Suasana perayaan Kemerdekaan Indonesia ke 78 tahun masih terasa euforianya, namun begitu terbersit pertanyaan dalam diri ini apa yang sudah aku lakukan untuk bangsa ini. Padahal banyak sekali hal kecil yang bisa aku lakukan, diantaranya dengan menjaga kelestarian bumi ini, ditengah bumi yang sedang tidak baik-baik saja, bumi yang rusak karena perubahan iklim dan masih terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia.
Setelah membaca tulisan yang ada di sosial media, ternyata kita masih bisa mengupayakan banyak hal dengan tujuan melindungi hutan Indonesia dan mengurangi dampak perubahan iklim bumi.
Pertama kita harus mengetahui mengenai fakta-fakta membanggakan hutan Indonesia, ancaman apa saja sebenarnya yang dihadapi, dan apa saja yang bisa kita lakukan #
Belum lama aku dan anakku main ke Ruang ImersifKu yang menghadirkan tema Hutan Hujan di Hublife Mall Taman Anggrek, Jakarta Barat. Banyak sekali informasi yang didapatkan selama berada disana, diantaranya mengenai hutan hujan, manfaat hutan bagi mahluk hidup di bumi. Dan pengetahuan ini, sangat cocok mulai dikenalkan pada anak sedini mungkin, agar anak bisa belajar menjaga kelestarian hutan di Indonesia.
Pernah kan mendengar “Hutan merupakan paru-paru dunia?” , itu karena hutan memiliki fungsi yang sangat berharga bagi makhluk hidup di bumi. Indonesia adalah negara yang memiliki hutan yang tersebar, antara lain di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Papua.
Hutan di Indonesia juga memiliki keindahan dan memberikan banyak manfaat penting bagi lingkungan, juga bagi manusia. Siapa coba yang sudah pernah langsung menyusuri hutan di Indonesia?
Keindahan Hutan di Indonesia
Selain keanekaragaman Hayati (flora dan fauna endemik) bisa kita temukan di hutan-hutan ini, termasuk spesies langka dan terancam punah. Ada juga pemandangan alam seperti pegunungan, sungai, dan danau dengan pepohonan hijau yang bisa kita nikmati, bahkan ada hutan yang memiliki air terjun. Hutan juga menjadi habitat alami bagi berbagai spesies, seperti mamalia, burung, reptil, dan serangga.
Manfaat Hutan di Indonesia
Hutan banyak sekali memberikan manfaat, diantaranya sebagai keseimbangan ekosistem ( membantu mengatur iklim, siklus air, mengurangi dampak perubahan iklim dengan menyerap karbon dioksida dari udara), sumber air bersih (penyimpan air dan sumber mata air, membantu menjaga aliran sungai dan memelihara ketersediaan air bersih bagi masyarakat di daerah sekitarnya), sumber daya alam (kayu, buah-buahan, rempah-rempah, dan obat-obatan tradisional), daya tarik wisata (menawarkan keindahan hutan Indonesia ( wisata alam dan ekowisata), dan konservasi (perlindungan alam bagi spesies langka dan terancam punah, membantu menjaga kelangsungan hidup spesies-spesies tersebut).
Masalah yang dialami Hutan di Indonesia
Hutan di Indonesia menghadapi berbagai masalah serius yang mengancam kelestariannya. Diantaranya:
- Deforestasi dan Degradasi Hutan: Deforestasi, atau penebangan hutan secara besar-besaran, dan degradasi hutan, yang melibatkan kerusakan ekosistem hutan akibat kegiatan seperti pertanian berlebihan, pertambangan, dan pembangunan infrastruktur, akibatnya hilangnya habitat, berkurangnya keanekaragaman hayati, pelepasan gas rumah kaca akibat pembakaran hutan.
- Konversi Hutan menjadi Lahan Pertanian dan Perkebunan: Lahan hutan sering dikonversi menjadi lahan pertanian, perkebunan, atau perumahan. Ada yang dilakukan tanpa pertimbangan lingkungan yang memadai, menyebabkan kerusakan ekosistem, erosi tanah, dan penurunan kualitas tanah.
