Miris rasanya, saat tahu banyak kejadian menyedihkan kepada ibu baru yang di bully karena tidak bisa memberikan ASI pada anaknya yang baru dilahirkan. Bukannya senang menyambut kelahiran, malah mendapat kesedihan bahkan berujung pada kasus kriminal.
Scroll berita online kasus yang telah terjadi diantaranya kejadian di 23 Maret 2022, ibu muda (25 thn) di Dusun Bregoh, Desa Sumberrejo, Kecamatan Ambulu, Jember, Jawa Timur, tega membuang bayinya ke sumur dengan alasan sering mendapat perundungan (bully) karena tidak memberikan ASI (tapi susu formula) dan dianggap jadi wanita kurang sempurna.
Ternyata, tersangka mengaku tertekan oleh komentar orang-orang padanya, karena tidak mampu memberi ASI untuk bayinya. Komentar yang ternyata mengganggu mental seorang Ibu hingga tega melakukan hal diluar nalar.
Kenyataan saat ini banyak ibu yang mengalami hambatan dalam memberikan ASI eksklusif dalam atasi stunting. Hasil survei terbaru oleh Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat (KOPMAS) dan mitra, menyoroti bahwa tantangan ini bukan hanya dialami oleh ibu yang bekerja, tapi juga ibu rumah tangga.
Jadi please, jangan pernah menghakimi seorang ibu dalam pemberian ASI, karena setiap ibu pasti ingin memberikan ASI untuk anak. Jangan pernah membuat stigma sosial terhadap ibu ‘malas’ dalam hal pemberian ASI.
Pemenuhan ASI dan kendalanya, harus melihat fakta di lapangan, kita harus melihat bahwa ASI eksklusif ada suatu yang wajib didapatkan oleh anak, tapi tidak menutup mata yang terjadi di lapangan, yang terjadi mungkin ada kendala yang harus kita pahami dan cari solusinya bersama.
Yuli Supriati, Sekjen KOPMAS menyampaikan hasil temuan survey yang dilakukan pada 1301 responden, menyoroti Pasal 7 dan bagaimana dengan ibu yang tidak bisa memberikan ASI eksklusif.
Meskipun pemerintah aktif mendorong ASI Eksklusif untuk mengatasi stunting, kenyataannya banyak ibu yang menghadapi hambatan dalam memberikannya.
KOPMAS bersama Mitra menggelar diskusi kesehatan dari Hasil Survey Pemberian ASI, Kendala pada ibu menyusui di Indonesia dan Fakta Pemenuhan ASI Ekslusif yang diadakan pada Selasa, 19 Maret 2024, di Hotel Dafam Endakadeli-Thamrin dengan menghadirkan narasumber Yuli Supriati, Sekjen KOPMAS, Dr Agnes Tri Harjaningrum, Sp.A., Dokter spesialis anak dan Prof. Tria Astika Endah Permatasari S.KM.,MKM – Ahli nutrisi.
ASI
- Melaksanakan ketentuan pasal 129 (2) UU No.36/2009 tentang Kesehatan Pemerintah membuat PP mengenai pemberian ASI Eksklusif.
- Menurut PP No 33/2012 , ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.
- ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan pada bayi sejak dilahirkan selama 6 bln, tanpa menambahkan dan atau menggantikan dengan makanan atau minuman lain.
- ASI satu-satunya sumber gizi untuk bayi baru lahir hingga usia 6 bulan, yang mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi termasuk protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan zat kekebalan. ASi juga mengandung antibodi yang membantu melindungi bayi dari penyakit dan infeksi.
- Dalam pasal 6 disebutkan setiap ibu yang melahirkan harus memberi ASI Eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya.
- Pasal 7 menjelaskan bahwa, ketentuan tersebut tidak berlaku jika ibu memiliki indikasi medis, ibu tidak ada / ibu terpisah dari bayinya. Bayi dapat diberikan Susu Formula Bayi.
- Keberhasilan pemberian ASI eksklusif tergantung pada faktor internal dan eksternal dari ibu.
- Kendala dalam memberikan ASI jangan sampai ibu salah memberi susu bagi bayi (0-6 bulan) seperti kental manis.
Berdasarkan data responden sejumlah 1301 di Jabodetabek, ibu dengan usia anak 0-5 tahun, kisaran usia ibu 19 – diatas 35 tahun, di bulan Februari selama 1 bulan, dengan metode stratified random sampling dengan cara online dan offline, dengan tingkat pendidikan ibu mulai SD sampai S2, dengan profesi ibu RT, profesi formal (pegawai) dan non formal. Survey ini kerjasama antara KOPMAS, Nutrisi Keluarga, YAICI (yayasan yang bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, dan lingkungan), dan RS Permata Depok, diperoleh hasil survey sebagai berikut:
- Ibu memberikan ASI Eksklusif 61% (796 ibu berikan ASI eksklusif), Ibu tidak berikan ASI Eksklusif 39% (505 ibu terkendala dalam pemberian ASI).
