Pandemi mengakibatkan banyaknya anak yang menjadi  korban pandemi terselubung. Di Indonesia, pandemi terjadi sejak  tahun 2020. Peningkatan prilaku dan emosi akibat paparan stress d masa pandemi, misalnya anak cenderung menarik diri, cemas, depresi, masalah sosial, takut ketemu orang , ga mau bicara, atensi, kemampuan berfikir, agresi, membangkang orang tua.

@yohanatheresia

Stess karena : ruang gerak terbatas, sulit mendapat pendidikan berkualitas, orang tua sibuk dengan masalah masing-masing, kondisi psikologis tidak stabil

Anak anak butuh loncat-loncat, kognitif, belajar interaksi dengan orang lain,

Sekolah dengan metode zoom , online learning sedangkan ortu kerja, interaksi andalkan internet, anak ga paham dengan pelajaran,

Gadget dijadikan pilihan terbaik karena menawarkan winwin solution

Anak akan banyak belajar banyak hal melalui gadget, kemaampuan berfikir, mendapat hiburan, dan tau segalanya,

Gadget :

masalah kesehatan fisik otot leher, tulang belakang nunduk, tiduran, area mata, kesehatan tulang belakang

terlambat bicara anak usia dini , anak tertarik pada visual dan tdak kembangkan kemampuan bicara

kemampuan bicara melalui mendengar, visual ga belajar apa apa

masalah atensi dan konsentrasi :

masalah pada executive function : keterapilan kognitf untuk fokus, mengingat perintah menjalankan perintah sekaligus,

Executive functions (EF), kemampuan individu untuk memulai inisiatif, beradaptasi, mengatur, memantau, dan mengendalikan proses informasi dan perilaku, merupakan kemampuan yang penting bagi kesiapan sekolah

Executive function (kemampuan eksekusi) adalah bagian terpenting pada perkembangan otak anak di usia dini, hal ini akan membantu anak mempelajari kemampuan untuk bertahan hidup, bahkan menjadi pribadi yang lebih bahagia.

Executive function secara umum terbagi menjadi empat kemampuan yang bisa dikembangkan Anak.

  • Perhatian dan fokus, kemampuan untuk mendorong fokus dan mengubahnya saat diperlukan.
  • Kemampuan mengendalikan sikap impulsif
  • Kerja ingatan, kemampuan untuk mengingat dan menggunakan pikiran majemuk di dalam otak.
  • Perencanaan, kemampuan membuat sebuah rencana dan membawanya ke dalam sebuah tindakan untuk meraih tujuan atau menyelesaikan sebuah masalah. Bahkan menyesuaikan rencana saat situasi berubah.

executive function tidak hanya menyiapkan anak untuk menghadapi sekolah, tapi juga menyiapkan anak menghadapi kehidupan. Yang lebih penting, executive function lebih dipengaruhi oleh kebiasaan dan cara pengasuhan orang tua. Pengalaman dan interaksi anak dengan dunia sekitarnya mempengaruhi kemampuan executive function-nya juga.

Mengembangkan executive function pada anak bisa dilakukan melalui hal-hal berikut ini.

1. Permainan drama

Melalui permainan drama, anak akan memegang sebuah peran dan mengingat peran orang lain di dalam pikirannya. Hal ini akan melatih kekuatan ingatannya. Mereka juga harus menyesuaikan diri dengan jalan cerita yang berputar dan plot yang berkembang. Hal ini melatih mereka untuk berpikir fleksibel.

2. Mendengarkan dongeng atau cerita

Mendengarkan sebuah cerita mendorong perkembangan di area berbeda pada otak dibandingkan area yang berkembang saat anak membaca buku bergambar. Anak menggunakan kekuatan ingatan untuk mengikuti alur cerita dan setiap tokoh yang ada, kemudian menggabungkan setiap detil informasi dengan jalan cerit

3. Rintangan

Membuat sebuah rintangan dimana anak Anda harus melewati berbagai hal seperti merangkak di lantai, melompati sofa atau melewati sebuah lorong buatan. Rintangan yang bervariasi atau tingkat kesulitan yang tinggi akan membuat anak merasa tertantang.

