Diare merupakan penyakit yang sering dialami si kecil, saat seorang Ibu memiliki buah hati. Bahkan ada mitos yang menganggap diare adalah suatu pertanda bahwa anak sedang dalam proses akan lebih pintar.
Ternyata, diare itu bahaya jika penangananya tidak tepat.
Seorang ibu harus mengetahui penanganan diare yang tepat, agar tidak mengakibatkan efek ke depannya yaitu mengganggu tumbuh kembang anak yaitu berat badan.
MC Amy Zein
Acara ini dipandu oleh MC Amy Zein, dengan menghadirkan nara sumber Nabhila Chairunissa, Brand Manager Digestive Care Sari Husada, Dr. dr. Ariyani SpA, dan Mom Cindy.
Nabhila Chairunissa ( Brand manager digestive care – Sarihusada), Dok Nutricia SGM
Nabhila mengungkapkan tujuan diadakannya kampanye Indonesia Merdeka Diare adalah wujud nyata komitmen Nuticia Sarihusada terhadap nutrisi untuk bangsa agar anak Indonesia menjadi anak generasi maju.
Kampanye ini diharapkan akan menjadikan para Ibu di seluruh Indonesia mengerti akan penanganan tepat saat anak mengalami diare dan setiap Ibu mempunyai pedoman untuk mengatasi Diare Anak, dan untuk menjaga tumbuh kembang optimal dan mencetak generasi maju.
Diare adalah kondisi yang ditandai dengan buang air besar yang frekuensi dan bentuknya tidak seperti biasanya, bisa lebih dari 3 kali dalam waktu 24 jam, dan terdapat perubahan pada bentuk feses yang dikeluarkan (cair,lembek).
Rotavirus
Ciri Anak Diare :
Pipi dan mata terlihat cekung
Sedikit atau tidak mengeluarkan air mata
Mulut dan lidah kering
Kekenyalan kulit berkurang
Penyebab Diare :
Penyebab terbagi 2 Infeksi (Virus,bakteri,parasit dan jamur) dan Non Infeksi (Alergi, intoleransi makanan).
Penyebab paling umum adalah infeksi pada usus yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur atau parasit. Namun penyebab terbanyak adalah Rotavirus. Penelitian menemukan 30% anak Indonesia yang mengalami diare disebabkan oleh Rotavirus juga mengalami intoleransi laktosa.
Bakteri :
Escherichia Coli
Campylobacter
Clostridium Species
Shigella species
Vibrio Cholerae
Salmonella
Virus :
Rotavirus
Human Caliciviruses
Adenovirus
Parasit :
Entamoeba histolytica
Giardia Intestinalis
Cryptosporidium and Cyclospora
Rotavirus sering mengakibatkan dehidrasi dalam waktu cepat, dan mengancam jiwa. Angka kematian 6% pada balita,pada negara berkembang lebih tinggi karena banyak malnutrisi.
Di negara lain, penelitian menunjukan angka yang lebih tinggi untuk intoleransi laktosa yaitu 67% diare karena rotavirus, dan 49% pada diare non rotavirus.
Saat diare karena Rotavirus, akan terjadi kerusakan jonjot usus, sehingga produksi beberapa enzim di jonjot usus yang berguna untuk proses pencernaan nutrisi, diantaranya enzim laktase akan berkurang.
Enzim laktase berguna untuk mencerna gula alami (laktosa) yang terdapat pada susu. Intoleransi laktosa adalah kondisi dimana Laktosa yang tidak tercerna akhirnya tidak dapat terserap , sehingga mengakibatkan diare semakin berat, kembung dan tinja berbau asam.
Fakta Diare
1 dari 7 anak Indonesia pernah mengalami diare (Rikesdas 2013)
Diare dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang si kecil
Dalam 1 tahun rata rata anak Indonesia alami diare 2-6 kali dalam setahun
60% dari diare yang terjadi di Indonesia 60% disebabkan karena infeksi virus yaitu Rotavirus, 30% anak yang terkena rotavirus memiliki intoleransi laktosa.
Penyebab kematian no 2 tertinggi di Indonesia, dan sejalan dengan data Rikesdas 2013 mengenai kejadian diare pada anak sebesar 17%.
