Setiap anak berhak memperoleh semua haknya, termasuk bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapan usianya dalam kondisi apapun.

Penyakit jantung adalah penyakit yang terdengar menyeramkan di kalangan usia dewasa, namun ternyata diluar sana masih ada anak dengan Penyakit Jantung Bawaan (KJB).

Seperti yang kita tahu jantung berfungsi untuk memompa darah dan mendistribusikan oksigen dan nutisi di dalam tubuh. Jantung dengan segala bagiannya, memiliki peran penting dalam tubuh.

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan struktur anatomi, letak atau fungsi jantung akibat gangguan pembentukan organ jantung pada trimester awal kehamilan dan terbawa sampai lahir.  Kondisi ini akan mengganggu aliran darah supaya mengalir ke seluruh tubuh, untuk membawa oksigen dan nutrisi bagi tiap sel tubuh.

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit yang diderita anak dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin.

PJB akan menghambat aliran darah pada jantung dan pembuluh darah sekitarnya atau dapat menyebabkan aliran darah yang abnormal dari/ke jantung.

Faktanya saat ini 1/100 bayi lahir , 40 – 50.000/tahun lahir dengan penyakit jantung bawaan. 25% nya adalah PJB kritis. Contoh PJB misalnya jantung bocor, katup sempit/tidak lengkap/buntu, pembuluh darah terbalik, salah masuk, bilik tunggal dan lain-lain.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Kardiologi dr. Rahmat Budi Kuswiyanto, Sp.A(K), M.Kes dalam webinar Danone Specialized Nutrition Indonesia bertepatan dengan Hari Jantung Sedunia, 29 September 2021, membahas detail mengenai PJB.

BICARA GIZI kali ini membahas mengenai PENTINGNYA DUKUNGAN NUTRISI OPTIMAL ANAK DENGAN KELAINAN JANTUNG BAWAAN.

Riwayat kehamilan dengan infeksi kehamilan seperti TORCH, penyakit ibu hamil seperti  diabetes,lupus, hipertensi, konsumsi obat, rokok, alkohol, nutrisi tidak seimbang, kelainan genetik janin, dan riwayat keluarga dengan kelainan jantung menjadi faktor resiko dari Penyakit Jantung Bawaan.

Kebiruan, nafas cepat/sesak nafas, kelelahan saat aktivitas/menyusu, pertumbuhan terhambat/berat badan susah naik, perubahan bunyi/letak jantung, infeksi paru beruang, kelainan bawaan lain/sindrom, pingsan/berdebar nyeri dada, kurus/stunting, namun terlihat sehat merupakan gejala dan tanda PJB.

“Meski begitu, saat lahir tidak semua anak dengan KJB menunjukkan gejala. Pemeriksaan saturasi oksigen pada anak baru lahir bisa menjadi pemeriksaan dalam deteksi dini penyakit jantung bawaan,” ujar  dr. Rahmat Budi Kuswiyanto, Sp.A(K), M.Kes

Stabilisasi dan pertolongan pertama untuk memperbaiki keadaan umum adalah tindakan yang dilakukan jika ditemukan gejala, selanjutnya lakukan  kontrol rutin sesuai anjuran untuk memantau perkembangan penyakit, diagnosis KJB, dan penentuan intervensi. Penanganan KJB disesuaikan dengan jenis kelainan dan tingkat keparahannya.

Anak dengan KJB masih mengalami tantangan kesehatan,  karena anak dengan KJB mengalami pertumbuhan terus menerus, memiliki komposisi tubuh yang bervariasi, dan membutuhkan energi yang adekuat.

Orang tua memiliki peran penting dalam deteksi dini adanya KJB dan mengoptimalkan perawatan dan intervensi bila terindikasi untuk meningkatkan usia harapan hidup dan kualitas hidup anak dengan KJB.