- Illegal Logging dan Perambahan Hutan: Penebangan ilegal dan perambahan hutan, merusak hutan secara ilegal, mengancam keanekaragaman hayati, dan merugikan ekonomi negara.
- Kebakaran Hutan: Terutama selama musim kering. Adanya pembakaran lahan yang tidak terkendali, terutama untuk membersihkan lahan untuk perkebunan atau pertanian, menghasilkan asap beracun dan kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca.
- Perubahan Iklim: Perubahan iklim global, peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, dan kejadian cuaca ekstrem bisa mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan hutan.
- Pertambangan dan Industri Kelapa Sawit: Dampak lingkungan yang tidak diperhatikan dari pembukaan lahan untuk pertambangan dan perkebunan kelapa sawit.
- Hilangnya Habitat dan Spesies Terancam Punah
Penanganan masalah-masalah ini tentunya harus melibatkan semua pihak baik masyarakat, pemerintah, sektor swasta, dan lembaga internasional dan dibutuhkan upaya yang berkelanjutan dalam pengelolaan hutan, pelestarian, dan restorasi hutan untuk menjaga keindahan alam dan manfaat yang dihasilkan oleh hutan-hutan Indonesia. Dan segala upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, jadi tugas kita untuk mendukung dan membantu sesuai dengan kapasitas kita.
Fakta kebakaran hutan dan lahan di Indonesia
Masih ingatkah kejadian kebakaran di Riau yang mengakibatkan kabut asap?, Kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) gambut di tahun 2022 akibatkan bencana asap di Riau, Kalimantan Tengah, Aceh, dan Kalimantan Barat sudah terbakar bahkan sejak triwulan I tahun 2022.(Pantaugambut.id)
Melihat data historis kebakaran hutan dan lahan di Indonesia dalam periode 5 tahun (2015-2019)1, kebakaran paling besar terjadi pada tahun 2015 dan tahun 2019 yang membakar sekitar 2,6 juta dan 1,6 juta hektare hutan dan lahan yang ada di Indonesia. Dua kebakaran hebat yang terjadi di periode tahun tersebut juga didukung oleh kondisimusim kemarau berkepanjangan dan El Nino yang terjadi di Indonesia. Dari dua kebakaran hebat tersebut, sekitar 29% nya terjadi di lahan gambut. (Pantaugambut.id)
Kebakaran hutan selain akan menjadikan hutan menjadi gundul, dan tidak mampu lagi menampung cadangan air di saat musim hujan, akibatnya tanah longsor ataupun banjir. Bisa juga mengakibatkan berkurangnya sumber air bersih dan kekeringan, karena tidak ada lagi pohon untuk menampung cadangan air.
Menurut lindungihutan.com, yang mengutip dari dlhk.jogjaprov.go.id, kebakaran hutan dan lahan adalah suatu peristiwa terbakarnya hutan atau lahan baik secara alami maupun oleh perbuatan manusia sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya, dan politik. Sedangkan menurut buku Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut (2005), pengertian kebakaran hutan dan lahan adalah suatu peristiwa kebakaran, baik alami maupun oleh perbuatan manusia yang ditandai dengan penjalaran api dengan bebas serta mengonsumsi bahan bakar hutan dan lahan yang dilaluinya.
Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia
Dari halaman databoks.katadata.co.id yang mengutip data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), , selama periode Januari-Juli 2023 luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia sudah mencapai 90.405 hektare (ha).
Seluruh kebakaran itu tercatat menghasilkan emisi lebih dari 5,9 juta ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e).
Daftar 10 provinsi dengan luas area karhutla terbesar periode Januari-Juli 2023:
- Nusa Tenggara Timur: 28.718 ha
- Kalimantan Barat: 12.537 ha
- Nusa Tenggara Barat: 9.662 ha
- Kalimantan Selatan: 7.483 ha
- Jawa Timur: 7.076 ha
- Lampung: 2.992 ha
- Kalimantan Tengah: 2.948 ha
- Sulawesi Tenggara: 2.848 ha
- Maluku: 2.765 ha
- Riau: 2.220 ha
Menurut Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), karhutla tahun ini berpotensi meningkat karena ada fenomena cuaca El Nino.