Stuart Shanker menyatakan, “Bisa mengendalikan tubuh dan merencanakan tindakan fisik adalah bagian fundamental dalam belajar bagaimana mengelola otak anak. Jadi, aktifitas yang menuntut anak untuk melakukan tindakan yang berbeda dalam waktu yang sama, juga mencari cara untuk menggunakan berbagai tindakan demi mencapai tujuan. Hal ini berdampak baik pada executive function anak.”

4. Menggunakan alat pengatur waktu

Anak usia pra sekolah biasanya sangat sulit untuk menunggu, mereka tidak mengerti tentang konsep waktu. Salah satu cara untuk membuat anak lebih mudah untuk disuruh menunggu ialah dengan memintanya melihat jam atau penanda waktu lain dan membiarkan mereka menghitung waktu yang tersisa.

“Alat pengatur waktu seperti jam dinding atau jam digital di oven memberi anak gambaran waktu yang tersisa yang bisa mereka hitung sendiri. Hal ini membantu mereka belajar untuk membuat rencana dan mengukur langkah mereka,” kata Adele Diamond.

5. Permainan yang menuntut konsentrasi anak

Permainan ini biasanya melibatkan ucapan dan gerakan tangan secara berurutan. Seperti permainan Simon Says (Simon berkata), yang akan membuat anak fokus pada ucapan orang yang berperan sebagai Simon. Hal ini akan melatih koordinasi indera pendengaran, otak dan gerakan anggota badan anak.

pa itu executive function?

Executive function merupakan sebuah keterampilan untuk merencanakan, mengontrol diri, mengikuti instruksi, dan tetap fokus (tidak mudah terdistraksi) dalam mengerjakan sesuatu, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Executive function berkembang sangat pesat pada usia 3-5 tahun. Di masa yang akan datang, keterampilan ini sangat membantu otak dalam menetapkan prioritas, fokus pada apa yang sedang dikerjakan, dan tidak mudah berperilaku impulsif. Nah, kelak anak-anak pasti sangat membutuhkan keterampilan ini dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari kehidupan sosial, akademis, profesional, dan kehidupan berkeluarga.

Sebetulnya, setiap anak memiliki pondasi keterampilan executive function sejak bayi, karena merupakan keterampilan dasar manusia. Namun, keterampilan executive function tidak dapat berkembang optimal jika tidak distimulasi sejak dini.

Faktor penting dalam menumbuhkan keterampilan executive function adalah latihan dan kebiasaan. Nah, sebagai orang tua kita perlu memberikan beragam kesempatan dan pengalaman kepada anak-anak termasuk pengalaman melakukan kesalahan agar keterampilan ini dapat terus berkembang.

Executive function melibatkan tiga fungsi otak, yaitu:

1. Working memory

Kemampuan untuk menyimpan dan mengingat informasi, mampu mengaitkan satu informasi dengan yang lain, serta menggunakan informasi yang ada untuk memecahkan masalah.

2. Self control

Kemampuan untuk mengontrol diri, seperti menahan godaan, emosi, pikiran, sehingga tidak mudah marah, berperilaku impulsif dan tergesa-gesa.

3. Cognitive flexibility

Kemampuan untuk memiliki pemikiran yang fleksibel, tidak kaku, dan mudah beradaptasi dengan berbagai keadaan, termasuk mampu berpikir outside the box, berpikir kreatif, dan melihat sesuatu dari berbagai perspektif.

Beragam aktivitas yang dapat membantu meningkatkan keterampilan executive function:

1. Memelihara tanaman dan hewan

Melalui aktivitas ini, anak-anak dapat belajar banyak hal. Kita dapat melibatkan anak-anak mulai dari membuat rencana.

Saat ingin memelihara ikan, kita bisa melibatkan anak-anak mulai dari memilih jenis dan ukuran akuarium, jenis ikan, hiasan akuarium, dsb. Berikan anak-anak tanggung jawab untuk memberi makan ikan setiap pagi dan malam, lalu membersihkan akuarium setiap akhir pekan. Jadikan aktivitas tersebut sebagai sebuah kebiasaan.

Saat ingin memelihara tanaman, kita bisa melibatkan anak-anak mulai dari memasukkan tanah ke dalam pot, menyemai benih, merawat dan menyiram tanaman, memindahkan tanaman dari tray semai ke dalam pot yang lebih besar, menjemur tanaman di bawah sinar matahari, dsb.

