Pertama kali melewatinya langsung penasaran dengan makanan yang disajikan di Sate Santri ini, tempatnya akan mudah ditemukan karena terlihat instagramable saat kita melintasi Jatibening, Pondok Gede, Bekasi .
Untuk urusan parkir, kita tidak perlu khawatir karena Sate Santri memiliki parkiran yang cukup luas, sehingga cocok dijadikan tempat arisan. gathering, atau buka puasa bersama.
Suasana mulai berbeda saat kita memasuki kawasan Sate Santri ini yaitu kita akan disambut dengan ucapan salam dari karyawan di Sate Santri.
Tempatnya yang tenang dan penuh dengan lampu saat malam, akan membuat kita betah berlama-lama disini.
Kita bisa memilih menikmati Sate Santri ini di meja makan pada umumnya, atau tempat favorit yaitu lesehan yang cukup untuk 7 orang.
Untuk pemesanan disini telah cukup modern, karena mereka menggunakan tab dan makanan datang tidak terlalu lama setelah kita pesan.
Makan di sini harus cash dan tidak bisa debit , tidak ada promo seperti Gopay dan Ovo, bukan karena mesin EDC nya belum ada tetapi karena konsep pembayaran mereka adalah seperti itu.
Di Sate Santri kita tidak diijinkan untuk merokok dan sejenisnya, jadi resto ini cocok untuk anak karena kawasannya bebas rokok.
Disini juga tertera adab makan yang terpampang di meja lesehan kita yaitu tidak duduk bersender saat makan dan adab untuk membaca doa sebelum dan sesudah makan.
Sate Santri memiliki tempat yang luas, bersih, adem, asri karena banyak pohonnya dan instagramable karena penuh dengan lampu lampu cantik. Tersedia juga mushola yang sangat besar dan bersih.
Untuk soal menu makanan dan rasa, yang paling saya suka sebagai orang tua adalah bisa memberikan kesempatan pada anak untuk membakar sate nya sendiri. Pihak Sate Santri akan menyiapkan mentega, sate dan bumbu kecap dan kecap cabenya.
Menu makanan yang ada sini adalah sate domba dan ayam, dengan menu favorit yang paling banyak dipesan adalah sate dombanya.
Sate disini dibakar diatas kompor kecil dan panggangan yang telah disiapkan. Sayapun sempat tanya kenapa disebut Sate Santri, ternyata karena diracik bumbu rahasianya dari para santri.
Sayang, karena kami tidak menyukai daging domba jadi belum merasakan kelezatannya, yang infonya menjadi menu favorit di Sate Santri ini.
Menu yang kita pesan sop gurame gurih, tumis toge tahu, sate ayam, dan jus jambu. Sayang rasanya tak selezat suasana yang disajikan di Sate Santri, untuk menu yang kami pesan kemarin.
Semoga Sate Santri memperbaiki kualitas rasanya, saat kita berkunjung lagi kesana.
Namun penyajian di Sate Santri bisa dibilang unik, selain satenya membakar sendiri, sop guramenya disajikan di dalam mangkuk bambu berukuran sedang, sedangkan untuk juicenya disajikan dalam wadah bohlam kaca.
Untuk pilihan menu lainnya ada aneka olahan ikan gurame, steak salmon, ikan nila, sate domba bakar, nasi goreng, sop salmon, aneka juice, bakwan jagung, mendoan, tempe tahu goreng,
Kisaran harga di Sate Santri adalah mulai 3000 untuk tempe goreng per pcs, 115 ribu untuk ikan gurame, 120 ribu untuk steak, 38 ribu untuk ikan nila, 50 ribu untuk sate ayam bakar, 80 ribu untuk sate domba, yang perporsinya isi 10. Sedangkan untuk juicenya 19 ribu.
Untuk jam bukanya setiap hari setelah Sholat Dzuhur 12.30 sampai dengan jam 10 malam.
Kamipun akan kembali mencoba minuman kelapa kipas, jerinas, nasgor domba, yang jika dilihat di buku menu memiliki penyajian yang unik yaitu ada yang disajikan diatas dipiring buah nanas setengah potong.