Sedih rasanya saat membaca berita orang hilang khususnya lansia, terbayang sedihnya keluarganya dan lansia tersebut yang dikabarkan hilang dari rumah karena tidak ingat jalan pulang kerumah akibat Pikun.

21 September selalu diperingati sebagai hari Alzheimer Sedunia dan kemarin sebagai bagian dari Kampanye #ObatiPikun diadakan Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan penyakit ini dan sebagai langkah Indonesia sebagai Ramah Dimensia Ramah Lansia 2025.

Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia mengajak Dokter dan Masyarakat awam untuk Kenali Gejala dan Segera Obati Pikun.

Orang dengan demensia di Indonesia berjumlah 1,2 juta jiwa pada 2016, dan diprediksi akan meningkat menjadi 1,9 juta pada 2030.

Acara kemarin telah   membuka wawasan  mengenai Demensia Alzheimer dan mengedukasi  lebih luas bahwa pikun bukanlah proses penuaan yang wajar sehingga harus diobati.

Kitapun diperkenalkan suatu aplikasi untuk deteksi gejala demensia, dengan unduh aplikasi EMS (e-Memory Screening) di  Playstore dan segera konsultasikan ke dokter apabila memiliki sejumlah gejala yang diwaspadai dan nilai kuisnya diatas angka 2.

Kampanye Obati Pikun ini bertujuan meningkatkan usia harapan hidup dan periode sehat lansia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS

Pembicara yang hadir kemarin adalah Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) PERDOSSI, DR. dr. Dodik Tugasworo P, SpS(K) dan President Director PT Eisai Indonesia (PTEI), dr. Iskandar Linardi.

Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia adalah bagian dari  Program Kampanye Edukatif #ObatiPikun yang diadakan oleh PT Eisai Indonesia dan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) 

Festival Digital Bulan Alzheimer Sedunia ini  kemarin diikuti oleh dokter spesialis saraf, dokter umum, dokter seminar dan masyarakat umum secara virtual. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS mengatakan jumlah lansia yang terus meningkat bisa menjadi aset bangsa bila tetap sehat dan produktif. Sebaliknya lansia yang tidak sehat dan tidak mandiri akan berdampak besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi bangsa.

Keberhasilan pembangunan bidang kesehatan dan kesejahteraan di Indonesia ditandai dengan penurunan angka kesakitan, penurunan angka kematian dan peningkatan usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk lanjut usia.

 

Demensia Alzheimer merupakan salah satu ancaman bagi lansia di Indonesia saat ini. 

Banyak yang menarik dari sambutan yang disampaikan dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS

Lansia menjalani kehidupan dengan berkualitas, mandiri dan berbahagia.

Semakin panjang usia harapan hidup, periode sehat , semakin minimal kebutuhan perawatan lansia di rumah sakit.

Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) PERDOSSI, DR. dr. Dodik Tugasworo P, SpS(K) mengatakan, “Edukasi kepada masyarakat dan tenaga kesehatan secara terus menerus sangat penting. Program kampanye edukatif #ObatiPikun  dengan PT. Eisai Indonesia (PTEI), bertujuan memberikan penjelasan menyeluruh mengenai Demensia Alzheimer dari berbagai narasumber dibawah naungan PERDOSSI.

Dan memperkenalkan aplikasi deteksi dini Demensia Alzheimer bernama aplikasi E-Memory Screening (EMS), dengan tujuan semakin banyak masyarakat yang mengetahui gejala awal Demensia Alzheimer dan juga bagaimana penanganannya.”

Aplikasi E-MS

  • akan menilai kondisi memori seseorang dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait Demensia Alzheimer
  • Aplikasi E-MS akan memberikan skor
  • Jika nilai abnormal, akan muncul fitur direktori rujukan terpercaya kepada dokter di sekitar pengguna aplikasi berdasarkan GPS termasuk informasi jarak, nama dokter  di bidang Demensia Alzheimer, dan nomor call center RS yang dapat dihubungi.
  • Menyediakan informasi terpercaya dan akurat mengenai Demensia Alzheimer dengan bahasa yang mudah dimengerti 
  • Tips dan trik dalam merawat Orang Dengan Demensia (ODD) secara efektif dan efisien

Mengenal Demensia

Demensia adalah suatu sindrom gangguan penurunan fungsi otak yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif, emosi, daya ingat, perilaku dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Kita sebagai masyarakat awam biasa menyebut  kondisi tersebut sebagai pikun, dan menganggap Pikun sebagai hal normal bagi lansia.

Padahal berdasarkan data dari Alzheimer’s Disease International dan WHO, terdapat lebih dari 50 juta orang di dunia mengalami demensia dengan hampir 10 juta kasus baru setiap tahunnya. Dari banyaknya kasus tersebut, Alzheimer menyumbang 60-70% kasus.

Pentingnya Deteksi Dini Demensia

Deteksi dini bisa membantu penderita demensia dan keluarganya untuk dapat menghadapi dampak penurunan fungsi kognitif dan pengaruh psiko-sosial dari penyakit ini dengan lebih baik., dan penanganan demensia sejak dini  penting untuk mengurangi percepatan kepikunan.

Demensia Alzheimer 

Demensia adalah suatu sindrom gangguan penurunan fisik otak yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif, emosi, daya ingat, perilaku dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Faktor resiko Penyakit Demensia Alzheimer :

  • bisa dimodifikasi seperti penyakit vaskular: hipertensi, metabolik, diabetes, dislipidemia, pasca cidera kepala,  depresi
  • tidak bisa dimodifikasi yaitu usia lanjut dan genetik (memiliki keluarga yang mengalami Demensia Alzheimer)
  • Demensia Alzheimer bersifat kronis progresif, artinya semakin bertambah kerusakan otak seiring bertambahnya umur.