Aktivitas sederhana ini dapat merangsang ketiga fungsi otak (working memory, self control, dan cognitive flexibility)

2. Story telling

Aktivitas ini pasti sudah sering kita lakukan. Melalui cerita, kita memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk memperhatikan, menyelami isi cerita, dan menumbuhkan imajinasinya. Sehingga, kita dapat menstimulasi working memory anak-anak dalam mengingat apa yang kita katakan atau ceritakan kepadanya.

Kita pasti sering mendengar anak-anak menghubungkan apa yang mereka lihat dengan cerita yang ada di buku. Nah, inilah yang perlu kita lakukan terus menerus untuk merangsang fungsi otak mereka agar kelak tumbuh menjadi anak-anak yang kaya imajinasi, dan mampu menghubungkan informasi yang mereka miliki untuk memecahkan sebuah tantangan. Sehingga, mereka tidak tumbuh menjadi generasi yang berpikir instan.

Selain dapat merangsang working memorystory telling juga dapat merangsang fungsi cognitive flexibility, dimana anak-anak dapat tumbuh dengan beragam perspektif dalam melihat sesuatu dan berpikir outside the box bermodal imajinasi yang terus berkembang.

3. Aktvitas tradisional

Beragam aktivitas sederhana seperti olahraga, games (termasuk permainan tradisional), menari, dan bernyanyi dapat melatih keterampilan executive function. Keempat aktivitas ini dapat menstimulasi seluruh fungsi otak yang terlibat dalam keterampilan executive function.

  • Fungsi working memory membantu untuk mengingat instruksi permainan, gerakan tarian, dan lirik lagu.
  • Fungsi self control membantu untuk bisa menendang dengan tepat, bersepeda dengan seimbang, menari sesuai irama, bernyanyi mengikuti nada, bermain sesuai instruksi, dsb.
  • Fungsi cognitive flexibility membantu untuk menghadapi tantangan, seperti perubahan gerakan tarian, perubahan instruksi permainan, dsb.

4. Aktivitas sehari-hari

  • Ajak anak-anak merencanakan permainan, seperti mencari ide di buku atau pinterest (tentu dengan membatasi durasi melihat gagdet, mom bisa menyalakan alarm dalam 10 menit), menyiapkan bahan-bahan, dan membuat mainannya.
  • Meminta anak untuk mengambilkan barang yang spesifik. Misal, jenis buku yang spesifik tentang tubuh, gajah yang kehilangan rumahnya, dsb.
  • Bermain dengan memberikan instruksi sederhana seperti montessori. Misal, nanti kamu mengambil batu, lalu melewati rintangan dengan melompat, dan memasukkan ke dalam botol ya.
  • Membiasakan anak memiliki rutinitas. Misal, membangun rutinitas sebelum tidur seperti menggosok gigi, membaca buku, berdoa, bercerita kegiatan sehari.

Sebagai orang tua, kita sebaiknya selalu memberikan tantangan kepada anak-anak, mengajarkan dengan memberikan contoh, dan mempraktekkannya. Sebaiknya kita mulai membentuk kebiasaan-kebiasan yang dapat membantu anak-anak untuk mandiri dan memiliki kontrol terhadap dirinya sendiri. Kita juga dapat mendukung anak-anak secara tidak langsung, yaitu dengan memberikan cinta, lingkungan yang mendukung, dan tidak membuat anak-anak mudah stres atau tertekan dengan beragam standar yang ada.

Ternyata aktivitas yang dapat membantu menumbuhkan keterampilan executive function tidak rumit ya. Semua sangat mungkin kita lakukan di rumah. Nah, dalam mendidik anak usia 0-6 tahun, kita tidak perlu terlalu fokus pada kemampuan kognitif atau akademik anak ya mom karena ada banyak keterampilanExecutive functions (EF), kemampuan individu untuk memulai inisiatif, beradaptasi, mengatur, memantau, dan mengendalikan proses informasi dan perilaku, merupakan  kemampuan yang penting bagi kesiapan sekolah .  EF terdiri dari tiga komponen dasar yaitu inhibition, working memory, dan cognitive flexibility. Ketiga komponen dasar tersebut akan membentuk kemampuan EF yang lebih tinggi, seperti perencanaan, penalaran, dan pemecahan masalah

Jangan mematikan kreativitas anak, cukup arpresiasi saja

Executive Function bisa diartikan sebagai “CEO” dalam otak karena fungsinya yang sangat penting, yaitu memungkinkan seseorang untuk menetapkan, merencanakan dan menyelesaikan suatu tujuan.

menguasainya

menguasainya

Kemampuan ini tidak langsung dimiliki oleh anak saat lahir, tapi setiap anak memiliki potensi untuk menguasainya dengan dukungan dari lingkungan dan pola asuh orang tua.