“Merawat anak dengan KJB tidak sama dengan anak normal. Orangtua dari anak dengan KJB harus selalu memastikan anak mendapatkan penanganan dan perawatan sesuai kondisinya.  Keberhasilan penangananan anak dengan KJB,bisa mengoptimalkan tumbuh kembang dan meningkatkan kualitas hidup anak ujar dr. Rahmat

Penanganan Penyakit Jantung Bawaan pada anak, salah satunya untuk mencegah terjadinya malnutrisi. Salah satu dampak dari PJB adalah ancaman malnutrisi yang  bisa mengakibatkan stunting.

Malnutrisi pada anak disebabkan oleh tiga hal; masukan kalori yang tidak adekuat, absorbs dan pemanfaatan yang tidak efisien, dan/atau peningkatan kebutuhan energi/ kalori.

Anak dengan PJB , asupan tidak memadai karna adanya kesulitan saat makan (susah menghisap, menelan, lelah saat makan) dan adanya pembatasan cairan sehingga membutuhkan pemberian nutrisi yang berbeda dengan anak yang lainnya.

PJB DAN GAGAL TUMBUH, GIZI KURANG

Asupan kurang, hormon pertumbuhan, gangguan saluran cerna, gangguan metabolisme, genetik dan penyakit lain, namun kondisi kebutuhan energi meningkat, asupan nutrisi tidak adekuat, dan penyerapan nutrisi tidak insufisien, dapat menyebabkan anak gizi kurang.

PEMERIKSAAN RUTIN 

Konsultasi, rutin EKG dan ronsen dada, khusus : Echocardigraphy dan katerisasi, pemeriksaan lanjutan dengan CT scan dan MRI.

PENANGANAN

Obat-obatan dan  nutrisi, bedah dan nnon bedah

STATUS NUTRISI TIDAK OPTIMA L BERDAMPAK PADA LUARAN PJB 

Lakukan segera identifikasi, untuk diagnosis, pengobatan umum-khusus agar tumbuh kembang anak optimal, tidak lupa dibutuhkan perjuangan dari  keluarga dan orang tua,

PERAN ORANG TUA

Bawa ke faskes terdekt jika ada gejala dan tanda PJB, konsultasi ke dokter anak/konsultan kardiologi, asuhan nutrisi, memantau tumbuh kembang, vaksinasi rutin, jaga kesehatan gigi mulut, obati infeksi dengan tuntas misalnya ISPA, radang telinga, sesuaikan aktivitas anak, tidak panik, ikuti saran dokter, ikhlas, sabar dan tawakal,

Danone Indonesia juga mengundang perwakilan dari Komunitas Keluarga Kelainan Jantung Bawaan (KKJB) dan Komunitas Little Heart untuk berbagi pengalaman dalam membesarkan anak dengan KJB. Menghadirkan Ibu Yuli Lestari ( KKJB) yang memiliki anak yang saat lahir, bayinya menyusu dengan terputus-putus, nafas cepat, detak jantung cepat, dan berat badannya sulit naik. Ternyata dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan, anaknya didiagnosis memiliki KJB dan harus menjalani operasi jantung.

Ibu Yuli rajin berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung anak dan dokter gizi untuk mengejar tumbuh kembang anak, agar memastikan kebutuhan nutrisi anak tercukupi dan slalu memiliki status gizi baik.

Gangguan gizi pada anak dengan KJB bisa menyebabkan anak sering sakit karena daya tahan tubuh menurun dan akan berpengaruh terhadap keberhasilan saat dilakukannya operasi jantung.

Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin menjelaskan, sesuai dengan tema Hari Jantung Sedunia tahun ini yaitu “Use Heart to Connect”, webinar ini diharapkan akan menjadi penghubung informasi bagi keluarga dan kerabat agar dapat mengambil peran sebagai bagian dari support system bagi anak dengan KJB dan orangtuanya.