“Di Indonesia, secara umum dampak dari El Nino adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan yang meningkatkan potensi bencana kebakaran lahan dan hutan,” kata BRGM di situs resminya (Mei 2023).
“Potensi bencana kebakaran lahan dan hutan akan meningkat terutama di ekosisem lahan gambut, di mana kubah-kubah gambut akan mengering karena terjadinya musim kemarau,” lanjutnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, BRGM bekerja sama dengan KLHK, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), TNI untuk melakukan pembasahan lahan gambut dengan teknologi modifikasi cuaca. Polri juga terlibat dengan melakukan sosialisasi larangan membakar lahan dan patroli di berbagai wilayah.
Penyebab Kebakaran Hutan?
Sudah seharusnya kita antisipasi sejak dini kebakaran hutan, dengan mengatasi penyebabnya agar hutan Indonesia tidak semakin habis dan tak bersisa.
Penyebab kebakaran hutan bisa dikarenakan oleh alam dan ulah nakal manusia. Alam berisiko menyebabkan kebakaran ketika musim kemarau panjang tiba dan gunung berapi erupsi. Ulah nakal manusia bisa diakibatkan karena keteledoran.
Penyebab kebakaran hutan dari Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (17/11/2020):
Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan Bagi Iklim dan Lingkungan
Banyak dampak yang ditimbukan oleh kebakaran hutan, dikutip dari liputan6.com/:
1. Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Kebakaran dianggap sebagai ancaman potensial terhadap pembangunan berkelanjutan karena dampaknya langsung pada ekosistem, kontribusinya terhadap emisi karbon, dan dampak pada keanekaragaman hayati, oleh Tacconi, 2003.
2. Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran, terjebak asap atau rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat menyebabkan banyak spesies endemik di suatu daerah turut punah sebelum sempat dikenali.
3. Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan kekeringan di saat musim kemarau.
4. Kekeringan yang ditimbulkan bisa menyebabkan terhambatnya jalur pengangkutan lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah terpencil.
5. Kekeringan akan mengurangi volume air waduk pada saat musim kemarau, yang mengakibatkan terhentinya pembangkit listrik (PLTA) pada musim kemarau.
6. Musnahnya bahan baku industri perkayuan, akibatnya pekerja kehilangan pekerjaannya.
7. Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kanker paru-paru. Polusi asap ini juga bisa menambah parah penyakit para penderita TBC atau asma.
8. Asap yang ditimbulkan menyebabkan gangguan di berbagai segi kehidupan masyarakat. Aktivitas bisa lumpuh total karena kebakaran hutan.
9. Berkurangnya batas pandang, karena gangguan asap pada sarana transportasi. Banyak pelabuhan udara yang ditutup pada saat pagi hari di musim kemarau karena jarak pandang yang terbatas. Sering terjadi kecelakaan tabrakan antar perahu di sungai-sungai, karena terbatasnya jarak pandang.
10. Kerugian besar yang diderita akibat kebakaran hutan di Indonesia mengakibatkan degradasi hutan dan deforestasi menelan biaya sekitar 1.6 2.7 milyar US dollar dan biaya akibat pencemaran kabut sekitar 674 799 US dollar.
Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia telah menjadi masalah yang serius selama bertahun-tahun. Yang terlihat dalam upaya penanggulangan diantaranya Pemerintah Indonesia dan berbagai organisasi telah bekerja untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan, misalnya upaya melibatkan pemadaman api, pemantauan menggunakan satelit, dan kampanye kesadaran untuk mencegah praktik pembakaran ilegal.
Kebakaran hutan bisa memberikan dampak bagi ekonomi dan sosial, yaitu merusak mata pencaharian masyarakat, seperti pertanian dan pariwisata, biaya penanganan kebakaran dan dampak kesehatan juga menjadi beban besar.
Untuk itu dibutuhkan upaya yang berkelanjutan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di Indonesia, seperti penegakan hukum yang lebih ketat, perubahan dalam praktik pertanian dan perkebunan, restorasi lahan yang terdegradasi, dan edukasi masyarakat mengenai bahaya pembakaran ilegal dan pentingnya pelestarian lingkungan.
