Pasti semua bisa merasakan ya, bagaimana kondisi cuaca Jakarta belakangan ini, panas ekstrim walaupun masih ada hujan. Jam 9 pagi panasnya terasa seperti jam 12 siang. Apa sebenarnya yang terjadi di bumi ini?, padahal dahulu udara pagipun masih terasa sejuk.

Ternyata cuaca yang panas salah satu akibat dampak dari emisi karbon,  yang menjadi penyebab global warming dan memicu perubahan iklim di bumi ini.

Suhu bumi yang meningkat, meningkatnya risiko kebakaran hutan dan hujan lebat juga merupakan akibat yang ditimbulkan.

KIta mungkin tidak menyadari, banyak aktivitas yang kita lakukan ikut menyumbang emisi karbon setiap harinya, sehingga jumlah karbon di atmosfer meningkat terus. Akibatnya karbon di atmosfer menjadi penyebab terjadinya pemanasan global dan berdampak pada perubahan iklim di bumi.

Carbon emissions atau emisi karbon merupakan proses karbon dioksida ke atmosfer yang terjadi secara alami maupun dipicu aktivitas manusia, seperti deforestasi, konsumsi listrik, hingga kegiatan industri manufaktur. Dalam hal ini, emisi karbon merujuk pada pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon, seperti CO2, kayu, hingga bahan bakar hidrokarbon. (nestle.co.id)

Emisi karbon atau carbon emission adalah gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon seperti CO2, solar, bensin, LPG, serta bahan bakar lainnya. Fenomena emisi karbon merupakan proses pelepasan karbon ke lapisan atmosfer bumi. (lindungihutan.com)

emisi karbon

Dok : lindungihutan.com/blog/emisi-karbon

Saat ini, emisi karbon menjadi salah satu penyumbang terjadinya perubahan iklim dan pemanasan bersamaan dengan emisi gas rumah kaca. Keduanya menyebabkan naiknya suhu bumi atau efek rumah kaca.

Efek rumah kaca

Dok: https://www.its.ac.id/tgeofisika/id/perubahan-iklim/

Untuk menghitung besaran emisi yang dihasilkan, perlu dilakukan pengukuran jejak karbon (carbon footprint).

Jejak karbon adalah jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan (aktivitas) manusia di waktu tertentu.

Jejak karbon yang dihasilkan akan memberikan dampak yang negatif bagi kehidupan di bumi, misalnya kekeringan,  berkurangnya sumber air bersih, cuaca ekstrim, bencana alam, perubahan produksi rantai makanan, dan kerusakan alam lainnya. (ppsdmaparatur.esdm.go.id/)

Satuan yang digunakan untuk menghitung kuantitas emisi karbon dihitung dengan satuan ton ekuivalen karbon dioksida (CO2). (lindungihutan.com)

Saatnya kita bergerak dan berdaya melakukan kebaikan untuk bumi ini, untuk selalu menjaga lingkungan hidup, agar generasi selanjutnya tetap bisa menikmati bumi ini dengan segala keindahan dan kebaikan yang diberikan bumi ini dengan ikut dalam mengurangi jejak karbon.

Emisi karbon akan berdampak pada lingkungan, kesehatan, dan ekonomi, misalnya pada lingkungan menjadi penyebab global warming dan memicu perubahan iklim, pada kesehatan manusia perubahan iklim akan memicu munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bakteri, virus, dan parasit,dan  polusi udara dan cuaca ekstrem (kemarau panjang, hujan kencang, atau gelombang panas) akan berdampak pada kesehatan.

Cuaca juga akan berdampak pada kegiatan ekonomi masyarakat, misalnya pariwisata, pertanian, kelautan. Masyarakat akan mengurungkan niatnya untuk jalan-jalan ke tempat wisata akibat cuaca ekstrem, akibatnya pemasukan devisa masyarakat dan negara menurun.

