Ditengah pro dan kontra mengenai imunisasi yang belum lama ini terdengar, saya termasuk salah satu orang tua yang pro imunisasi karena bagi saya imunisasi akan mencegah penyakit berbahaya sampai masa tua nanti.
Dalam rangka memperingati Pekan Imuniasasi Dunia 2019 di tanggal 23 April 2019, Kementerian Kesehatan RI mengadakan Temu Blogger dengan tema Program Imunisasi dan Pekan Imunisasi Dunia tahun 2019 yang dilaksanakan pada 15 April 2019.
Kegiatan ini menghadirkan nara sumber Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kemenkes RI drg. R. Vensya Sitohang, M.Epid, Satuan Tugas (Satgas) Imunisasi Prof. Dr. Cissy Kartasasmita,Sp. A, Sekretaris Komisi Fatwa MUI
Dr.H.M. Asrorun Ni’am Soleh,M.A
Imunisasi
Siapapun pasti pernah mendengar kata imuniasi, biasanya identik dengan bayi dan balita.
Menurut Prof. Dr. Cissy Kartasasmita,Sp. A, imunisasi lengkap sangat penting bagi kesehatan anak dan keluarga.
Sayapun baru tahu ternyata 1974 WHO memperkenalkan program EPI (Expanded Program on Immunization) untuk menjamin bahwa setiap anak memilik akses untuk mendapatkan imuniasi rutin yang direkomendasikan .
Jika kita flasback kebelakang, ada 4 vaksin utama yang direkomendasikan dan diberikan sejak bayi yaitu BCG, DTP, Polio dan Campak.
Imunisasi sendiri di Indonesia dimulai sejak tahun 1956, dan tahun 1977 imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi untuk Pencegahan Penularan beberapa Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu Tuberkulosis, Difteri, Pertusis, Campak, Polio, Tetanus dan Hepatitis B.
Jadwal Imunisasi Program Pasca Introduksi Vaksin Baru :
Pemberian ASI ekslusif, nutrisi seimbang, penyediaan air bersih, imunisasi, sanitasi sehat dan pengasuhan optimal adalah faktor – fakto yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Dengan Imunisasi banyak penyakit bisa dicegah, kalaupun terkena hanya akan terkena ringan saja.
BCG : Tuberkulosis
Hepatitis B : Kanker Hati
DPT : Difteri, Pertusis, Tetanus
Polio : Poliomyelitis
Hemophilus Influenza tipe b (Hib) : Pneumonia, meningitis
Rotavirus : Diare
JE : Radang Otak
Dengue : Demam Berdarah
Meningitis : Radang Selaput Otak
Rabies : Anjing gila
MR/MMR : campak, rubela, gondongan
Pneumokokus : Pneumonia, meningitis, Bakteremia
Varisela : Cacar air
Tifoid :Tifoid
Hepatitis A : Hepatitis A
Human papiloma virus (HPV) : Kanker Serviks
KENAPA HARUS IMUNISASI
Imunisasi dilakukan agar tubuh kita memiliki kekebalan, mencegah penyakit yang menyebakan kematian atau kecacatan, dan memenuhi kewajiban hak anak untuk mendapatkan imunisasi.
ANAK YANG TIDAK IMUNISASI
Efeknya tubuh anak tidak kebal pada mikroorganisme ganas , anak bisa meninggal atau cacat karena infeksi berat, bisa menularkan ke orang lain, dan penyakit akan tetap ada di lingkungan tersebut.
AKIBAT TIDAK IMUNISASI
Kasus Polio di Agustus 2005 di Banten, Kejadian Luar Biasa di Jawa Timur membuat saya semakin yakin bahwa vaksin menjadi suatu alat pencegahan untuk anak dibawah 5 tahun.
MANFAAT IMUNISASI
Imunisasi sangat bermanfaat untuk pencegahan perorangan akan penyakit tertentu, mencegah penularan penyakit dan menurunkan kejadian penyakit.
Seseorang yang telah diimunisasi tidak akan menularkan penyakit pada orang lain, memutuskan transmisi/penyebaran penyakit, dan 80-95% akan terhindar dari penyakit.
Imunisasi ternyata memiliki nilai -nilai sosial diantaranya kekebalan komunitas, efek tidak langsung, pemutusan rantai penularan penyakit ke anak lain, dan orang dewasa yang tinggal bersama, 5-20% anak yang tidak diimunisasi juga akan terlindung.
Vaksin itu akan menunjang sistem kesehatan masyakat, yaitu menurunkan angka kesakitan, biaya pengobatan dan perawatan RS, mencegah kematian dan kecacatan, mencegah beban masyarakat seumur hidupnya.