Dikutip dari indonesiabaik.id/infografis/waspada-dampak-kebakaran-hutan-dan-lahan, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Mandala Agni, dan Masyarakat Peduli Api memberikan informasi terkait dampak kebakaran lahan dan hutan (karhutla).
Rusaknya ekosistem, musnahnya flora dan fauna yang tumbuh dan hidup di hutan, asap yang ditimbulkan dapat menyebabkan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Penyakit Jantung, iritasi pada mata, tenggorokan dan hidung. Kabut asap dari kebakaran hutan juga dapat mengganggu bidang transportasi, khususnya transportasi penerbangan.
Tersebarnya asap dan emisi gas Karbondioksida dan gas-gas lain ke udara juga akan berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim.
Dampak kebakaran hutan bagi lingkungan diantaranya hilangnya habitat makhluk hidup, ada korban jiwa, polusi udara, polusi air, pemanasan global, berkurangnya bahan pangan, terganggunya fasilitas setempat, terganggunya ekonomi. (kompas.com/skola/read/2022/09/14/093000069/dampak-kebakaran-hutan-bagi-lingkungan-dan-manusia?page=all.)
Kebakaran hutan dan lahan memiliki dampak yang serius terhadap iklim dan lingkungan. Berikut adalah beberapa dampak utama:
- Emisi Gas Rumah Kaca: Kebakaran hutan dan lahan menghasilkan emisi besar gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Gas-gas ini mempercepat pemanasan global dan berkontribusi pada perubahan iklim.
- Peningkatan Perubahan Iklim: Emisi gas rumah kaca dari kebakaran hutan dan lahan berkontribusi pada peningkatan suhu global. Ini dapat mengakibatkan perubahan pola cuaca, kenaikan permukaan air laut, dan dampak ekstrem seperti gelombang panas dan cuaca yang lebih ekstrem.
- Kehilangan Karbon Terikat: Hutan adalah penyerap karbon alami yang besar. Kebakaran melepaskan karbon yang telah disimpan dalam tanaman dan tanah, mengurangi kapasitas hutan untuk menyerap karbon dari atmosfer.
- Degradasinya Ekosistem: Kebakaran merusak ekosistem hutan dan lahan, mengubahnya menjadi tanah yang terdegradasi dan tidak produktif. Ini dapat mengurangi keanekaragaman hayati, mengganggu rantai makanan, dan merusak habitat satwa liar.
- Erosi Tanah dan Lumpur: Setelah kebakaran, hutan dan lahan cenderung menjadi rentan terhadap erosi tanah dan banjir lumpur. Vegetasi yang hilang tidak lagi menahan tanah dan air, menyebabkan erosi yang lebih cepat dan banjir lumpur yang merusak.
- Pencemaran Udara: Kebakaran hutan menghasilkan asap yang mencemari udara dan mengandung partikel halus berbahaya (PM2,5) serta zat kimia beracun. Ini dapat merusak kualitas udara dan kesehatan manusia.
- Hilangnya Habitat dan Keanekaragaman Hayati: Kebakaran merusak habitat alami bagi banyak spesies flora dan fauna. Hal ini dapat mengakibatkan migrasi atau kepunahan spesies yang bergantung pada lingkungan tersebut.
- Siklus Air: Hutan memiliki peran penting dalam siklus air, mengatur aliran sungai dan mempertahankan ketersediaan air. Kebakaran dapat mengganggu siklus air dan mengurangi sumber air bersih.
- Efek Jangka Panjang: Dampak kebakaran hutan dan lahan bisa berlangsung dalam jangka panjang. Tanah yang rusak mungkin membutuhkan waktu lama untuk pulih, sementara emisi gas rumah kaca dari kebakaran akan terus berdampak pada iklim.
- Dampak Sosial dan Ekonomi: Kebakaran hutan dan lahan juga memiliki dampak ekonomi dan sosial, seperti kerugian pada sektor pertanian dan pariwisata, masalah kesehatan akibat polusi udara.
Oleh karena itu, pencegahan kebakaran hutan dan lahan serta upaya restorasi dan rehabilitasi pasca kebakaran sangat penting untuk melindungi lingkungan, keanekaragaman hayati, dan stabilitas iklim global.
