Pandemi yang masih juga belum usai, membuat kita harus lebih taat lagi akan protokol kesehatan dan kebijakan pemerintah yang dibuat untuk mengeluarkan kita dari situasi pandemi yang sudah terjadi 1 tahun lebih.
- Memakai masker,
- Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir,
- Menjaga jarak,
- Menjauhi kerumunan, serta
- Membatasi mobilisasi dan interaksi.
Mulai dari 3M, 5M, bahkan 10M sering kita dengar sebagai ikhtiar terhindar dari Covid-19. Dan saat ini pemerintah sedang menggalakan program Vaksin Covid-19 yang sudah bertahap diberikan pada masyarakat Indonesia, yang dimulai dari Lansia, Nakes, hingga kini anak usia mulai 12 tahun.
Kita juga tidak bisa menutup mata, saat pandemi COVID-19 banyak beredar berita bohong atau hoaks mengenai kesehatan. Informasi yang tidak benar seputar pandemi dan vaksin COVID-19 banyak tersebar di media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan WhatsApp. Yang terakhir juga pasti sering kita terima dari WA grup.
Ternyata Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menemukan 1.670 hoaks COVID-19 selama periode 23 Januari 2020 hingga 25 Juni 2021. Dan semua ini membuat kita harus bergerak tuk gerakan STOP HOAKS.
Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik, Hukum, dan Keamanan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kemkominfo bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pelita Harapan (UPH) Rabu, 14 Juli 2021 lalu mengadakan Webinar dengan tema “No Hoax: Vaksin Aman, Hati Nyaman”,melalui aplikasi Zoom dan juga disiarkan live streaming di channel YouTube Ditjen IKP Kominfo.
Tujuannya adalah memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai vaksin, agar seluruh masyarakat Indonesia mau divaksin dan tidak terpapar hoaks dan salah satu upaya kampanye untuk mengubah mindset orang mengenai Covid-19.
Webinar menghadirkan Prof. Dr. Widodo Muktiyo (Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa, Kemkominfo), dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid. (Juru Bicara Vaksinasi COVID-19, Kementerian Kesehatan), dan Dr. Benedictus A. Simangunsong, S.IP., M.Si. (Ketua Prodi Magister Komunikasi UPH), serta sambutan oleh Marsefio Sevyone Luhukay, S.Sos., M.Si. (Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UPH), dan Drs. Bambang Gunawan, M.Si. (Direktur Informasi dan Komunikasi Polhukam, Kemkominfo).
“Acara ini sebagai suatu kampanye untuk mengubah bukan hanya mindset orang, tetapi juga perilaku orang-orang sekitar kita untuk bisa lebih baik lagi dalam menyikapi apapun secara lebih bijak dan lebih sehat terutama di era digital ini, dan juga mau untuk serta berpartisipasi dalam vaksin,” – Marsefio Sevyone Luhukay
Upaya-upaya pencegahan dan penanganan penyebaran COVID-19 tidak akan berhasil apabila tidak disertai dukungan masyarakat dalam mensosialisasikan 3M dan vaksinasi sebagai upaya untuk memutus rantai penyebaran COVID-19- Bambang Gunawan
Saat ini beredar mengenai informasi negatif misalnya di media sosial, tentang hoaks vaksin COVID-19 yang tersebar melalui WA grup, twitter, facebook bahkan instagram. Kita sebagai salah satu pengguna media sosial harus ikut berperan menghalau hoaks dengan cara membaca, membuat, dan menyebarkan konten-konten positif, yang isinya menenangkan dan menyebarkan berita kebenaran.
perilaku pencegahan COVID-19 di masyarakat sepanjang masa pandemi belum konsisten dan belum sepenuhnya menjadi bagian dari norma, serta tingkat pengetahuan tentang gejala dan penularannya masih rendah- Siti Nadia Tarmizi
“Kita masuk ke era yang namanya post truth, bahwa kebohongan yang diulang terus menerus, itu akan dianggap sebagai kebenaran. Ini yang kemudian menjadikan teknologi atau media menjadi alat yang sangat kuat untuk mempengaruhi orang lain,” -Benedictus Simangunsong
“Semakin tinggi tingkat literasi seseorang, semakin mampu melihat berbagai macam dimensi dari konten yang diterima, dan sebaliknya semakin rendah, semakin tidak mampu melihat berbagai macam dimensi dari konten yang diterimanya,” -Benedictus.
