Pernahkah terlintas pertanyaan di benak kita, data pribadi kita sudah tersebar ke mana saja ya?
Alasannya adalah selama ini kita telah menggunakan akses digital seperti internet setiap hari, karena itu kita harus paham mengenai  pentingnya menjaga keamanan di ruang digital.
Kemajuan teknologi internet memudahkan kita untuk melakukan berbagai hal seperti share info, jual beli barang jasa, dan pemakaian aplikasi sehari-hari, namun ternyata dibalik semua itu masih ada  oknum-oknum yang memanfaatkan dengan  teknologi tersebut. Kejahatan siber, misalnya kejahatan digital SMS, telepon, email ,virus, pembajakan/peretasan akun bisa terjadi.
Kita harus slalu sadar dengan siapapun kita berkomunikasi di telepon, untuk menghindari penipuan, kasus lain misalnya banyak temanku mengalami  pemalsuan akun oleh oknum,   ada  mengatasnamakan dirinya , pembuatan account lain dengan foto dan nama kita, chatting dengan teman-teman kita dan akhirnya meminjam sejumlah uang.

Hati-hati juga ya share dokumen KTP NPWP saat kita menang kuis di Facebook, Instagram, Twitter, sebagai syarat proses hadiah, pastikan data dijamin terlindungi aman, dan tidak disalahgunakan.

Data pribadi misalnya ID, KTP, nomor telepon, nama lengkap, tanggal lahir, alamat rumah, nama ibu kandung, NIK, data keluarga, harus kita lindungi, jadi harus hati-hati ya saat screen shot data kita, lakukan pengeditan sebelum di share untuk menghindari disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab.

Kejahatan membuat kita harus melakukan tindakan pencegahan.  Mengikuti gathering bersama ITSEC dan Indonesian Social Blogpreneur  membuka wawasanku mengenai pentingnya keamanan data internet, yang harus dimulai dari diri kita sendiri.

Dok : @Erfano

ITSEC ASIA 
ITSEC Asia, adalah salah satu perusahaan cyber security terbesar di Asia Pacific sejak 2004, dengan misi bisa memberikan keamanan digital, baik itu individu atau perorangan perusahaan.
Community Workshop kali ini bertemakan “Keamanan di Ruang Digital” dan menghadirkan nara sumber Andri Hutama Putra – President Director of ITSEC Asia dan Ani Berta – Content Writer.

Banyak sekali hal penting yang dibahas dalam workshop , seperti perkembangan ruang digital saat ini, dunia keamanan siber dalam aktivitas digital sehari-hari.

Dok : @Erfano

Workshop ini juga memberikan tips mengenai cara aman beraktivitas digital, pengenalan fitur-fitur keamanan aplikasi yang wajib diketahui oleh para pegiat social media, influencer, content creator dan blogger.

Yang aku biasa lakukan selama ini diantaranya membatasi informasi pribadi, tidak sembarang klik link yang tidak jelas, selalu waspada kapanpun dan dimanapun , selalu lakukan logout untuk mengurangi resiko saat membuka akun website apapun.  Dengan mengetahui keamanan pada  aplikasi yang kita pakai,  kita bisa terhindar dari bahaya negatif saat gunakan media sosial.

Tips melindungi data pribadi versiku diantaranya rutin update password aplikasi, pakai password kuat, tidak mudah ditebak, dan berbeda tiap aplikasi , pakai authentikasi dua faktor, dan hati-hati dengan aplikasi yang kita download.  Kita juga wajib pahami mengenai pengaturan privasi setiap akun platform digital yang kita download, hati-hati dalam upload data pribadi kita.
Kita harus slalu jaga  keamanan digital, karena kita tidak pernah tahu kapan orang akan memanfaatkan data pribadi kita yang kita unggah di media sosial untuk hal negatif dan tidak bertanggung jawab.  Data pribadi itu rahasia ya, jangan memberitahukannya kepada siapapun.
Mas Andri dan Teh Ani Berta juga memberikan informasi yang sangat penting seputar menjaga keamanan digital, yang wajib kita praktekan demi melindungi data pribadi kita saat menggunakan media sosial.
Tips dari Mas Andri Hutama Putra – President Director of ITSEC Asia, diantaranya hindari Wifi publik, pilih aplikasi yang hanya mengakses data yang dibutuhkan, update (pembaruan aplikasi) untuk memperkecil kebocoran, harus waspada jika ada komunikasi mencurigakan.