- 1 dari 2 ibu memberikan ASI Eksklusif, 1 dari 3 ibu tidak memberikan ASI Eksklusif.
USIA BERAPA IBU BERHENTI BERIKAN ASI?
Ternyata 27.5% dari 505 responden yang terkendala (139 ibu terkendala berikan ASI) di usia anak 0-1 bulan, 9.3% (47 ibu berikan asupan selain ASI di usia 2 bulan), 11.5% (58 ibu memberi asupan selain ASI di usia 3 bulan), 7.7% (39 ibu memberi asupan selain ASI di usia 4 bulan), dan 44% (222 ibu memberi asupan selain ASI di usia bayi 5 bulan).
Kesimpulannya paling besar ASI terhenti di usia bayi 5 bulan.
ALASAN ASI EKSKLUSIF TERHENTI?
Dari ibu yang terkendala memberikan ASI Eksklusif :
- 54.8% (276 dari 505 responden) mengalami ASI tidak keluar >3 hari/ASI sedikit/puting lecet.
- 32.2% (161 ibu) mengalami terpisah dari anak dan ibu harus bekerja, ada juga temuan anak adopsi.
- 13% (66 ibu) memiliki indikasi medis (sakit), misalnya menggunakan obat-obatan tertentu atau perlu menjalani perawatan medis yang tidak aman untuk menyusui, positif HIV, dalam pengobatan anti-tuberkulosis TBC, infeksi herpes aktif di payudara, flu babi, menjalani kemoterapi, kecanduan terhadap alkohol atau narkotika (sumber .halodoc.com/)
ASUPAN PENGGANTI ASI
Ibu terkendala dalam pemberian ASI Eksklusif, ternyata 85.7% ( 431 ibu) memberikan susu formula ( susu khusus yang diformulasikan sebagai pengganti ASI bayi sampai 6 bulan dan atas rekomendasi tenaga kesehatan (PP NO 33/2012 pasal 6)), 7% (37 ibu) berikan kental manis, 4,4% (23 ibu) berikan UHT (rasa-rasa), 1.6% (7 ibu) berikan air gula/teh/tajin dan 1.3% (7 ibu) memberikan susu murni (susu peternakan).
Padahal KENTAL MANIS itu BUKAN SUSU, jadi yang paling tepat seharusnya diberikan SUSU Formula ya saat ibu tidak bisa memberikan ASI Eksklusif, atau UHT original (tanpa rasa-rasa).
Kesimpulan : Kebanyakan ibu ketika ibu tidak bisa berikan ASI eksklusif, akan berikan susu formula. Pemberian kental manis juga cukup tinggi, dan UHT (ibu belum teredukasi).
MP ASI (Makanan Pendamping ASI) 6 Bulan
Dari 1301 responden :
- 44.1 % (593 ibu) memberikan susu formula
- 8.1 % (106 ibu) memberikan susu murni
- 6% (65 ibu) memberikan kental manis
- 2.8% (36 ibu) memberikan air gula/teh/air tajin
- 2.2% (28 ibu) memberikan UHT
KESIMPULAN
- Dari 1301 responden, 888 (68.3%) berprofesi ibu rumah tangga
SEHARUSNYA: berdasarkan peraturan pemerintah sufor boleh diberikan jika ibu dengan indikasi medis, ibu yang terpisah dari anak, dan anak yang kehilangan ibu.
FAKTA : Banyak ibu yang berprofesi sebagai ibu RT (tidak terpisah dengan anak), mempercayakan asupan gizi nya pada susu formula.
- 796 (61%) ibu berikan ASI eksklusif, 505 (39%) ibu terkendala dalam memberikan ASI Ekslusif. Dari 505 responden yang terkendala berikan ASI ekslusif sebanyak 253 ibu (50%) adalah yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
- Meski ibu di rumah( tidak terpisah dari bayi karena bekerja), tetap cukup banyak yang memiliki kendala dalam pemberian ASI eksklusif. Tingginya angka ibu rumah tangga yang memiliki kendala pemberian ASI Eksklusif menunjukan bahwa kendala pemberian ASI eksklusif tidak didominasi oleh ibu bekerja yang terpisah dari bayinya.
- (54.8%) 278 dari 505 responden alasannya ASI tidak keluar > 3 hari/ ASI sedikit, puting lecet, banyak ibu merasa ASI sedikit (perlu diteliiti mendalam lagi karena sedikit/ketidaktahuan/faktor eksternal lain).