Supaya lebih jelas, simak dulu penjelasan tentang

Menurut definisi Center on the Developing Child Harvard University, kemampuan fungsi eksekutif adalah sekumpulan keterampilan kognitif yang memungkinkan anak untuk berpikir kritis, membuat rencana, fokus, mengingat perintah, dan mengerjakan beberapa hal sekaligus.

Kemampuan ini juga dikenal sebagai sistem manajemen otak, dan melibatkan tiga fungsi utama otak, yaitu:

  • Memori kerja (working memory): Berfungsi untuk mengingat dan menggunakan informasi dalam jangka pendek.
  • Kemampuan berpikir fleksibel (cognitive flexibility): Berfungsi untuk mempertahankan atau mengalihkan perhatian sesuai dengan kondisi, atau menggunakan aturan berbeda pada situasi yang berbeda pula.
  • Kendali diri (self-control): Berfungsi untuk menentukan prioritas serta menahan diri dari tindakan atau respon impulsif.
  • ebuah studi yang dilansir National Institutes of Health menjelaskan kalau kemampuan fungsi eksekutif berkembang sepanjang masa kanak-kanak hingga dewasa muda, dan berperan penting dalam fungsi akademis, sosial, emosional, dan kognitif.Kemampuan fungsi eksekutif yang baik dibutuhkan untuk mendukung kelancaran belajar, pencapaian akademis, kemampuan perencanaan dan memecahkan masalah, kemampuan beradaptasi, dan kompetensi perilaku.Dalam jangka panjang, kemampuan fungsi eksekutif membantu anak tumbuh menjadi individu yang baik dalam segala lingkungan.Saat dewasa nanti, ia juga mampu menjalankan berbagai komitmen secara bersamaan, seperti membesarkan anak, bekerja, melanjutkan pendidikan, menjaga kesehatan, dan menjadi anggota masyarakat yang baik.
  • Kemampuan fungsi eksekutif yang baik dibutuhkan untuk mendukung kelancaran belajar, pencapaian akademis, kemampuan perencanaan dan memecahkan masalah, kemampuan beradaptasi, dan kompetensi perilaku.Dalam jangka panjang, kemampuan fungsi eksekutif membantu anak tumbuh menjadi individu yang baik dalam segala lingkungan.Saat dewasa nanti, ia juga mampu menjalankan berbagai komitmen secara bersamaan, seperti membesarkan anak, bekerja, melanjutkan pendidikan, menjaga kesehatan, dan menjadi anggota masyarakat yang baik.
  • Kemampuan ini biasanya berkembang dengan pesat di usia 3-5 tahun, lalu kemudian meningkat lagi di masa menjelang remaja dan dewasa muda. Namun, hanya dengan dukungan serta stimulasi yang baik dari orang tua dan lingkungan.Adanya kelemahan pada kemampuan fungsi eksekutif biasanya baru terlihat saat anak memasuki masa pra-remaja, seperti:
    • Membiarkan kamar dan meja belajar berantakan, juga sulit disuruh membereskan.
    • Harus diingatkan berulang kali untuk melakukan sesuatu.
    • Tidak bisa mengerjakan PR sampai selesai kalau tidak diawasi dari dekat.
    • Sering kehilangan barang.
    • Sulit mengendalikan diri saat sedang marah atau emosi.