Untuk melindungi data pribadi, selalu berhati-hati saat memberikan data pribadi, dengan memastikan pihak yang menerima data bisa dipercaya,  hindari klik situs dan link yang tidak jelas, dan mencurigakan, dan jangan mengupload data sensitif di media sosial yang kita punya.

Manfaatkan fitur-fitur keamanan misalnya password susah ditebak dan jangan menggunakan satu password untuk semua akun. Gunakan Identifikasi Dua Faktor, yang disediakan oleh platform yang kita download, download nya dari aplikasi  resmi terpercaya, rutin melakukan update sistem atau aplikasi. Dan jangan bagikan kode OTP, dan log out setelah mengakses situs atau aplikasi terutama jika menggunakan internet di ruang umum.

Acara yang bertabur banyak hadiah ini, juga diisi oleh Teh Ani Berta yang membagikan pengalamannya dalam hal keamanan di ruang digital, karena belum lama beliau mengalami hal buruk terkena penipuan akibat chat yang diterima kemudian melakukan transfer sejumlah uang.

Menurut Teh Ani Berta, digital saat ini sudah menjadi rutinitas sehari-hari, dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi, apapun pencarian informasi biasanya mengandalkan googling di internet. Nah kita harus selalu beradaptasi cepat dengan perkembangan teknologi digital agar tidak tertinggal, karena di dunia digital banyak peluang yang tersedia.

Jangan malas juga untuk mau belajar karena banyak ruang tersedia untuk belajar yang bisa kita manfaatkan gratis untuk upgrade skills, misalnya skill academy, google academy, dan lainnya.

Kita sebagai content creator dalam perkembangan ruang digital saat ini, jangan lupa untuk selalu melakukan verifikasi data mengenai apa yang akan kita upload ke publik, jangan mengandung SARA, provokasi, hoax, yang bisa menimbulkan perdebatan sengit, twit war, atau komen – komen yang tidak ada ujungnya .

Saat akan upload informasi, tanya ke diri sendiri cocok atau  tidak buat dibagikan informasinya, karena infornya harus benar . Saat kita beropini, harus ada dasar ilmunya – Ani Berta

Mas Andri pun membagikan banyak tips dalam menghadapi perubahan jaman, saat ita berdampingan dengan pasangan hidup kedua kita yaitu gadget misalnya smartpone, laptop, tablet. Kita harus tahu resikonya saat memakainya di ruang digital.

Pemerintah juga telah membantu masyakarat dengan memberikan edukasi, karena tahun 2021 tindak kejahatan di dunia maya ada 1.6 milyar trafik serangan siber, dan diprediksi akan meningkat di tahun 2022  akibat malware.

“Pertumbuhan ruang digital akan menjadi tempat masyarakat beraktivitas dan berkreasi, tapi, juga akan menimbulkan potensi rawan kejahatan,” ujar Presiden Direktur PT ITSEC Asia Andri Hutama Putra.

Andri juga mengatakan bahwa saat ini ruang digital dan dunia nyata itu saling berhubungan satu sama lain. “yang kita lakukan di ruang digital akan berpengaruh terhadap dunia nyata. Dampak serangan digital akan sama buruknya  bahkan mengakibatkan hal yang fatal dari dampak serangan di dunia nyata,” ujarnya.

Contoh nyatanya misalnya masyarakat Indonesia terkena hack, pemakaian identitas palsu, atau penyanderaan identitas oleh pelaku-pelaku kejahatan siber.

Dari sisi perkembangan malware , PC atau social engineering, sebaiknya kita berhati-hati saat menerima telepon dari no yang tidak dikenal. Karena bisa terjadi penyanderaan data, misalnya saat nawarkan CC, kartu diskon, penelfon bertanya data  nama ibu kandung, hati-hati juga dengan data expire date CC, CVV CC, nama lengkap di CC, walaupun ada OTP kita harus menjaga data tersebut.

