Sebagai orang tua, saya ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak semata wayang yang saya miliki. 7 tahun kedepan saya akan menyekolahkan di tingkat menengah, namun dari sekarang sayapun sudah sibuk mencarikan sekolah yang memiliki kurikulum yang berkualitas untuk membekalinya di masa depan. Masa depan yang pastinya  lebih banyak tantangan dalam dunia pekerjaan.

Ditengah kegalauan, saya menemukan informasi bahwa Departemen Agama dalam minggu ini tepatnya mulai Selasa 21 November 20017 – 24 November 2017 akan mengadakan Pameran Pendidikan Islam Internasional di Hall 1 ICE BSD.

AKOMODASI DAN TIKET

Ternyata untuk menuju ke sana sangat mudah, kita bisa menggunakan kereta dari Tanah Abang menuju Stasiun Rawa Buntu dan tersedia free shuttle setiap 1 jam sekali sampai dengan jam 4 sore. Mudah bukan, sesampainya di stasiun Rawa Buntu saya pun disambut oleh pelajar SMU yang menggunakan seragam Pramuka dan memegang tulisan EXPO PAMERAN PENDIDIKAN ISLAM INTERNASIONAL.

Tiket masuk ke pameran ini gratis lho, jadi pameran ini bisa menjadi tempat wisat edukasi plus mendapatkan informasi mengenai Sekolah Islam yang bagus untuk putra-putri kita nanti.

TENTANG PAMERAN

Pertama kali kita memasuki arena hall pameran, kita akan melihat sebanyak 200 stand Sekolah. Mulai dari tingkatan TK hingga perguruan tinggi.

Karena kemarin waktu saya terbatas, saya pun berkeliling melihat stand yang ada. Diantaranya Bank Indonesia, Bank BNI, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, UINSA, IAIN Pekalongan, UIN Walisongo Semarang, IAIN Kendari, IAIN Gorontalo, Yayasan Tahfidz Sulaimaniyah Indonesia, Pondok Pesantren As’Adiyah Kab. Wajo Sulawesi Selatan, STAIN Watampone, AL-WAFI Boarding School, Pondok Pesantren Agropreneur AT-Taufik Desa Sukakerta Kec.Sukawangi Kabupaten Bekasi, Pesantren Al-Mahad, Pondok Pesantren Al-Ittifaq Bandung, Pondok Pesantren Dumai Riau, Klinik Metode Bagdadi, Pondok Pesantren Modern Sahid, Ponpes Al-Asriyyah Nurul Iman Parung Bogor, UIN Mataram, IAIN Manado, UIN Alauddin Makassar, MAN Kulon Progo Yogyakarta, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, Mumtaza, Madrasah Aliyah  Negeri  Insan Cendekia Serpong, Madrasah Terpadu Malang, IAIN Tulung Agung, UIN Sumatera Utara Medan, Sekolah Tinggi Agama ISlam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, UIN Raden Intan Lampung, UIN Imam Bonjol Padang, IAIN BukitTinggi, IAIN Kebumen, UWAHAS  Universitas Wahid Hasyim Semarang, IAIN Jember, dan masih banyak lagi.

Sepengelihatan saya kemarin, saya sangat tertarik dengan beberapa nama seperti IAIN Jember, MAN 2 Kulon Progo, UIN Walisongo, Mumtaza, dan Agropreneur Bekasi.

Karena mereka menawarkan pengajaran agro, enterpreneurship,membuat sesuatu karya  yang berguna untuk masyarakat seperti lotion nyamuk, balsam, sabun, face toner, cream creambath, minyak kayuputih, minyak aroma therapy, aneka olahan cemilan berbahan ubi, singkong seperti dendeng singkong, lumpia jamur, baso jamur, aneka batik, teh rosela, akar alang-alang,

Selain konsultasi pendidikan yang bisa kita lakukan disana mengenai kurikulum yang diajarkan , prestasi yang pernah mereka raih, biaya pendidikan kita juga bisa membeli hasil karya mereka seperti sabun, lotion, balsam, cemilan dan masih banyak lagi dengan harga yang sangat terjangkau sekali. Jangan lupa bawa tas belanja untuk meminimalisir sampah plastik dan siapkan uang cash untuk berbelanja selama di sana (ada ATM bersama di dalam hall).