    Namun, sebenarnya ada berbagai aktivitas yang bisa dilakukan untuk mengasah kemampuan fungsi eksekutif anak, seperti:

    • Mengajarkan anak melakukan penelitian mendalam tentang satu topik yang diminatinya, termasuk mencatat informasi secara sistematis, mencari informasi dari berbagai sumber yang ada, dan berbagai informasi dengan orang lain.
    • Melakukan olahraga individu maupun kelompok.
    • Bermain game strategi.
    • Melakukan proyek di sekitar rumah, seperti membereskan kamar dan lemari atau membersihkan halaman. Juga membiasakan mengerjakan tugas rumah tangga.
    • Menyelesaikan teka teki silang, scrabble, rubik, dan permainan puzzle lain.
    • Mengikuti yoga, bela diri, atau meditasi.
    • Menjalankan rutinitas harian secara konsisten.

Masalah prilaku : anak jadi kecanduan, tidak bisa hidup tanpa gadget jadi resah, takut, cemas, anak jadi tantrum, gelisah

Kualitas kelekatan ortu anak menjadi buruk , gadget bisa merusak kelekatan ortu dan anak

Efek Negatif  anak tidak dikenalkan dan diberikan gadget :   : anak menjadi korban bully teman karena kurang update dan tidak tahu apliksi yang sedang happening dikalangan anak-anak.

Hayuk maanfaatkan secara bijaksana dan gunakan dengan sesuai rekomendasi dan usia anak

Jika anak tidak boleh main gadget, berikan anak kesempatan untuk bikin sesuatu  misalnya art craft , masak, yang bisa mengalihkan perhatiannya.

FAKTA :

Menurunnya kualitas sebagian besar manusia + meningkatnya teknologi = modernisasi pengantian tenaga kerja manuasia menjadi robot

Kita akan berlomna menciptapkan sesuatu  yg inovatif untuk kerja dengan robot

Kemajuan teknologi bukan mengancam BEING CREATIVE IS A WAY OF LIFE

Kita dituntut mengemas diri kita jadi kretif dan mengedukasi banyak orang dengan acara kreatif

KREATIVITAS adalah kemampuan untuk memproduksi datau mengembangkan suaru karya asli, teknik

KRITERIA SI KREATIF adalah  memaknai masalah dengan cara unik, berani ambil resiko, tahan bangting dalam mengahadapi masalah., menyajikan ide yg berbeda, selesaikan masalah dengan cara yang berbeda.

KREATIVITAS BISA DIAJARKAN DAN DITANAMKAN PADA ANAK

BERIKAN ANAK KESEMPATAN UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITASNYA

KREATIVITAS ITU BISA DIASAH ,

BAGAIMANA MELATIH KREATIIVITAS :

TIPS ORTU MEMBANTI ANAK KEMBANGKAN KREATIFITAS

  1. Menghargai proses belajar
  2. Mempersiapkan  ruang khusus bagi anak untuk eksplorasi dan eksperomen, art table, corner untuk main isi peralatan coret2 kertas, pensil warna, crayon, cat air
  3. Memberi kebebasan pada anak
  4. Menjadi contoh nyata orang kreatif
  5. Memberikan berbagai sudut pandang dengan  memperkaya pengetahuan anak, mengasah dirinya lebih baik, banyak ilmu
  6. Suportif, jika anak nyaman kretifvitas akan mudah terbangun, kita sebagai ortu amati anak untuk tahu apa yang anak suka, melakukan dan mengembangkan diri di arena yang disukai
  7. Mengapresiaasi usaha anak

 

Jika punya waktu cukup untuk menyelesaikan masaalahnya, orang tua berikan waktu kesempatan untuk selesaikan masalahnya , jangan langsung berikan solusi. Saat anak stress menyelesaikannya,  peran orang tua dibutuhkan.

Ada saatnya kita memberikan arahan, ada saatnya membebaskan, agar anak mencoba lagi, jangan orang tua yg gemesan ke anak, kontrol diri supaya masa depan anak  lebih baik.

Jangan terlalu banyak campur tangan , tunjukan betapa menyenangkan nya agar anak semakin punya kebebasan berkreatifitas, orang tua harus tahu kapan harus  nge gass atau ngerem emosi.

