Alergi merupakan hal penting yang harus kita ketahui sebagai orang tua, karena bisa menimbulkan resiko dan ditularkan pada anak kita. Ternyata ada beberapa hal penting yang telah berubah dan wajib kita ketahui seputar alergi yang dibahas lengkap oleh ahlinya di  Bicara Gizi (Virtual Gathering) yang membahas mengenai – Menekan Risiko Alergi si Kecil dengan Deteksi Alergi dan Asupan Nutrisi yang Tepat Sejak Dini.

Materi ini dibahas lengkap oleh Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes., Konsultan Alergi dan Imunologi Anak, Putu Andani, M.Psi., Psikolog dari Tiga Generasi , dan menghadirkan Chacha Thaib, Ibu dari Binar yang  sempat mengalami alergi juga hadir
Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat adanya peningkatan angka kejadian alergi pada anak di berbagai daerah di Indonesia, selama 20 tahun terakhir termasuk diantaranya
sensitivitas terhadap makanan seperti susu sapi yang ditemui sejak bayi di awal kehidupan. Dan ternyata alergi  memiliki dampak jangka panjang terhadap aspek tumbuh kembang, psikologis, sosial, hingga finansial seorang anak di masa depan.

Meskipun kondisi alergi dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan, hal ini dapat dicegah melalui tindakan deteksi dini dan bantuan nutrisi yang tepat.

Dalam menyambut Pekan Alergi Dunia (World’sAllergy Week) yang berlangsung  28 Juni – 4 Juli 2020, Danone Specialized Nutrition Indonesia bertujuan memperkuat edukasi mengenai pentingnya pencegahan alergi sejak dini, melalui Bicara Gizi (Virtual Gathering) yang diadakan pada 25 Juni 2020 lalu, dengan tema  Menekan Potensi Alergi si Kecil dengan Deteksi Alergi dan Asupan Nutrisi yang Tepat Sejak Dini.

Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(k), M.Kes membahas lengkap mengenai alergi, mulai dari pengertian alergi sampai cara penanganan alergi sejak bayi masih dalam kandungan kita.

Alergi sendiri adalah suatu respons pada sistem kekebalan tubuh yang tidak normal,  dimana penyebabnya bisa karena lingkungan, makanan dan faktor genetik.

Alergi bisa merugikan tumbuh kembang anak, dan hanya mengenai anak yang memiliki bakat alergi. Salah satunya adalah atopi yaitu bakat yang diturunkan oleh satu/kedua orangtua.

Mengapa Alergi Harus Ditangani Sejak Dini & Dikenali ?

Alergi bisa menyebabkan alergi makanan, eksim, asma, rinitis alergi(Atopic March)

Dampak Alergi ?

Alergi ternyata bisa memberi dampak  bagi anak, tapi akan berdampak pada keluarga dan masyarakat.

Sebagai contoh anak beresiko menderita penyakit degeneratif, seperti obesitas, hipertensi dan penyakit jantung. Anak juga bisa mengalami gangguan tumbuh kembang, misalnya keterlambatan pertumbuhan karena berhubungan dengan jenis dan lama waktu saat harus pantang makanan tertentu.

Sebagai orang tua, akan mengganggu segi ekonomi karena akan meningkatkan biaya pengobatan, pemotongan gaji karena sering bolos kerja.

Alergi bisa menyebabkan dampak kesehatan secara fisik dan mental. Jika tidak dideteksi sejak dini, bisa menghambat tumbuh kembang, dan di jangka panjangnya bisa sebabkan anak menderita alergi, asma, eksim dan rinitis alergi (ATOPIC MARCH).

Dampak lainnya adalah berpengaruh pada aspek ekonomi keluarga, karena adanya biaya untuk berobat ke rumah sakit/dokter.

Disisi psikologi alergi bisa mengakibatkan stress pada anak dan orang tua, dan menurunkan kualitas hidup anak.

Faktor Yang Meningkatkan Risiko Alergi
  1. Riwayat  Alergi pada keluarga
  2. Kelahiran caesar
  3. Asap rokok dan polusi udara

Hubungan Risiko Alergi  ><Riwayat Alergi dalam keluarga :

  • 40-60% jika kedua orang tua memiliki riwayat alergi
  • 20 – 40 % jika salah satu orang tua memiliki riwayat alergi
  • 25 – 30% jika saudara kaandung memiliki riwayat alergi
  • 5-15% jika orang tua tidak memiliki riwayat alergi

Alasan Kelahiran Caesar Tingkatkan Risiko Anak Terkena Asma :

  • Adanya penundaan perkembangan bakteri baik dalam usus
  • Perubahan perkembangan sistem daya tahan tubuh anak
  • Meningkatnya risiko penyakit alergi pada anak

Faktor Lain Yang Mempengaruhi Risiko Alergi :