Malware adalah virus yg diinject ke device, misalnya saat kita buka email ada link, trus klik, itu adalah ancaman, cek dahulu linknya benar atau tidak.

Phising adalah mencuri data misalnya  dari email, banyak sekali tips dari Mas Andri yang harus kita praktekan untuk menjaga keamanan di ruang digital.

Tips menjaga keamanan ruang digital :

  • Jangan pakai semua email, untuk semua aplikasi yang berbeda yang kita pakai
  • Data pribadi kita yang sudah tersebar, harus dipastikan ada di orang yang aman misalnya no tlp, nama lengkap, tgl lahir, kita harus bisa menjaga data pribadi kita
  • Membuat password alay, buat yang aneh
  • Aktifkan 2 factor autentification
  • Buat password yang kuat, ubah secara rutin, misal 3 bulan sekali
  • Lakukan Clustering email, bedakan alamat email yang digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing misal untuk transaksi perbankan, bisnis, personal, sosmed.
  • Menggunakan 1 email untuk semua kebutuhan akan memberikan resiko lebih bagi akun kita yang lainnya,  jika salah satu akun terkena hack.
  • Kategorikan penggunaan email akan memudahkan kita melihat jika ada email yang mencurigakan masuk
  • Pasang antivirus
  • Aktifkan Two Factor Authentication (2FA) di aplikasi yang kita pakai, yaitu fitur pengamanan ganda untuk akses aplikasi, mencegah akses login yang tidak diinginkan oleh orang lain dan kita bisa tetap memonitornya.
  • SSL harus diaktifkan untuk pertahanan kita, log sistem yang sudah terpasang, lakukan backup data.
  • Kita harus rutin cek dashboard, untuk melihat siapa saja sebenarnya yang sudah login di blog kita, aktivitas apa yang terjadi.
  • Hindrasi login dengan perangkat yg tidak dikenal, misalnya dengan memakai gadget orang lain, komputer yang dipakai umum, karena kita tidak tahu perangkat tersebut sudah dipasang anti virus atau belum, atau terinveksi virus atau tidak.
  • Jangan lupa log out
  • Lakukan update terus di website
  • Hati-hati dalam membuka email link, untuk hindari phising.
  • Jangan unduh aplikasi atau fitur yang bukan dari website resmi
  • Saat kita registrasi suatu aplikasi jika bisa saat masukan registrasi no TLP, jangan pakai yang sering kita pakai sehari-hari, bedakan  sama halnya seperti email, dan device yang kita pakai.

Teh Ani Berta  berpesan jangan langsung melakukan action saat kita lengah, misalnya saat kita ada di kondisi lelah saat begadang, karena situasi bodoh bisa terjadi kapan saja, saat kita terima info harus dicerna dan telaah dahulu , lakukan verifikasi, jangan langsung melakukan transfer sejumlah yang yang diminta misalnya.

Hati-hati dengan email yang kita terima, pastikan tidak klik link aneh, buat passowrd dengan alay, tidak mudah tertebak, jangan memberikan clue di media sosial tentang data pribadi kita misalnya tgl lahir, data anak sekolah dan lainnya. Kita harus mau belajar pengetahuan bagaimana protect the account dan create content, ujar Teh Ani Berta.

3 highlight dari Teh Ani Berta kemarin, kita harus jadi bagian dari agent of change di masyarakat, jangan lupa slalu menggali  value masing-masing masng yang bisa bermanfaat  di peluang ranah digital, karena banyak peluang yg bisa didapatkan. Kita harus mau terus belajar misal pasang plug in, belajar jadi programer ala ala di website sendiri, pelajari aplikasi gratisan misalnya canva, editing video, foto, yang gratis, harus selalu ada niat belajar bisa nambah value. Content creator juga harus melakukan verifikasi mengenai data yang kita bagikan ke masyarakat harus dasar ilmunya.

Dok: @AniBerta

Yuk saatnya bergerak, berbenah diri melakukan perubahan, dan lebih hati-hati lagi di ruang digital untuk menjaga keamanan data kita.