Setelah imunisasi, biasanya anak akan mengalami beberapa kejadian misalnya perubahan suhu badan. Kejadian ini disebut Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). KIPI bisa terjadi ringan sampai berat, lokal, sistemik atau SAE =Serius Adverse event.
Jangan takut Efek imunisasi , tapi takutiah gelaja dan sebabnya atas penyakit yang akan membuat bahaya bahkan berefek pada kematian.
Banyak hal kontra mengenai imunisasi terjadi misalnya penyakitnya sudah tidak ada tapi masih menjadi idola, sudah imuniasi penyakit masih ada, dan takut akan efek setelah dilakukan vaksinasi.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi jumlahnya semakin meningkat, Jepang, UK , KLB difteria Jatim adalah satu kejadian luar biasa yang pernah terjadi karena tidak dilakukannya imunisasi dengan benar cakupannya.
TUJUAN IMUNISASI
Dengan imunisasi akan mencegah seseorang dari penyakit tertentu, mencegah penularan penyakit, dan menurunkan kejadian penyakit.
Seseorang yang telah diimunisasi tidak akan menularkan penyakit, memutuskan transsmisi penyakit, dan pada akhirnya 80-95% terhindar dari penyakkit.
Seseorang yang telah imunisasi akan memiliki kekebalan tubuh, memutus rantai penularan penyakit dari anak ke orang dewasa yang tinggal bersamanya, dan 5-20% anak yang tidak diimunisasi juga akan aman.
Vaksinansi akan menunjang sistem kesehatan masyakarat, menurunkan angka kesakitan, menurunkan biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit, mencegah kematian dan kecacatan , mencegah beban masyaraat seumur hidupnya.
KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI)
Setelah imuniasi biasanya akan muncul KIPI, bisa ringan sampai berat, lokal atau sistemik, kejadian yang serius 1-2/1 juta dosis vaksin nmun KIPI dipantau dan ditanggulangi oleh KOMNAS dan KOMA PP KIPI secara rutin dan berkala.
Seperti yang kita ketahui, di luaran sana masih ada suatu kelompok yang menyebarkan dan menentang program imunisasi dengan berbagai alasan.
Vaksinasi sangat berperan utuk menurunkan kejadian dan kematian akibat penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi (PD3I). Vaksin menghasilkan kekebalan seperti inveksi alamiah, dan dengan vaksin individu, lingkungan dan komunitas akan merasakan manfaatnya.
Vaksinasi tersedia sejak usia bayi, remaja, dewasa, ibu hamil, lansia dan turis.
Di dalam tubuh kita pastinya akan terjadi penggantian sel tubuh yang rusak atau mati, organ tubuh akan istirahat saat kita tidur.
Untuk mencegah penyakit, bisa dilakukan pencegahan umum seperti pemberian ASI, MPASI, perbaikan gizi, suplemen, kebersihan perorangan, sumber air dan lingkungan, pencegahan umum belum mampu melindungi terutama untuk melawan kuman, bakteri, virus yang berbahaya.
Pencegahan yang khusus bisa dilakukan dengan imuniasasi yang eketif dan efisien terhadap penyakit berrbahaya sperti tuberkulosis, polio, difteri, pertusis, tetanisu, campak, sindrom rubella kongenital, pnemonia, meningitis dll.
Kekebalan akan terbentuk dalam 2-4 minggu setelah vaksin diberikan. Imunisasi itu bisa aktif dan pasif, dilakukan seacara pasif yaitu memindahkan antibodi ke dalam tubuh. Dilakukan dengan akif jika dengan caa memasukan vaksin yang berisi kuman yang dilemahkan/dimatikan untuk merangsang kekebalan dalam tubuh.
Banyak penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi seperti hepatitis, TBC, polio, difteri, pertusis, tetanus, meningitis, pneumonia, kanker serviks.
Imunisasi adalah pecegahan yang paling efektif dari segi biaya, menggunakan vaksin yang terjamin keamanan dan kualitasnya, mencegah penyakit untuk diri sendiri maupun melindungi orang disekitarnya,
Imunisasi bertujuan menurunkan kesakitan dan kematian akibat Penyakit-Penyakit yang dapat dicegah dengan Imuniasai (PD3I)
Menurut Permenkes No 12/2017 imunisasi adalah upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga jika suatu saat terkena penyakit tersebut tidak akan sakit atau mengalami sakit ringan.
Imunisasi terbagi 2 yaitu Imunisasi Program dan Imunisasi Pilihan
Imunisasi program adalah imunisasi yang diwajibkan kepada seseorang sebagai bagian dari masyakarat dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan masyarakat sekitarnya dan penyakit yang bisa diatasi dengan imunisasi.