Saat ini banyak sekali informasi tentang vaksin beredar dan belum jelas kebenarannya. Vaksin Covid-19 telah mendapatkan ijin Badan POM. Jadi udah sangat aman.
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), jenis baru corona virus yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia dimana pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian yang telah dinyatakan sebagai bencana non-alam berupa wabah/pandemi maupun sebagai kedaruratan Kesehatan masyarakat-https://covid19.go.id/
Penanggulangan pandemi COVID-19 tidak hanya dilaksanakan dari sisi penerapan protokol kesehatan tapi juga dengan vaksinasi sebagai bagian dari upaya pencegahan dan Pengendalian COVID-19.

Hoaks yang beredar di masyarakat tersebar dalam berbagai bentuk dan saluran, misalnya melalui tulisan, gambar dan video, dan yang paling sering aku terima adalah melalui sosial media, aplikasi chatting terutama WA grup dan situs website.
- informasinya memuat ketidakwajaran/keanehan
- informasi dalam isi tidak sesuai dengan judul tulisan
- tidak mencantumkan waktu kejadian atau tanggal informasi dibuat
- cenderung menyudutkan salah satu pihak dan ada instruksi menyebarkan pesan
- ada ancaman jika pembaca tidak menyebarkannya
Kita bisa mencegahnya dengan cara meningkatkan literasi digital, melakukan klarifikasi di cekhoaks.id , penindakan hukum dan pemblokiran berupa penutupan situs dan konten penyebar hoaks/ujaran kebencian.
dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid. (Juru Bicara Vaksinasi COVID-19, Kementerian Kesehatan) dalam acara ini menjelaskan mengenai varian delta yang 2x lebih menular, menular cepat diantara anak-anak usia sekolah, nilai CT lebih rendah dan periode infeksi lebih panjang.
Beliau berpesan untuk mengatasi lonjakan kasus kita selalu melakukan DETTEKSI, TERAPEUTIK, dan VAKSINASI. Jangan lupa terapkan 5M, terutama saat makan bersama, acara pemakaman, pernikahan, kunjungan rumah, JANGAN LENGAH juga saat meeting tatap muka, olahraga bersama, foto bersama lepas masker, main ke mall dan naik transportasi umum.
Jika dianalisa saat ini tingkat pengetahuan tentang gejala dan penularan COVID-19 di Indonesia masih termasuk rendah (<15%), masih rendah mengakses sumber informasi terpercaya, dan 8% masih menolak vaksin.
Keyakinan vaksinasi adalah cara aman dan efektif untuk membangun perlindungan dari COVID-19 – dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid
Dr. Benedictus A. Simangunsong, S.IP., M.Si. (Ketua Prodi Magister Komunikasi UPH)
Content is fire, social media is gasoline – Jay Baer
Kemampuan dasar dari literasi digital adalah berfikir kritis, yaitu kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan membandingkan pesan dari media dengan sumber lainnya – DE ABREU, 2011
- Kemampuan mengakses ilmu pengetahuan melalui berbagai informasi dari informasi yang lengkap dan terpercaya
- Memahami isi pesan/informasi yang tersirat dari yang tersurat
- Kemampuan mengungkapkan ide/ gagasan baru, kreativitas, inovasi, dan menganalisis informasi
- Kemampuan menciptakan barang/jasa yang berkualitas dalam kompetisi global
INFODEMIK yang terjadi bisa dilawan dengan strategi kolaborasi, yaitu memberikan penguatan bagi organisasi, membantu publik mendapatkan informasi, dan memperkuat literasi komunitas, individu, baik formal maupun non formal yaitu keluarga.
Untuk mengecek informasi lokasi Faskes yang layani vaksinasi di seluruh wilayah Indonesia. Buka web covid19.go.id/faskesvaksin, masukan lokasi kita untuk mengetahui faskes terdekat yang melayani vaksinasi COVID-19 di sekitar kita atau corona.jakarta.go.id, covid19.go.id, s.id/infovaksin
Mari kita mulai lebih baik lagi dalam berprilaku dalam menyikapi apapun informasi yang kita terima dengan lebih bijak dan lebih sehat di era digital saat ini, patuhi protokol kesehatan 5M dan jangan lupa ikut serta berpartisipasi dalam menerima vaksin yang aman, halal dan bermanfaat.
Upaya-upaya pencegahan dan penanganan penyebaran Covid-19 tidak akan berhasil jika kita tidak mendukung kebijkan pemerintah yang berlaku, dan vaksinasi untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Dok: semua SS by me