Fenomena Indonesia sebagai negara dengan Hutan Hujan Tropis terbesar ke-3 di dunia
Dari www.goodnewsfromindonesia.id/ luas hutan tropis sebesar 39.549.447 hektare, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan hutan tropis terbesar di dunia. Hutan tropis di Indonesia berada hampir di setiap pulau besar, seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Di dunia, selain hutan tropis, hutan yang dimiliki Indonesia berada di posisi sembilan sebagai hutan terluas di dunia dengan luas wilayah 884.950 km persegi atau mencapai 133.300.543,98 hektar.
Hutan Hujan Tropis
Hutan Hujan adalah jenis hutan yang dapat terbentuk karena tingginya curah hujan di wilayah dengan iklim tropis. Tingginya curah hujan di Indonesia sangat mendukung terbentuknya hutan hujan tropis. (kumparan.com)
Hutan hujan tropis adalah jenis hutan hujan yang berada di kawasan iklim tropis yaitu 23.5° lintang utara (LU) dan 23.5° lintang selatan (LS). Contoh hutan hujan tropis di Indonesia yaitu hutan-hutan pulau Kalimantan.(lindungihutan.com)
Hutan tropis merupakan ekosistem yang khas dan sangat unik, tumbuh dan tersebar di wilayah tropis di sekitar garis khatulistiwa dengan kondisi tanah tropis, suhu, kelembapan, serta curah hujan rata-rata tahunan yang cukup tinggi.
Menurut menlhk.go.id pemilik hutan tropis terbesar di dunia, yaitu Indonesia, Brazil dan Republik Demokratik Kongo.
Berdasarkan negara, lima negara terluas yang memiliki hutan hujan tropis berturut-turut adalah: Brasil, Republik Demokratik Kongo, Indonesia, Peru dan Kolombia.(mongabay.co.id/)
Hutan hujan tropis adalah salah satu jenis bioma yang memiliki variasi suhu dan kelembapan tinggi. Hutan ini memiliki rata-rata suhu 25 derajat celcius dan curah hujan yang sangat tinggi dan tersebar sepanjang tahun yaitu antara 200 hingga 400 cm per tahun.(https://www.merdeka.com/)
Hutan hujan tropis adalah hutan dengan keadaan iklim yang selalu basah, tanah kering di daratan, dan selalu hijau. Umumnya, lapis pertama hutan hujan tropis berisi pepohonan dengan tajuk tidak berurutan dengan sedikit susunan cabang. Sedangkan, lapis berikutnya adalah knopi utama yang terdiri dari jenis pohon ramping dengan ketinggian berkisar 30-40 m. (https://www.merdeka.com/)
KOMPAS.com – Hutan hujan tropis adalah salah satu jenis hutan yang berada di wilayah tropis dekat dengan garis ekuator bumi. Hutan hujan tropis adalah hutan berdaun lebar yang selalu hijau (evergreen) dan memiliki kerapatan yang tinggi. Hutan hujan tropis tumbuh baik pada wilayah dengan curah hujan minimal 800 hingga 1200 milimeter per tahun, kelembapan tinggi (lebih dari 80 %) dan suhu yang tinggi sepanjang tahun. Hutan hujan tropis sangat rentan terhadap kerusakan. Hutan hujan tropis adalah bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Curah hujan sepanjang tahun cukup. Sinar matahari membuat pohon tumbuh tinggi dan lebat. Ketinggian pohon di hutan hujan tropis bisa mencapai 50 meter.
Hutan hujan adalah ekosistem hutan yang ditandai oleh curah hujan yang tinggi (setidaknya 200 cm per tahun), memiliki kanopi lebat, dan keanekaragaman spesies yang tinggi. Hutan hujan tropis biasanya terjadi di zona khatulistiwa antara Tropic of Cancer dan Tropic of Capricorn, garis lintang yang memiliki suhu hangat dan sinar matahari sepanjang tahun yang relatif konstan. (mongabay.co.id/)
Hutan hujan memberikan layanan ekologis, termasuk menyimpan ratusan milyar ton karbon, melindungi dari banjir dan kekeringan, menstabilkan tanah, memengaruhi pola curah hujan, dan menyediakan rumah bagi satwa liar dan penduduk asli. Hutan hujan juga merupakan sumber dari banyak produk yang bermanfaat di mana masyarakat lokal bergantung. (mongabay.co.id/)
Ciri Utama Hutan Hujan Tropis (kompas.com)
- Curah hujan yang tinggi sepanjang tahun, antara 200 – 225 sentimeter per tahun.
