Kanker, sebuah kata yang buat saya sangat menakutkan. Ditengah pola makan dan gaya hidup yang saya jalani, konon dapat memicu munculnya sel kanker.

27 Oktober 2017, saya berkesempatan menghadiri Forum Diskusi Philips Indonesia yang bertemakan ” Sadanis, Selamatkan Diri Sejak Dini”, yang diadakan di Conclave, Jakarta.

Hadir sebagai nara sumber yaitu DR. dr. Samuel J. Haryono, SpB (K), Spesialis Bedah Onkologi, dr. Niken Wastu Kasubdit Penyakit Kanker Dan Kelainan Darah, Linda Gumelar, Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YPKI), Grace Tanus, Survivor Kanker Payudara, dan Suryo Suwigno, Presiden Direktur Philips Indonesia.

Acara ini diadakan dalam rangka Bulan Kesadaran Kanker Payudara Sedunia yang diperingati setiap bulan Oktober. Di Indonesia, kanker payudara merupakan pembunuh nomer  satu pada wanita, karena pada umumnya pasien yang terkena baru melakukan pemeriksaan dan konsultasi setelah berada di stadiun akhir. Hal ini terjadi akibat tingginya ketakutan jika melakukan pemeriksaan ke klinik terdekat.

Penelitian terbaru Weill Cornell Medicine oleh dr. Elizabeth Arleo bulan Agustus 2017 lalu, menunjukan bahwa Mamografi di usia 40-80 tahun dapat mengurangi kematian akibat kanker payudara hingga 40%.

Mamografi Philips MicroDose

Penelitian terhadap Mamografi Microdose (dosis sinar x rendah) Philips tahun 2014, menunjukan bahwa Sistem Microdose Philips memungkinkan pendeteksian small invasive cancers dan DCIS melewati yang diharapkan sesuai dengan acuan sistem Eropa.

Microdose ini menggunakan detektor khusus yang mampu menghitung energi photon secara langsung menggunakan Photon Counting Detector, sehingga hanya Photon dengan energi level tertentu yang akan terkirim menembus jaringan payudara dan diterima oleh detektor. Microdose juga memiliki kualitas pencitraan gambar yang sangat baik dengan dosis radiasi 59-69% lebih rendah dibandingkan dengan mamografi DR yang lain.

Kanker Payudara

Tahun ke tahun, peningkatan kasus kanker payudara terus meningkat. Sekitar 85% nya, wanita yang menderita kanker payudara tidak memiliki riwayat kanker payudara pada keluarganya.

dr. Niken Wastu Kasubdit Penyakit Kanker Dan Kelainan Darah, banyak memberikan pencerahan dalam Forum ini diantaranya mengenai adanya perubahan pola penyakit terkait dengan perilaku manusia, dimana sejak tahun 2010-2015, penyebab terbesar kesakitan dan kematian untuk penyakit tidak menular adalah Tekanan darah tinggi, stroke, jantung, kanker dan kencing manis.

Penyakit tersebut dikhawatirkan akan meningkat terus, mengingat pola hidup , gizi tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, merokok dan lain-lain yang masih dijalani masyarakat.

1 dari 8 wanita beresiko terkena Kanker Payudara, dan jika masyarakat terus takut dan enggan memeriksakan diri sejak dini, maka beban biaya negara untuk Kanker akan semakin meningkat.

Dalam forum ini hadir Ibu Grace, seorang survivor kanker yang menceritakan pengalamannya dan berpesan bahwa Kanker Payudara bukan akhir dari segalanya,lakukan pemeriksaan sejak dini melalui Sadari dan Sadanis.

TUJUAN PENGENDALIAN KANKER DI INDONESIA :

  • Meningkatkan deteksi dini, penemuan dan tindak lanjut dini kanker
  • Meningkatkan kualitas hidup penderita kanker
  • Menurunkan angka kematian akibat kanker.

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KANKER :

  1. Promotif dan Preventif
  • Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan dan faktor resiko kanker
  • Peningkatan jejaring pengendalian kanker
  • Perilaku hidup bersih dan sehat CERDIK
  • Bebas asap rokok PP 109/2012
  • Diet gizi seimbang : Permenkes no 63 tahun 2016 (pencantuman informasi kandungan GGL pada pangan olahan dan siap saji)
  • Aktivitas fisik
  • Imunisasi HPV

Sebagai wanita, kita wajib melakukan deteksi kanker yaitu Payudara dan Leher Rahim. Semuanya terdengar menyeramkan ya, namun keduanya harus dilaksanakan melalui pemeriksaan SADARI dan SADANIS (Pemeriksaan Payudara Secara Klinis) dan  metode IVA untuk deteksi kanker leher rahim sejak dini.

DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

  • Kenali faktor resiko
  • SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
  • SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis)
  • MAMOGRAFI

KANKER PAYUDARA BISA DIDETEKSI SEJAK DINI

  • Pemeriksaan klinis oleh dokter dapat mendeteksi sampai 85% kanker payudara
  • Mamografi dapat mendeteksi sampai 90 % kanker payudara
  • Biopsi dapat medeteksi sampai 91% kanker payudara
  • Kombinasi ketiganya dapat dapat mendeteksi sampai 99.5% kanker payudara

Kesimpulan :

  • Masyarakat Indonesia, masih banyak yang merasa enggan untuk memeriksakan diri karena merasa takut terdeteksi, takut merepotkan keluarganya dan tidak merasakan sakit apapun pada payudara.
  • Masih kurangnya kesadaran diri untuk memeriksakan payudara sendiri ataupun melalui bantuan medis.
  • Mari lakukan sadari 7 menit setelah mens, setiap bulannya.
  • Lakukan pemeriksaan di Puskesmas gratis

CARA MELAKUKAN SADARI :

Mulailah melakukan sadari sejak usia 20 tahun.

Di depan cermin

  • Perhatikan payudara.
  • Berdirilah dengan lengan di samping tubuh. Perhatikan bentuk, ukuran, perubahan permukaan,warna kulit, juga bentuk puting payudara.
  • Letakkan tangan pada pinggang dan tekan kuat-kuat untuk mengencangkan otot dada.
  • Membungkuklah di depan kaca sehingga payudara terjulur ke bawah. Perhatikan dan raba.
  • Tautkan kedua tangan di belakang kepala dan tekan ke dalam. Perhatikan kedua payudara Anda, termasuk di bagian bawah.
  • Periksa apakah terdapat cairan yang keluar dari puting Anda. Tempatkan jempol dan jari telunjuk Anda di sekitar puting, lalu tekan perlahan, dan perhatikan apakah ada cairan yang keluar. Ulangi pada payudara yang lain.

Saat mandi

Busa sabun akan memudahkan pergerakan tangan untuk memeriksa benjolan atau perubahan pada payudara. Angkat satu tangan ke belakang kepala. Dengan tangan lain yang dilumuri sabun, raba payudara di sisi tangan yang terangkat. Gunakan jari untuk menekan-nekan bagian demi bagian dengan lembut. Lakukan pada payudara di sisi lain.

Berbaring

Lakukan di  tempat tidur atau permukaan datar lain yang nyaman. Saat berbaring, payudara menjadi melebar dan memudahkan untuk diperiksa.

Sambil berbaring, tempatkan gulungan handuk atau bantal kecil di bawah pundak. Tempatkan tangan kanan di bawah kepala. Lumuri tangan kiri dengan losion dan gunakan jari untuk meraba payudara kanan.

Mulailah gerakan dari titik jam 12 ke angka 1 dengan gerakan melingkar. Setelah satu lingkaran, geser jari dan mulailah kembali hingga seluruh permukaan payudara hingga ke puting selesai teraba.

Tidak perlu terburu-buru saat melakukan pemeriksaan. Pastikan semua permukaan payudara telah teraba dengan seksama.

Hal yang perlu diperhatikan saat dan setelah melakukan pemeriksaan adalah tetap tenang jika mendapati perubahan pada payudara.

Segera periksakan diri ke dokter jika dalam pemeriksaan mandiri ditemukan:

  • Benjolan keras pada payudara atau ketiak.
  • Perubahan pada permukaan kulit: kulit menjadi berkerut, atau terdapat cekungan.
  • Perubahan ukuran dan bentuk payudara, terutama ketika mengangkat payudara atau menggerakkan lengan.
  • Keluar cairan dari puting payudara, tapi bukan ASI.
  • Keluar darah dari puting.
  • Terdapat bagian puting yang memerah dan menjadi lembap, serta tidak kunjung berubah menjadi seperti semula.
  • Puting berubah bentuk, misalnya menjadi melesak ke dalam.
  • Ruam di sekitar puting.
  • Ada rasa sakit atau tidak nyaman yang berkelanjutan pada payudara.

(Sumber : http://www.alodokter.com)