Imunisasi pilihan adalah imunisasi yang bisa dberikan kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dari penyakit tertentu.
Imunisasi rutin adalah imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Imunisasi lanjutan diberikan pada baduta, anak usia sekolah dasar/sederajat dan WUS.
Imunisasi tambahan adalah imunisasi yang diberikan di kelompok umur tertentu yang paling beresiko terkena penyakit tertentu pada periode waktu tertentu.
Imunisasi khusus akan melindungi seseorang dan masyarakatnya terhadap penyakit tertentu pada situasi tertentu misalnya meningitis, yellow fever, rabies dan poliomyelitis.
Imunisasi lanjutan akan mempertahankan tingkat kekebalan dan untuk memperpanjang masa perlindungan anak yang sudah mendapat imunisasi dasar.
Dengan banyaknya anak yang diimunisasi di suatu daerah tertentu akan memunculkan kekebalan kelompok, jika cakupan imunisasi rendah jikia ada kasus PD3I penyebaran akan cepat sekali , anak yang tidak imunisasi akan beresiko menjadi kasus dan sumber penularan PD3I bagi anak anak lainnya.
KEBERHASILAN IMUNISASI DI DUNIA
Cacar berhasil di basmi, Indonesia bebas Polio di tahun 2014, tetanus pada ibu hamil dan baru lahir di 2016.
Imunisasi i bisa di Posyandu, Puskesmas, Puskesmas pembantu, RS perintah, RS swasta, klinik dokter swasta, klinik bidan, fasilitas kesehatan lainnya, sekolah-sekolah di Bulan Imunisasi Anak Sekolah.
JIKA ANAK TELAT IMUNISASI, Susulkan saja, lakukan dan konsultasi ke dokter anak terlebih dahulu.
Imunisasi tidak lengkap akan memiliki kekebalan yang tidak sempurna terhadap penyakit berbahaya sehingga mudah tertular, sakit berat, cacat, meninggal dan menjadi sumber penularan penyakit.
ISU PENOLAKAN IMUNISASI
Peran masyakarat dari semua pihak , tokoh masyakat, tokoh agama, orang tua dan guru , kader dan media dalam melaksanakan imunisasi sangat dibutuhkan, sehingga tidak ada lagi yang menolak imunisasi.
Pekan Imunisasi Dunia diperingati sejak Mei 2012 di Sidang Kesehatan Dunia, biasanya setiap minggu ke 4 bulan April setiap tahunnya dan dilaksanakan di 180 negara.
19.9 juta anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap di tahun 2018. Karena itu yuk kita sukseskan Pekan Imunisasi 2019, agar semua anak mau diimunisasi.
Tema Pekan Imunisasi Dunia 2019 temanya adalah Protected Together, Vaccines Work, Imunisasi Lengkap Indonesia Sehat. PID 2019 akan dilaksanakan pada tgl 23 – 30 April 2019, dan akan banyak melakukan kegiatan :
- Lomba karya tulis Jurnalis Maret-April 2019
- Lomba karya tulis Profesi Feb-April 2019
- Temu blogger 15 April 2019
- Lomba mewarnai dan story telling tentang imunisasi di sekolah di Maret-April di DKI Jakarta
- Peringatan Puncak Imunisasi Dunia pada 23 April 2019
- Senam sehat di Kemenkes
- Jalan Sehat tgl 28 April 2019
- Temu ilmiah berama IDAI pada 30 April 2019
FATWA MUI TENTANG IMUNISASI DAN TANGGUNG JAWAB MEWUJUDKAN KESEHATAN MASYARAKAT
Akhirnya tercerahkan juga mendengar pemaparan dari Dr. HM. Asrorun Ni’am Sholeh, MA diantaranya :
FATWA POLIO KHUSUS (IPV) tahun 2002
Pemberian vaksin IPV kepanda anak-anak yang menderita immunocompromise , saat ini dibolehkan karena belum ada IPV jenis lain yang suci dan halal.
Penggunaan obat berbahan najis atau haram utuk pengobatan hukumnya haram, kecuali memuhui syarat : digunakan pada kondisi darurat, keterpaksaan yang bisa mengancam nyawa saat itu atau dikemuian hari , keterdesakan yang bisa sebabkan penyakit berat, atau cacat di kemudian hari, dan belum ditemukan yang halal dan suci, dan adanya rekomendasi kompeten paramedis yang terpercaya bahwa tidak ada obat yang halal . Untuk pengobatan luar, hukumnya boleh dengan syarat pensucian.
#ImuniasiLengkap
#Pekan Imunisasi Dunia