“Kami berkomitmen bahwa anak-anak dalam keadaan kesehatan apapun harus tetap mendapatkan asupan nutrisi yang tepat melalui makanan dan minuman agar tumbuh kembangnya optimal dan kualitas hidupnya lebih baik. Orangtua perlu mengetahui perawatan dan dukungan nutrisi tepat sesuai dengan kondisi kesehatan anak, termasuk pada anak dengan KJB,” ujar Pak Arif Mujahidin.

NUTRISI ANAK DENGAN PJB 

Hadir juga Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Dr. dr. I Gusti Lanang Sidhiarta Sp.A(K) yang menjelaskan, jika anak dengan KJB memiliki risiko terjadinya ketidakseimbangan energi yang dapat menyebabkan malnutrisi atau kurang gizi.

Hal ini terjadi karena asupan nutrisi anak dengan KJB tidak adekuat. Anak AJB akan mudah lelah, sering terhenti saat makan atau minum, bahkan sejak bayi sehingga asupan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhannya, ujar dokter praktik di rumah Sakit Umum Daerah Sanglah, Denpasar, Bali.

“Anak dengan KJB juga sering mengalami inflamasi/infeksi yang menyebabkan nafsu makan menurun, metabolisme basal lebih tinggi terutama pada saat aktif atau menangis sehingga kebutuhan nutrisi meningkat,”  dalam webinar bersama Danone Specialized Nutrition Indonesia.

Kebutuhan gizi anak PJB , energi dan protein lebih besar dari yang direkomendasikan berdasarkan kebutuhan fisiologis, usia dan berat badan, sedangkan toleransi volume cairan terbatas karena adanya disfungsi jantung.

Anak dengan PJB harus mendapatkan  perhatian khusus dari orangtua saat  pemberian nutrisi, agar tidak  mengalami malnutrisi.

Pada usia 6 bulan pertama berikanlah ASI dalam keadaan tenang, hindari bayi sering menangis karena saat aktif kebutuhan kalori akan meningkat, di usia yang lebih besar terapi nutrisi pada anak dengan KJB dilakukan dengan memastikan kalori dan protein yang cukup untuk memfasilitasi kenaikan berat badan.

Terapi nutrisi pada anak di atas 1 tahun yang mengalami KJB adalah penggunaan formula tinggi kalori sehingga mengurangi volume cairan yang diberikan, jika ada tanda gagal tumbuh yaitu tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan segera berkonsultasi dengan dokter anak.

Perbaikan gizi anak PJB akan mencegah atau menurunkan angka kesakitan dan kematian, mendukung tumbuh kembang yang optimal, dan memberikan angka keberhasilan operasi koreksi jantung dengan hasil yang lebih baik, serta kualitas fisik dan mental yang optimal di masa depan.

Kondisi medis khusus seperti Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada anak bisa mempersulit pemenuhan nutrisi yang diperlukan sesuai usianya, sehingga perlu penanganan dengan tepat, agar tidak muncul  gangguan pertumbuhan anak.

Anak dengan penyakit jantung bawaan harus mendapatkan makanan tinggi kalori. Pemberian nutrisi tepat, pemantauan rutin, agar terhindar dari malnutrisi dan stunting.  Anak dengan PJB harus ditangani dengan baik, dan tercukupi gizinya dalam kondisi apapun, tumbuh kembang dan daya tahan tubuh baik akan tercapai jika anak diberi asupan dan makanan yang bernutrisi.

Jangan lupa untuk melakukan deteksi dini, untuk memantau tumbuh kembang anak. Jika terlihat tandanya , segera bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk ditangani dengan cepat .

Semangat orang tua hebat diluar sana yang memiliki kebesaran hati, sekuat tenaga selalu belajar dan mencari informasi, agar bisa memberikan yang terbaik buat anaknya.

Semoga tulisan ini dapat membantu  mengetahui sebab, gejala, dan penangan dini dengan tepat,  sehingga anak dengan Penyakit jantung Bawaan bisa tumbuh dan berkembang optimal.

Dok: semua SS by me