PAMERAN PENDIDIKAN ISLAM INTERNASIONAL

Pameran Pendidikan Islam Internasional digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, Banten, 21-24 November 2017 .

Pameran ini bertemakan “Pendidikan Islam Indonesia untuk Perdamaian Dunia” ini akan menampilkan berbagai lembaga pendidikan Islam dari dalam dan luar negeri yang menempati lebih dari 200 stand pameran.

Pameran yang berlabel International Islamic Education Expo ini  akan menjadi even pendidikan terbesar di Indonesia dan menjadi referensi utama para pencari studi Islam dalam berbagai program dan jurusan.

Banyk  acara yang berlangsung dalam Expo  seperti Seminar Internasional Tahunan tentang Studi Islam (Annual International Conference on Islamic Studies, AICIS), Deklarasi Jakarta, Apresiasi Pendidikan Islam (API), Seminar Internasional tentang Studi Pesantren, dan Kompetisi Robotik Madrasah.

Tujuan dari pameran ini adalah dapat menyebarluaskan berbagai informasi mengenai khazanah pendidikan Islam di Indonesia kepada pengunjung asing dan sebaliknya.

Acara yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI ini adalah bagian dari rencana besar menjadikan Indonesia menjadi sentra pendidikan islam dunia. Pameran ini akan membuat Indonesia lebih dikenal oleh masyarakat luas secara nasional maupun internasional sebagai tujuan studi Islam yang menarik.

Pameran ini semakin meriah karena menampilkan pentas seni pelajar dan mahasiswa dari berbagai lembaga pendidikan Islam terkemuka di Indonesia.

Menurut data di Indonesia saat ini terdapat 600 pendidikan tinggi islam, 75.000 madrasah tingkat menengah, dan 28.000 pesantren. Sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, mencapai 200 juta jiwa atau sekitar 87,2% dari total penduduk, Indonesia relatif stabil dan minim masalah terorisme.

Diskusi ini merupakan rangkaian acara International Islamic Education Exhibition (IIEE) atau Pameran Pendidikan Islam Internasional 2017 yang dilaksanakan Direktorat Pedidikan Islam Kemenag. Selain diskusi dan seminar, IIEE juga diisi sejumlah agenda, di antaranya Deklarasi Jakarta, Apresiasi Pendidikan Islam (API), Anugrah Guru Madrasah Berpestasi (Gupres), Seminar Internasional tentang Studi Pesantren, Kompetisi Robotik Madrasah, dan Pentas Dongeng Islami PAI.

AICIS 2017 ini mengangkat tema Religion, Identity, and Citizenship: Horizons of Islam and Culture in Indonesia. Menag mengapresiasi tema ini karena dinilai aktual di tengah munculnya berbagai konflik politik di banyak wilayah yang dipicu oleh keragaman identitas; agama, etnik, budaya, dan sebagainya dalam masyarakat. Tidak jarang konflik tersebut berujung pada kekerasan etnik atau kekerasan atas nama agama, seperti yang terjadi di beberapa negara saat ini.

Menag mengajak para cendekiawan dan intelektual Muslim untuk terus mengkaji formula yang terbaik dalam mendudukan agama, identitas dan kewarganegaraan, dengan tetap mengedepankan semangat persatuan dan kesatuan seperti yang dilakukan para pendahulu. Menurutnya, pengalaman beberapa negara di kawasan Timur Tengah pasca Arab Spring dan menguatnya fenomena Islamophobia pasca serangan 11/9 menarik untuk dijadikan pelajaran.

AICIS 2017 menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain: Syed Farid Alatas (National University of Singapore), Ronald A Lukens Bull (University of North Florida), Imtiyaz Yusuf (Mahidol University Thailand), Lisolette Abid (Vienna University, Austria), dan Livia Holden (Oxford University UK)

AICIS dihadiri pimpinan, guru besar, dosen dan peneliti di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Ada 25 narasumber utama (dalam dan luar negeri) dan 332 pemakalah yang akan mempresentasikan hasil kajian dan penelitiannya.

Jadi sisa  2 hari ini, manfaatkan waktu untuk mengunjungi Pameran Pendidikan Islam Internasional.