Penyebab rawat inap di RS Indonesia *(Kemenkes 2008)
Resiko Diare :
1. Beresiko lebih pendek 3.6 cm saat berusia 7 thn dibandingkan teman seusianya dan beresiko memiliki IQ lebih rendah.
2. Anak akan memiliki resiko kekurangan gizi.
Ciri Diare :
Bentuk tinja Cair
Frekuensi BAB lebih dari 3x sehari
Warna BAB tidak normal (warna putih, hitam, bercak darah)
Anak Diare
Penting untuk selalu memantau 3 hal deteksi dini Diare :
Frekuensi anak buang air ( setiap anak berbeda-beda bisa 2 hari sekali 3 hari sekali)
Warna harus dipantau yang bagus adalah kecoklatan, kekuningan , kehijauan
Bentuk feses yang baik adalah yang menggumpal, lunak dan mudah dikeluarkan
Lakukan konsultasi kepada tenaga medis jika terdapat hal yang mencurigakan
Warna feses berubah hitam bercak atau bercak darah
Hal penting yang harus diperhatikan ketika si kecil diare, agar anak tidak mengalami dehidrasi dan kekurangan gizi :
1. Untuk anak yang masih mendapatkan ASI teruskan pemberian ASI,karena ASI adalah yang terbaik.
2. Cegah dehidrasi dengan oralit.
3. Konsultasikan ke tenaga medis.
4. Jaga kebersihan tubuh dan lingkungan si kecil.
5. Bila perlu, berikan nutrisi bebas laktosa, berdasarkan rekomendasi tenaga medis.
Tanda Diare dengan Intoleransi Laktosa :
Diare cair berlebihan
Kembung
Sering buang gas
Sakit perut
Kemerahan disekitar anus
Tinja berbau asam
Penanganan Diare, terdapat 3 tahap :
Rehidrasi
Pemberian Nutrisi (asi, susu formula jangan diencerkan, berikan susu formula khusus jika diperlukan)
Terapi obat-obatan : antibiotik untuk infeksi bakteri berat sesuai indikasi
Pencegahan :Vaksinasi
Nutrisi saat Diare :
Menjaga asupan kalori dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
Mempercepat proses pemulihan
Apabila anak tidak mau makan dan minum saat diare, orang tua perlu tetap mengusahakan asupan yang bernutrisi yang mudah diterima oleh anak.
ASI dan oralit adalah cairan utama selain zinc, yang dapat diberikan ketika anak diare, sehingga dapat mempercepat pemulihan funsi usus normal, agar kemampuan untuk mencerna dan menyerap makanan yang masuk, serta berikan energi untuk mempercepat proses pemulihan ujar DR Dr Ariani Dewi Widodo Sp.A(K).
Kepekaan orang tua saat anak alami diare sangat penting, karena anak akan mengalami pengurangan berat badan saat dan setelah diare, sehinga anak dapat mengejar pertumbuhan fisiknya.
Kapan harus dibawa ke dokter :
BAB sangat sering dengan tinja sangat cair
Muntah berulang kali
Tampak sangat haus/lemas
Buang air kecil pekat, sedikit atau tidak ada
Tinja bercampur darah
Tidak membaik dalam 3 hari
Untuk mendukung kampanye ini, Nutricia Sarihusada mengeluarkan 4 video miniseries yang dapat dilihat di youtube :
Episode 1 : Dampak diare
Episode 2 : Kenali Diare
Episode 3 : Jenis Diare
Epsode 4 : Hal penting Hadapi diare
Permenang Live tweet dan live gram
Dalam acara ini diadakan lomba the best live tweet dan livegram, serta games yang menggunakan media handphone dimana kita menjawab 4 pertanyaan memilih mitos atau fakta mengenai pernyataan mengenai diare melalui Kahoot.
Keterangan foto (4 orang) kiri-kanan : Dr. Maria Melisa (Head of Brand SGM), Nabhila Chairunissa ( Brand manager digestive care – Sarihusada), Cindy Charlota (Public Figure Mom)kiri-kanan : Dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A (Medical Expert), Maria Melisa (Head of Brand SGM), Nabhila Chairunissa ( Brand manager digestive care – Sarihusada), Cindy Charlota (Public Figure Mom)
Kampanye Indonesia Merdeka Diare juga akan dilaksanakan di Surabaya dan Medan, selain itu dibuat juga digital online, media/blogger gathering, radio Talkshow dan leaflet edukasi.
2 Replies to “Kampanye Edukasi “Indonesia Merdeka Diare”, Nutricia Sarihusada”
Bismillah, Insha ALlah Indonesia merdeka Diare ya. Di dukung dengan peran orang tua dalam mengetahui tentang seluk beluk diare, mulai dari ciri-ciri juga penanganan yang cepat.
Bismillah, Insha ALlah Indonesia merdeka Diare ya. Di dukung dengan peran orang tua dalam mengetahui tentang seluk beluk diare, mulai dari ciri-ciri juga penanganan yang cepat.
Iya Mba, semoga Indonesia Bebas Diare