku dan untuk perubahan iklim. Saatnya #TeamUpforImpact mulai dari diri sendiri.

(Tulisan ini diikutkan dalam Kompetisi Blog #Perubahan Iklim yang Aku Rasakan! yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network pada  23 Maret – 22 April 2022).