- Dari 505 ibu terkendala dalam berikan ASI; 431 ibu (85.7%), yang terkendala memberikan susu formula, 37 ibu (7%) memberikan kental manis, 23 ibu (4.4%) ibu memberikan UHT, 7 ibu (1.6%) memberikan air teh/air gula/air tajin dan 7 ibu (1.3%) memberikan susu murni.
- Kesimpulannya : ada 74 ibu ( 14.3%) yang memberikan bayinya susu yang tidak tepat (diberikan pada bayi di bawah 1 tahun), angka ini cukup tinggi, terlihat masyarakat belum teredukasi, masih memberikan susu yang sangat tidak dianjurkan atau tidak tepat jika dikaitkan dengan stunting atau kesehatan anak.
REKOMENDASI KOPMAS
- Perlu adanya edukasi yang terus menerus mengenai gizi, terutama asupan yang tepat untuk anak sesuai umurnya. KOPMAS selama ini bekerja sama dengan YAICI tentang edukasi penggunan kental manis di masyarakat, susu yang sebenarnya tidak diberikan sebagai pengganti ASI .
- Pentingnya regulasi pangan untuk melindungi kesehatan anak, yang didukung oleh implementasi dan pengawasan di lapangan.
- Motivasi untuk peningkatan self efficacy ibu ( gramedia.com/ – efikasi diri yang dimiliki seseorang biasanya akan berpengaruh pada individu tersebut dalam menentukan sebuah tindakan atau keputusan. Dimana tindakan tersebut dilakukan untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa hal atau kemungkinan-kemungkinan yang akan hadir di masa depan) dan edukasi mengenai tata laksana menyusui karena 54.8% ASI tidak keluar/puting lecet sehingga ASI terhenti. CUKUP JADI PERHATIAN ANGKA TINGGI, sudah coba segala cara tapi tetap tidak keluar ASI nya.
DISKUSI
14% cukup tinggi masih salah menggunakan UHT dan kental manis sebagai pengganti ASI , susu formula memang dibolehkan oleh undang-undang, bukan sesuatu yang haram, membolehkan dengan alasan indikasi medis, ibu terpisah dengan anak, dan anak yang kehilangan ibunya, karena mungkin susu formula komposisinya sudah diatur sesuai dengan usia anak – Yuli Supriati, Sekjen KOPMAS.
ASI Ekslusif – MPASI
505 ibu yang terkendala ASi Eksklusif alasan paling besar karena puting lecet? kenapa bisa muncul dan apa solusinya?
Dr Agnes Tri Harjaningrum, Sp.A., Dokter spesialis anak, menyampaikan hasil survey ini hampir sama hasil penelitian dengan jurnal kepustakaan tentang kesehatan , betul terbanyak tidak berhasil ada yang karena putih lecet, dan sering terjadi sindrom asi kurang misalnya ibu baru belum keluar langsung panik, mertua, saudara, lingkungan langsung sarankan berikan susu formula, padahal bayi yang lahir dengan sehat memang delay keluar ASI nya, 3 hari baru banyak ASI nya dan jangan khawatir selama tidak ada tanda dehidrasi, bayi kuning berlebihan, cadangan lemak bayi itu banyak, ga usah khawatir seharusnya.
Masalah puting lecet bisa diatasi jika saja ibu melakukan Antenatal Care, faktanya masih kurang ibu hamil yang datang ke dokter untuk konsultasi laktasi seperti belajar cara menyusui yang benar, karena laktasi penting bagi keberlangsungan ASI, harusnya datang ke dokter 1-2 kali, mengikuti forum lakstasi, bagaimana cara pijat payudara, manfaat ASI, sehingga motivasi ibu akan muncul, lanjut ke Inisasi DIni, dan biasanya akan berhasil.
Banyak hal yang akan dilakukan jika ASI belum keluar juga, misalnya diberikan ASI perah, baru diberikan susu formula jika semua hal sudah ditangani dokter namun tidak bisa juga.
Pemerintah sudah menjalankan fungsinya dari Posyandu, Puskesmas, RSUD, Nah kembali ke kita ibu hamil untuk rutin cek ke pelayanan kesehatan terdekat, saat hamil.
Antenatal Care (ANC) adalah pelayanan pemeriksaan yang ditujukan kepada ibu hamil untuk memastikan bahwa ibu serta janin dalam kondisi sehat selama masa kehamilan. Antenatal care mencakup identifikasi risiko, pencegahan komplikasi kehamilan, serta edukasi dan promosi kesehatan (dinkes.banjarmasinkota.go.id/).