- Matahari bersinar sepanjang tahun
- Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
- Bioma hutan hujan tropis dibagi menjadi empat lapisan utama, yakni tajuk puncak, tudung, tajuk menengah, dan dasar hutan.
- Daerah di bawah kanopi atau tudung payung gelap sepanjang hari sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.
Karakteristik penting hutan hujan tropis yaitu 1) memiliki curah hujan tinggi, 2) sinar matahari sepanjang tahun dan 3) vegetasi yang bertingkat-tingkat. (lindungihutan.com)
Di Indonesia sendiri hutan hujan tropis banyak di jumpai di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua. Hutan hujan tropis di Indonesia menyimpan beragam jenis flora dan fauna, membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat keragaman flora fauna yang tinggi di dunia.
Indonesia adalah negara dengan hutan hujan tropis terluas ketiga di dunia dan tentunya di seluruh wilayah Asia. Hutan hujan Indonesia tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua, tepatnya di pulau-pulau besar Indonesia.(detik.com)
Hutan hujan tropis bisa juga diartikan sebagai hutan yang terletak di daerah tropis yang memiliki curah hujan tinggi. Maka dari itu, disebut Hutan Hujan Tropis. Hutan-hutan ini didapati di Asia, Australia, Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko dan Kepulauan Pasifik.(wikipedia)
Hutan hujan tropis adalah jenis hutan hujan yang berada di kawasan iklim tropis yaitu 23.5° lintang utara (LU) dan 23.5° lintang selatan (LS). Contoh hutan hujan tropis di Indonesia yaitu hutan-hutan pulau Kalimantan.(lindungihutan.com)
Ciri hutan hujan tropis: (merdeka.com):
- Pohon tinggi dan berdaun lebat.
- Kelembapan Udara Tinggi
- Vegetasi Tanaman Berlapis
Strata A hingga E. Tingkat A terdiri atas pohon dengan ketinggian lebih dari 30 meter, tingkatan B terdiri dari pohon-pohon yang memiliki banyak cabang dan bersinggungan satu sama lain. Tingkatan C tersusun atas pohon dengan ketinggian antara 4 hingga 20 meter dan memiliki banyak ranting yang membentuk tajuk pohon sangat rapat. Tingkatan D terdiri atas beragam jenis tanaman herba, palm, dan paku-pakuan besar. Untuk tingkatan E berisi tanaman pendek yang berperan sebagai penutup lantai hutan seperti lumut, jamur, dan jenis perdu.
- Data Regenerasi Tinggi (kemampuan untuk memperbaiki beberapa kerusakan)
- Memiliki Genangan Air ( di dasar hutan)
- Memiliki Pohon Tinggi ( ketinggian pohon pada hutan hujan tropis bisa mencapai 50 meter dan daun yang lebat.)
Manfaat Hutan Hujan:
• Menyeimbangkan ekosistem
• Menyuplai oksigen
• Mencegah banjir dan tanah longsor
• Menjadi habitat satwa
• Menjadi daerah resapan air
(mongabay.co.id/) Fakta Hutan Hujan Tropis:
- Keanekaragaman hayati: tingkat keanekaragaman hayati di hutan hujan tropis sangat tinggi.
- Layanan ekosistem: hutan tropis memproduksi oksigen atas 25-30 persen dari perputaran oksigen dunia dan menyimpan karbon sekitar 229-247 milyar ton karbon melalui fotosintesis; ia mempengaruhi pola curah hujan dan cuaca; siklus banjir dan kekeringan yang moderat; dan memfasilitasi siklus nutrisi; lebih tinggi daripada ekosistem lain. Karena terletak di daerah tropis, ia menerima banyak sinar matahari yang dikonversi menjadi energi oleh tanaman melalui proses fotosintesis.
- Iklim dan pola cuaca global: Hutan hujan juga memiliki peran dalam pola cuaca global.