Demensia Alzheimer adalah penyebab utama ketidakmampuan dan ketergantungan lansia terhadap orang lain dan memberikan dampak fisik, psikososial, sosial, dan beban ekonomi bagi penderita dan lingkungan sekitar dan keluarga.

Deteksi dini sangat penting dilakukan bagi penderita Demensia Alzheimer, agar penderita bisa lebih cepat ditangani sehingga kerusakan otak karena penyakit tersebut bisa diperlambat.  

Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang Demensia Alzheimer akan mengakibatkan stigmatisasi dan hambatan dalam melakukan diagnosis serta perawatan.

Gejala Demensia Alzheimer :

  • Sering hilang ingatan
  • Sulit melakukan kegiatan harian
  • Sering bingung
  • Sulit menentukan kata dan angka
  • Sering berubah suasana hati dan prilaku

Faktor resiko Demensia Alzheimer :

  • Usia (diatas 65 thn resiko lebih tinggi)
  • Genetik
  • penyakit jantung, diabetes, stroke,  hipertensi, kolesterol tinggi

MENGENAL PIKUN=DEMENSIA

Penjelasan lengkap kemarin diberikan oleh dr. Sri Budhi Rianawati,  Sp. S (K) mengenai pikun.

Pikun adalah ketika seseorang butuh waktu lebih lama untuk mengingat atau lupa dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya.

Pikun juga berarti menurunnya kemampuan untuk berfikir pada otak seseorang.

Demensia adalah penurunan fungsi otak seperti menurunnya daya ingat, kecepatan berfikir dan prilaku.

Pelupa dan Pikun itu merupakan sesuatu yang beda lho ternyata,  jadi mulai sekarang lakukan instrospeksi diri apakah kita termasuk dalam kategori pikun ataukah pelupa?.

Pikun itu Jika : 

  • Fungsi kognitif menurun dan disertai gangguan aktifitas keseharian
  • Lupa nama orang yang sering ketemu
  • Mengeluh lupa jika ditanya,  tidak bisa memberikan contoh ciri ciri tentang apa yang lupa tersebut misalnya lupa tentang jam tapi tidak bisa menyebutkan clue tertentu misalnya alat untuk melihat waktu, bisa  dipakai di tangan
  • Sering kesulitan menemukan kata yang tepat saat berbicara
  • Sering lupa hal penting,  kemampuan bicara sangat terganggu
  • Kehilangan minat untuk bergabung dalam aktifitas sosial
  • Tersesat, mulai dari  lingkungan sekitar rumah

Pikun bukanlah hal normal dalam proses penuaan, pikun bisa beresiko menjadi penyakit dimensia dan dimensia Alzheimer paling banyak diderita 60-70%.

Gejala Pikun

Gejala pikun yang harus kita ketahui :

  • Gangguan daya ingat atau sering lupa
  • Sulit melakukan pekerjaan yang familiar,  sulit mengerjakan pekerjaan sehari-hari, seperti cara mengemudi, mengatur keuangan.
  • Sulit fokus
  • Salah membuat keputusan
  • Disorientasi,  bingung dengan waktu, hari,  tanggal,  tidak tahu jalan pulang
  • Sulit memahami visuospatial, sulit mengukur jarak, tidak dapat membedakan warna,
  • Gangguan berkomunikasi,  sulit bicara
  • Menaruh barang tidak pada tempatnya
  • Menarik diri dari pergaulan

Yang beresiko terkena Alzheimer :

  • Usia lanjut
  • Diabetes melitus tidak terkendali
  • Hipertensi,  jantung koroner
  • Obesitas
  • Kadar lemak tidak normal
  • Disfungsi thyroid
  • Depresi
  • Kurang Vit B12
  • Keturunan
  • Merokok
  • Kurang olahraga
  • Pengaruh obat obatan

Tujuan Mengobati Pikun adalah meringankan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, membuat penderita bisa hidup mandiri.

Cara Penanganan Pikun :

  • Mengatasi penyebab pikun : makan gizi seimbang dan suplemen
  • Memberikan obat obatan : memperbaiki gejala pikun dan meningkatkan fungsi otak
  • Terapi Simulasi Kognitif : akan memperbaiki fungsi kognitif, meningkatkan kualitas hidup, lakukan olahraga atau permainan fisik seperti bermain kata,  angka, membaca buku cerita,  menggambar, mewarnai,  membuat karya seni, memasak,  berkreasi.
  • Perawatan paliatif untuk keadaan yang sudah parah, agar meningkatkan kualitas hidup diakhir sisa hidupnya, mengurangi sakitnya, membina kondisi psikisnya, konseling dan dukungan dari teman dan keluarga

Yuk cegah pikun dengan kenali gejalanya, jalani pola hidup sehat sedini mungkin, jaga kesehatan jantung,  bergerak,  olahraga produktif, penuhi asupan gizi seimbang melalui konsumsi makanan sehat sayur buah, menstimulasi otak kita agar positif, fisik mental dan spiritual, jangan lupa selalu bersosialisasi dan beraktifitas positif. 

pikun bukanlah sebuah proses penuaan yang normal melainkan penyakit yang harus ditangani. Penanganan dini demensia bisa membantu menunda progresifitas dan membantu orang  demensia menjalani hidup yang berkualitas.

Dok: semua SS  by me