  • Paparan asap rokok dan polusi lingkungan
  • Kurang paparan sinar matahari
  • Pengenalan makanan padat secara dini sebelum usia 3-4 bln
  • Susu formula
  • Diet rendah n-3 PUFA, antioksidan dan serat
  • Pengenalan makanan padat yang tertunda
  • Kekurangan vitamin D

Solusi Mengurangi Risiko Alergi :

  • Menghindari asap rokok
  • Diet sehat dan seimbang
  • Probiotik dan prebiotik
  • Vitamin D
  • n-3 PUFA
  • ASI >= 6 bln
  • Susu formula hipoalergenik pada 6 bulan pertama jika ASI tidak memungkinkan
  • Pengenalan makanan padat 4-6 bln

Dermatitis atopik

Dermatitis atopik (D.A.) ialah kondisi peradangan kulit yang kronis dan menahun, disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak. 

Ruam alergi biasa disebut dermatitis atopik dalam bahasa medis. Arti dari istilah “atopi” adalah sekelompok penyakit pada individu yang memiliki riwayat kepekaan dalam keluarganya. Contohnya adalah asma, pilek alergi, ruam alergi, dan mata merah alergi.

Dermatitis atopik bisa diturunkan pada anak kita , risiko mewarisi dermatitis atopik lebih tinggi bila yang menderita dermatitis atopik adalah ibu, dibandingkan dengan ayah. Selain faktor genetik, faktor lain yang ikut mendukung  munculnya dermatitis atopik adalah faktor lingkungan, obat-obatan, dan sistem kekebalan tubuh (imun).

ALLERGEN

Adalah benda yang bisa memicu alergi, bisa berupa makanan dan sesuatu yang terhirup seperti susu sapi, kacang kedelai, kacang tanah, tree nuts (mede, hazelnut, almond), seafood (udang, kepiting), gandum, telur , ikan dll.

Allergen yang bisa terhirup bisa disebabkan karena tungau debu rumah, serbuk sari tanaman, kecoa, serpihan kulit binatang, jamur kapang dll.

Faktor Pemicu

Ruam alergi atau dermatitis atopik pada anak bisa diakibatkan  oleh berbagai faktor, diantaranya  makanan dan tungau debu rumah.

Makanan yang paling sering berperan dalam munculnya ruam alergi pada si Kecil adalah telur, susu, gandum, kedelai, dan kacang tanah.  Sedangkan, tungau debu rumah yang terhirup bisa memicu timbulnya ruam pada lokasi lama atau yang sebelumnya sudah pernah timbul ruam, dan bisa juga memicu ruam di lokasi yang baru.

Selain dapat terhirup, tungau debu rumah bisa menimbulkan ruam melalui kontak dengan kulit. Bulu binatang dan spora jamur juga bisa memicu timbulnya ruam alergi.

Alergi pada kulit dapat disebabkan oleh beberapa jenis alergen, dengan jenis gejala yang berbeda pula. Misalnya, eksim atopik, alergi makanan, alergi obat, dermatitis kontak alergik, dan alergi dingin.

Menurut data WHO, penduduk dunia yang mengalami alergi sebanyak 30-40% , bahkan 550 juta orang di dunia mengalami alergi makanan.

Protein susu sapi adalah makanan penyebab alergi terbesar kedua setelah telur pada anak-anak di Asia.

Alergi Susu Sapi 

Reaksi alergi ini disebabkan oleh kasein dan whey yaitu protein  dalam susu sapi. Alergi ini akan berkurang dengan bertambahnya usia.

Gejala alergi susu sapi : saluran cerna ( diare, kolik), kulit ( urtikaria, dermatitis atopik), saluran napas (asma, rinitis), umum (anafilaksis).

Bedakan Alergi  & Infeksi :

Alergi jika tidak disertai demam, ingus/dahak bening, namun jika sebaliknya bisa dikatakan anak mengalami infeksi.

REKOMENDASI IDAI (TATA LAKSANA ALERGI) :

  • Penghindaran protein susu sapi dan turunannya : berikan formula terhidrolisis, ekstensif, formula asam amino, formula kedelai.
  • Berikan ASI eksklusif
  • Perhatikan label saat membeli produk olahan
  • Obat obatan

PENCEGAHAN ALERGI (REKOMENDASI WHO) 

  • Saat masa kehamilan, tidak ada pantangan makanan tertentu untuk ibu hamil
  • Setelah lahir, berikan ASI eksklusif  6 bln,  makanan padat mulai usia 6 bln, tidak ada pantang jenis makanan tertentu, berikan namun sesuaikan bentuk/teksturnya dengan usia nya .
  • Di lingkungan : hindari paparan asap rokok, aktif dan pasif.

Jadi mulai sekarang yuk deteksi dini alergi pada anak di link    https://old.nutriclub.co.id/allergy-risk-screener/   , karena mencegah akan lebih baik dari mengobati.

Dok: semua SS by me