Children Be What They See : Tunjukan cara menjadi kreatif misalnya dalam membuat  masakkan , dan lain-lain

Kreatifitas akan terbangun jika anak misalnya baca buku, diskusi , misalnya di halaman

AKTIVITAS KREATIVITAS ::

ACTIVIITIES TO BOOST CREATIVIITY IN CHILDREN

Alternate uses task : tebakan manfaat suatu barang, semakin kreatif semakin unik jawabannya, anak akan terbiasa berfikir kreatif

Open ended toys : lego, imajinasi, warna,

Guided fantasy : membacakan buku cerita

Exposure to art activties : mengambar, melukis, membuat clay, membuat creative art series faber castle

 Soft Skill Apa yang diperlukan di Abad Digital

CREATIVE ART SERIES

  • Kkegiatan baru  di masa pandemi
  • Melatih motorik halus
  • Mengasah jretaivitas
  • Meningkatkan sefl esteem dan self confodence
  • Meningkatkan kelekatan ortu
  • Media mengekspresikan emosi
  • Mengoontrol gerakan tangan untuk mengeceat, melatih kontrol motorik  halus, mengontrol tenaga tangan, melepaskan part yang ada , melatih motorik halus, jangan anak belajar menulis indah, gunakan cara lain untuk  melatih motorik halus dengan cara  lain yang menyenangkan .
  • Anak merasa lebih berharga, anak lebih Percaya diri, misalnya dengan membuat jam .
  • 30 menit  sampai 1 jam , work as a team , hasilnya akan bermanfaat bagi semua

KESIMPULAN:

Orang tua memiliki peran yang  sangat penting, memberikan kebebasan ada anak, memberikan kegiatan yang unik, misalnya dengan menggunakan Series dari Faber Castle seperti origami fashion design,  deco art.

Faber-Castell Creative Art Serie

Faber-Castell Creative Art Series dihadirkan untuk membantu orang tua menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka selama di rumah.

Faber-Castell Creative Art Series hadir dalam enam produk pilihan, yakni Stone Deco Art, Colour Your Own Tote Bag, Origami Fashion Design, 3D Art Frame, Make Your Own Kite, dan Air Jet Sport Car.Basketball Arcade:Glow in the dark Clock:Colour Your Own Drawstring BagFinger Printing Art Set Origami Fashion Design:

“Dengan Faber-Castell Creative Art Series, orang tua dan anak dapat menghabiskan waktu mereka dengan menghasilkan sesuatu yang kreatif.  Menggambar dan mewarnai maupun membuat craft atau prakarya memakai Faber-Castell Creative Art Series, akan membuat memorable experience bagi anak maupun orangtua.

Creative Art Series akan membantu para pengajar atau guru dalam menyiapkan materi pembelajaran online. Karena, Creative Art Series telah disesuaikan dengan Kurikulum tahun 2013.

Produk ini, akan menumbuhkan bonding di keluarga, interaksi antara anggota keluarga, dan sebagai stress relief. Karya yang kita dihasilkan bisa dipajang atau disimpan, sehingga bisa menumbuhkan rasa percaya diri dan menjadi memori yang baik bagi anak.

Di Produk Creative Art Series, Faber-Castell juga menawarkan workshop Faber-Castell yang berkaitan dengan jenis produk yang dibeli secara gratis. Selain itu, QR Code juga menampilkan n tutorial produk Creative Art Series.

Produk Creative Art Series hadir dengan harga terjangkau, Rp 75 ribu sampai Rp 125 ribu. Creative Art Series yang best seller adalah Stone Deco Art dan Colour Your Own Tote Bag.

Kita juga bisa jadikan ide , misalnya mewarnai dengan produk Creative Art Series saat  moment ulang tahun anak disekolah atau dengan temannya.

Produk Creative Art Series Faber-Castell, cocok digunakan bagi anak-anak usia pra sekolah hingga anak-anak usia sekolah dasar. Produk tersebut bisa untuk menstimulasi perkembangan anak, dalam hal pengamatan, emosional, dan sosial serta motorik halus.

Jam dinding yang bisa nyala dalam gelap dan bisa menghasilkan efek siluet yang bisa anak kreasikan tampilannya.

PENGGUNAAN GADGET SESUAI USIA :

SCREEN TIME : dibawah 2 tahun tidak  boleh  kecual video call, misalnya sensory play

3-4 thn  : tidak  lebih dr 1 jam , batasi 15 menit pertama cut off

5-9 tahun : tidak  lebih dr 1.5 jam, lakukan lebih banyak kegiatan lain, misalnya les piano, les gitar, gambar

11-13 tahun : tidak lebih dr 2 jam , kontrol diri  untuk belajar