Pemilihan Presiden 2019 tinggal 2 bulan lagi, semakin dekat dengan pesta demokrasi Indonesia , persatuan pun harus semakin dirapatkan agar kita tidak saling  egois membenarkan pilihan diri sendiri yang paling baik, begitu pula dengan masyarakat wilayah Jakarta Barat yang menginginkan pelaksanaan Pilpres 2019 nanti berlangsung dengan aman.

Sadar atau tidak, masing-masing anggota masyarakat memiliki panutannya dan calon presidennya masing-masing, namun suasana terasa semakin memanas di dunia media sosial seperti facebook,instagram bahkan twitter. Alhasil berbalas komen nyinyir, bahkan sampai unfollow atau unfriend pun kerap terjadi hanya karena sebuah perbedaan pilihan.

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk terus memupuk silaturahmi antar anggota masyarakat satu sama lainnya walaupun berbeda pilihan paslon, diantaranya dengan saling menghormati pilihan masing-masing, tidak melakukan penyebaran hoax, dan tidak menjatuhkan pasangan calon lain yang bukan pilihannya dengan cara apapun.

Pesta Demokrasi yang rutin dilakukan di Indonesia setiap 5 tahun sekali, tepatnya 17 April 2019 nanti akan dilakukannya pemilihan untuk pemimpin  5 tahun kedepan, secara bersamaan dengan pemilihan para anggota dewan legislatif DPR RI, DPD RI dan DPRD.

Berkaitan dengan hal tersebut, mari kita wujudkan PEMILU aman, damai dan sejuk di Indonesia. Marilah kita bersatu dan tidak terpisah walapun kita berbeda pilihan, dan  keyakinan dalam menentukan calon presiden.

Perbedaan adalah sesuatu yang biasa dalam proses demokrasi, jangan sampai kita terpecah belah hanya karena politik.

Ternyata begitu pula harapan  warga Jakarta Barat, yang menginginkan adanya kedamaian selama  proses pesta demokrasi berlangsung di 17 April 2019 nanti.

Semua elemen masyarakat khususnya di Jakarta Barat, mengharapkan selalu terwujudnya kerukunan dan tali persaudaraan antar sesama tetap terjalin walapun berbeda keyakinan satu sama lain.

Hadir dalam acara Launching Spanduk Penolakan Berkampanye di Tempat Ibadah kemarin 12 Januari 2018 lalu, di Masjid Raya Al-Amanah Grogol, Forum Kerukunan Umat Beragama [FKUB] Jakarta Barat,  jajaran 3 Pilar, Polres Jakarta Barat, Dandim 0503, Walikota Jakarta Barat, Kajari, ketua Pengadilan, Kakankemenag, Ketua KPUD , Komisioner Kota Jakbar, Ketua Bawaslu, Ketua FKUB Jakbar, Tokoh Lintas Agama, Ketua MUI Jakbar, PGI ( Persekutuan Gereja Indonesia ), KAJ ( Keuskupan Agung jakarta ), Walubi ( Wali Umat Budha Indonesia), PHDI ( Parisada Hindu Darma Indonesia), MATAKIN ( Majelis tinggi agama Konghucu Indonesia).

Para Pemuka agama ini hadir untuk mengajak semua warga Jakarta Barat untuk tidak merusak proses demokrasi di Indonesia dengan cara-cara kampanye yang tidak tidak sehat, atau memecah belah bangsa yang bisa dilakukan  oleh sekelompok oknum di berbagai kesempatan di tempat ibadah, misalnya ceramah dengan menyisipkan ajakan memilih paslon tertentu atau menjelekan salah satu paslon.

Pasti kita pernah mendengar langsung dari TV bahwa ada beberapa wilayah pemukiman, ada yang melakukan campaign terselubung untuk melakukan provokasi untuk memilih salah satu paslon tertentu.

Untuk menjaga sebuah  keutuhan negara Indonesia, menjalin kebersamaan dan  demokrasi yang berkualitas, Forum Kerukunan Umat Beragama Jakarta Barat bersama warga, serta tokoh lintas agama berkomitmen untuk :

  • menolak tempat ibadah digunakan untuk kepentingan kampanye
  • menolak tempat ibadah untuk dijadikan penyebaran Isu Hoax, Sara dan radikalisme demi mewujudkan Pemilu 2019 yang damai, aman dan sejuk.

Pemasangan spanduk ini adalah bentuk komitmen bersama dalam membangun demokrasi yang berkualitas dan menciptakan pemilu damai dan bermartabat.

Komitmen bersama ini diwujudkan dengan melakukan pemasangan spanduk di sejumlah tempat ibadah di Jakarta Barat, yaitu 860 Mesjid, 237 gereja, 1 Pura, 85 Vihara, totalnya ada  sekitar 1000an tempat ibadah yang akan dipasang spanduk.

Kemarinpun spanduknya langsung dipasang, diantaranya di Masjid, Wihara dan Gereja dengan melakukan konvoi dengan berjalan kaki.

Sebelum peresmian dilakukan acara dimulai dengan menyanyikan Indonesia Raya, beberapa sambutan dan pembacaan ikrar dari para pemuka agama setempat.

Kapolres Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Hariyadi kemarin menyatakan “mendukung penuh komitmen bersama FKUB dan tokoh lintas Agama Jakarta Barat untuk bersama-sama menjaga marwah demokrasi, karena dengan  Pemilu 2019 justru masyarakat harus saling menghormati perbedaan dan menyambut pesta demokrasi dengan suka cita”.

“Karena tempat Ibadah hanya untuk beribadah dan hanya digunakan untuk kegiatan keagamaan, dan dilarang keras dijadikan tempat provokatif atau penyebar isu Sara, dan isu Hoax, yang kini rentan terjadi jelang pemilu, “ ujar Hengki.

Hadir pula Kepala Bawaslu Jakbar  Oding Junaidi yang berpesan bahwa dalam melaksanakan pemilu harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab, karena adanya hak dan sanksi didalamnya. Dalam melakukan kampanye pun harus sesuai dengan peraturan, kalau dilanggar tentu ada sanksinya , sesuai dengan tugas Bawaslu yaitu cegah, awasi dan tindak.

Dengan merapatkan persatuan dan mengesampingkan segala perbedaan yang   terjadi bisa meredam konflik antar agama, atau konflik sesama agama, menciptakan cooling system dalam menghadapi pemilu 2019 yang aman, damai dan sejuk.

Komitmen bersama ini dibuat untuk terus menjaga, mempertahankan, dan memperkokoh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika”.

Mari wujudkan Pemilu yang damai, dengan menjaga kerukunan dan persatuan Indonesia.