- Menjaga siklus air: peran hutan hujan adalah menambahkan proses air ke atmosfer lewat proses transpirasi (pelepasan air dari daun selama fotosintesis) yang menjaga kelembaban dunia.
- Melindungi dari banjir, kekeringan, dan erosi: Hutan hujan juga penting dalam mengurangi erosi tanah dengan menjangkarkan tanah dengan akarnya. Ketika pohon ditebang, tidak ada lagi yang bisa melindungi tanah, dan tanah dengan cepat tersapu oleh hujan. Di lereng bukit yang curam, hilangnya hutan dapat memicu tanah longsor.
Hutan hujan dicirikan oleh struktur vegetatif unik yang terdiri dari beberapa lapisan vertikal pohon termasuk kanopi (tajuk), lapisan bawah, lapisan semak, dan permukaan tanah. (mongabay.co.id/)
Kanopi adalah lapisan cabang dan daun yang dibentuk oleh pohon-pohon hutan hujan yang berjarak sekitar 30-40 meter dari lantai hutan. Di bawah langit-langit kanopi terdapat beberapa tingkat daun dan cabang yang dikenal secara kolektif sebagai tumbuhan bawah.(mongabay.co.id/)
Bagian terendah yaitu tumbuhan bawah, yang tingginya 1,5-6 meter di atas lantai, dikenal sebagai lapisan semak, terdiri dari tanaman semak, perdu dan pohon muda.(mongabay.co.id/)
Tindakan Untuk Menjaga Hutan dan Lahan juga Lestarikan Alam
- Peningkatan Penegakan Hukum: Pemerintah perlu meningkatkan penegakan hukum terhadap kegiatan ilegal seperti illegal logging dan perambahan hutan. Pemberian sanksi yang tegas kepada pelaku ilegal akan menjadi deterrent yang efektif.
- Pengelolaan Hutan Berkelanjutan: Mengadopsi praktik pengelolaan hutan yang berkelanjutan, termasuk penanaman kembali dan pengaturan penebangan yang bijaksana, dapat membantu mencegah degradasi hutan.
- Perlindungan Habitat: Membuat dan memperluas kawasan konservasi serta mengidentifikasi dan melindungi habitat penting bagi spesies langka dan terancam punah sangat penting.
- Restorasi Hutan: Melakukan program restorasi hutan untuk memulihkan hutan-hutan yang rusak akibat deforestasi atau degradasi. Ini dapat melibatkan penanaman kembali pohon-pohon yang sesuai dengan ekosistem asli.
- Pemberdayaan Masyarakat: Melibatkan masyarakat lokal, terutama masyarakat adat yang tinggal di sekitar hutan, dalam pengelolaan dan pelestarian hutan. Ini dapat membantu dalam penegakan hukum, pengelolaan sumber daya alam, dan pelestarian tradisi lokal.
- Promosi Ekowisata: Mendorong pengembangan ekowisata yang berkelanjutan dapat memberikan insentif ekonomi bagi pelestarian hutan dan lingkungan, sambil memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat lokal.
- Pengurangan Konsumsi Produk Berbasis Sawit: Menurunkan permintaan terhadap produk berbasis minyak kelapa sawit dapat mengurangi tekanan terhadap hutan. Konsumen dapat memilih produk alternatif dan mendukung label ramah lingkungan.
- Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hutan dan dampak negatif dari deforestasi melalui kampanye pendidikan dan informasi.
- Kolaborasi dengan Sektor Swasta: Sektor swasta dapat berperan dalam mendukung praktik bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan, termasuk dalam industri pertanian dan perkebunan.
- Kerjasama Internasional: Kerjasama antar negara dan organisasi internasional dapat membantu dalam pencegahan perdagangan ilegal produk hutan dan mendukung program pelestarian hutan.
- Inovasi Teknologi: Menggunakan teknologi seperti pemantauan satelit dan sensor untuk mengawasi dan mendeteksi aktivitas ilegal di hutan.
- Pengembangan Kebijakan Lingkungan: Mendorong pemerintah untuk mengembangkan dan menguatkan kebijakan lingkungan yang mendukung pelestarian hutan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Solusi Mengatasi kebakaran hutan dan lahan
Melestarikan alam di Indonesia memerlukan upaya bersama dari semua pihak, baik individu, masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta.
Beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk melestarikan alam di Indonesia:
- Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan: Mendidik masyarakat tentang pentingnya pelestarian alam melalui program pendidikan, seminar, dan kampanye kesadaran lingkungan.
- Konservasi dan Perlindungan: Membuat dan memperluas kawasan konservasi, melibatkan masyarakat lokal dalam upaya menjaga keanekaragaman hayati dan habitat alam.
- Pengelolaan Sampah: Mengurangi, mendaur ulang, dan membuang sampah dengan benar agar tidak mencemari lingkungan.
- Pengurangan Penggunaan Plastik: Menghindari penggunaan plastik sekali pakai dan mendukung inisiatif pengurangan plastik di masyarakat.
- Pemulihan Ekosistem: Melakukan restorasi ekosistem yang rusak melalui penanaman kembali tanaman asli dan rehabilitasi lahan yang terdegradasi.
- Penghijauan dan Reboisasi: Melakukan penanaman pohon dalam skala besar untuk mengembalikan vegetasi dan fungsi alamiah ekosistem.
- Ekowisata Berkelanjutan: Mengembangkan dan mendukung ekowisata yang berkelanjutan untuk mendukung pelestarian alam sambil memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal.
- Pengembangan Pertanian Berkelanjutan: Mendorong praktik pertanian yang ramah lingkungan, seperti pertanian organik dan agroforestri.
- Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca: Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, mendorong transportasi berkelanjutan, dan mendukung energi terbarukan.
- Pengelolaan Air dan Sumber Daya Air: Melindungi sumber daya air, mengurangi pencemaran air, dan memastikan akses air bersih bagi masyarakat.
- Pengelolaan Laut dan Pesisir: Mendukung konservasi dan pengelolaan yang berkelanjutan di wilayah laut dan pesisir, termasuk larangan perusakan terumbu karang dan habitat laut lainnya.
- Pemberdayaan Masyarakat: Melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam, mendukung mata pencaharian berkelanjutan, dan memberikan insentif ekonomi.
- Pengembangan Kebijakan Lingkungan: Mendorong pembuatan kebijakan lingkungan yang efektif, termasuk regulasi untuk industri yang ramah lingkungan.
- Kerjasama Internasional: Bekerja sama dengan negara-negara lain dan organisasi internasional dalam upaya global untuk melestarikan alam dan mengatasi masalah lingkungan.
- Inovasi Teknologi Hijau: Memanfaatkan teknologi yang ramah lingkungan, seperti energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan lainnya.
Setiap orang bisa berperan dalam pelestarian alam, mulai dari tindakan sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan mendukung upaya-upaya kolektif untuk menjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem di Indonesia.
Selalu menjaga keasrian hutan adalah tanggung jawab kita bersama, Ayo ikut #
Ref:
lindungihutan.com/blog/10-penyebab-kebakaran-hutan-di-indonesia\
indonesiabaik.id/infografis/waspada-dampak-kebakaran-hutan-dan-lahan
liputan6.com/hot/read/5288320/11-penyebab-kebakaran-hutan-ketahui-dampaknya-bagi-lingkungan
menlhk.go.id/site/single_post/4523/tiga-negara-pemilik-hutan-tropis-terbesar-di-dunia-jalin-kerja-sama-trilateral
kumparan.com/berita-terkini/hutan-hujan-tropis-hutan-indonesia-yang-terbentuk-karena-tingginya-curah-hujan-1zwvJNAd19W/2
databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/08/18/luas-kebakaran-hutan-indonesia-capai-90-ribu-hektare-sampai-juli-2023
liputan6.com/hot/read/5288320/11-penyebab-kebakaran-hutan-ketahui-dampaknya-bagi-lingkungan
kompas.com/skola/read/2022/11/04/163000669/hutan-hujan-tropis–pengertian-ciri-ciri-dan-manfaatnya?page=all.
Tulisan ini diikutsertakan pada Kompetisi Blog Hari Kemerdekaan #BersamaBergerakBerdaya menjaga hutan Blogger Perempuan Network 26 Juli – 31 Agustus 2023.