Saat ibu baru mendapat dorongan efek psikologi, baik dari mertua dan lingkungan, ibu harus gimana?. Banyak hal yang harus diperhatikan mengenai penyebabnya misalnya menjadi ibu di usia muda dan masih emosional, dukungan kurang, dukungan suami , dukungan keluarga itu sangat penting, support suami, mertua, orang tua, teman, penting untuk keberhasilan ASI eksklusif . Sehingga terhindar dari baby blues, terganggu psikologis, akibatnya ASI berkurang, karena itu penting mengikuti layanan konsultasi laktasi. Namun kenyataannya ibu baru tidak bisa melakukannya karena tidak ada biaya, tidak ada yang antar. Penting untuk segera bertindak mengikuti konsultasi laktasi, mandapat support atau mendatangi psikolog atau psikiater jika ada kendala berlebihan agar menghindari keberhasilan pemberian ASI eksklusif- Dr Agnes Tri Harjaningrum, Sp.A., Dokter spesialis anak.
Prof. Tria Astika Endah Permatasari S.KM.,MKM – Ahli nutrisi
FAKTA : UHT diberikan pada anak 0-6 bln sebagai pengganti ASI Eksklusif, Prof. Tria Astika Endah Permatasari S.KM.,MKM – Ahli nutrisi menjelaskan mengenai kandungan UHT itu diproses dengan teknologi panas yang tinggi, UHT boleh diatas 1 tahun karena kandungan yang pertama karena ada proses pemanasan otomatis kandungan susu, banyak kandungan protein akan hilang 20% , hal ini tidak bisa diantisipasi, sedangkan ASI itu ideal. UHT itu ada penambahan rasa, gula, pewarna, SEHINGGA tidak direkomendasi 0-6 bln, dimana organ pencernaan masih tumbuh dan berkembang, sangat tidak direkomendasi karena dari sisi kandungan gizi saja sudah tidak sesuai.
Penelitian YAICI 2023 melakukan riset mengenai stunting bahwa ditemukan pada balita yang mengkonsumsi kental manis, dikhawatirkan akan jadi beban di masa berikutnya , jika melihat data 7.3% + 4.6% + 1,++ menjadi warning bagi pemerintah kita semua karena akan menjadi modal beban di masa berikutnya.
Prof. Tria Astika Endah Permatasari S.KM.,MKM – Ahli nutrisi juga sempat menjelaskan solusi pemberian susu soya (kedelai) bagi bayi yang tidak cocok susu formula.
Jadi mulai saat ini jangan salahkan ibu yang tidak bisa memberikan ASI untuk bayinya karena tak semua ibu bisa menyusui, jangan anggap ibu MALAS saat tidak bisa berikan ASI. Setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik bagi anaknya. Stop salahkan ibu baru yang tidak bisa berikan ASI, tanpa tahu alasannya. Biarkan ibu baru ada dalam kondisi rileks dan happy, sehingga bisa meningkatkan kualitas proses pemberian ASI pada bayinya.
Jangan berikan anak MPASI yang salah, berikan MPASI yang tepat sesuai dengan usia anak.
ADUANSUSU.ID
Kegiatan diskusi kemarin juga menginformasikan bahwa akan segera launching platform aduansusu.id, untuk laporan dan diskusi seputar masalah susu yang kita alami, ada ruang untuk berbagi pengalaman, mencari saran, dan mendapatkan dukungan dari komunitas.
Aduansusu.id adalah inisiatif yang didedikasikan untuk kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, yang akan memberikan informasi kesehatan bagi masyarakat tentang susu.
Platform AduanSusu.id bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam memantau dan melaporkan tentang susu dan produk susu yang beredar di pasaran, dengan fokus pada kualitas dan keamanan produk susu.
AduanSusu dibangun atas kepedulian akan pentingnya asupan gizi yang seimbang, terutama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dan pemahaman bahwa masyarakat membutuhkan akses yang mudah untuk memberikan masukan tentang produk susu yang mereka konsumsi, baik itu berkaitan dengan kualitas, keamanan, maupun kepatuhan terhadap label dan regulasi yang berlaku.
Ref :
regional.kompas.com
https://regional.kompas.com/read/2022/03/28/175527178/ibu-yang-buang-bayi-ke-sumur-mengaku-sering-dirundung-tetangga-ahli-ungkap?page=all.
https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4626525/cerita-akhir-pekan-jangan-salahkan-ibu-yang-tidak-bisa-memberikan-asi
https://bekasi.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-124102246/ibu-lempar-bayi-ke-sumur-karena-bullying-pegiat-medsos-ingatkan-tak-semua-ibu-bisa-menyusui?page=all