Dikutip dari https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/ semakin tinggi jejak karbon yang kita hasilkan setiap harinya, akan semakin tinggi dampak negatif bagi bumi :

  • Kenaikan suhu bumi yang sangat ekstrim, peningkatan suhu 0,45-0,75°C  dapat menimbulkan badai tropis (siklon) dan berbagai bencana alam seperti banjir atau kekeringan. Perubahan curah hujan ± 2,5 mm/hari.
  • Perubahan produksi rantai makanan, ada beberapa tanaman sulit untuk tumbuh dengan baik, misalnya daerah penghasil beras jadi gagal tanam karena iklim semakin panas
  • Penyebaran penyakit menular seperti malaria, karena semakin luasnya pergeseran wilayah tropis ke wilayah sub-tropis, penyakit tropis juga akan menyebar di berbagai daerah
  • Rusaknya ekosistem laut karena semakin banyak gas emisi yang diserap laut, akibatnya kadar asam semakin tinggi dan merusak berbagai ekosistem laut. Hewan laut akan sulit untuk bertahan hidup
  • Kenaikan air muka laut dan kenaikan suhu di 5,8 juta km2 wilayah perairan Indonesia yang         akan berbahaya bagi kapal nelayan <10GT.
  • Lapisan es di kutub semakin menipis, akibatnya ekosistem di kutub menjadi terganggu dan naiknya permukaan laut.
  • Berkurangnya kadar air bersih di bumi, karena semakin tingginya jejak karbon dan berpotensi membuat suhu bumi meningkat dan naiknya permukaan air laut. Jika air bersih sudah berkurang, kita akan gunakan air seperti apa?
  • Kekeringan.

Saatnya kita ikut andil #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku yang lebih baik, dengan menekan emisi karbon dan mencapai net zero emission.

Saatnya kita bisa mengurangi lagi jejak karbon yang kita hasilkan. Kita pasti bisa!, kita mulai dari lingkungan rumah dan diri sendiri untuk menghambat perubahan iklim.

Kita bisa bergerak melakukan sesuatu untuk meminimalisir dampak emisi karbon, diantaranya;

  1. Menanam pohon : pohon bisa menyerap dan menyimpan karbon secara alami.
  2. Menghemat energi (listrik dan air) : mematikan lampu yang tidak terpakai, memasang panel surya, pilih perlengkapan rumah yang lebih ramah lingkungan, misalnya lampu hemat energi ( LED).
  3. Gunakan transportasi umum (bus, kereta), bersepeda, atau berjalan kaki (jarak tempuh yang kurang dari 2 km )
  4. Menggunakan sumber energi terbarukan

Kita bisa ikut mewujudkan bumi berdaya dan pulih lebih kuat, dengan menjaga dan melestarikan lingkungan, dimulai dari diri sendiri, dan lingkungan rumah tinggal :

  • Tidak membuang sampah sembarangan
  • Melakukan pengelompokan sampah (organik atau non organik) agar mempermudah proses daur ulang
  • Reboisasi di rumah (membantu menyerap kembali emisi karbon dan gas rumah kaca yang dihasilkan
  • Penghematan energi (matikan alat jika tidak dipakai di rumah, misalnya lampu, TV, AC, charger ponsel, dispenser)
  • Penghematan air bersih
  • Menggunakan transportasi umum
  • Menanam sendiri atau membeli kebutuhan dari petani lokal (kurangi konsumsi produk import)
  • Membeli makanan sesuai dengan porsi atau tidak berlebihan untuk mengurangi waste food
  • Memperbanyak konsumsi buah dan sayur
  • Bawa kantong belanja
  • Kurangi penggunaan kertas dan tissu
  • Kurangi penggunaan bahan kimia, pilih yang aman bagi lingkungan
  • Memakai limbah organik untuk pupuk kompos
  • Tidak membakar sampah
  • Kurangi penggunaan plastik (gunakan wadah air dan kotak bekal, bawa sedotan stainless)
Seandainya aku memiliki kesempatan untuk membuat kebijakan yang bisa mengurangi mitigasi risiko perubahan iklim, ingin membuat kebijakan mengenai membuat banyak program reboisasi di lingkungan masyarakat, dengan wajib menanam pohon.
Agar kita bisa kembali mendapatkan lingkungan yang sehat, yaitu lingkungan dengan udara bersih dan segar, bebas sampah, air bersih jernih, saluran air lancar.

Jika kita tetap tidak peduli pada bumi ini, bumi akan rusak, akan terjadi bencana seperti kekeringan ekstrim, banjir, tanah longsor, karena hilangnya ekosistem hutan.

Saatnya ikut andil #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku yang lebih baik.

“Kalau #BersamaBergerakBerdaya versi kalian apa nih? Boleh dong tulis di kolom komentar ya!”

Ref :

https://www.nestle.co.id/kisah/penyebab-dan-cara-mengatasi-emisi-karbon