Memiliki keluarga bahagia, pastinya adalah impian setiap orang. Alhamdulillah saya sudah melewati fase menikah dan memiliki keluarga kecil. Dulu sayapun menikah di usia 22 tahun, setelah lulus dan memiliki pekerjaan tapi memang tergolong sangat muda di kala itu.
Perjalanan kamipun sejauh ini berjalan harmonis, namun terkadang kamipun masih sering beradu argumen jika ada perbedaan pendapat diantara kami, tapi semua itu diselesaikan dengan solusi yang menguntungkan bagi kedua pihak.
Memutuskan untuk menikah pastinya adalah sesuatu yang harus direncanakan sebelumnya, karena lembaran baru akan dimulai bersama pasangan. Menikah itu berarti menyatukan 2 orang menjadi 1, antar pasangan harus bisa menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Masih ada yang ingat tentang kepanjangan dari BBKBN?, ternyata saat ini menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (dahulu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional). Namun program yang diurusnya bukan hanya Pil KB dan kontrasepsi semata, tapi juga mengurusi keluarga yang terencana.
Usia pernikahan ideal menurut BKKBN adalah 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria, BKKBN mengajak kita ikut serta dalam kampanye “Stop Pernikahan Usia Anak”. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai usia pernikahan perlu kita informasikan agar keluarga yang akan dibangun kedepannya, dapat berjalan seumur hidup bukan hanya sesaat saja.
Cinta yang terencana bertujuan menyegarkan kembali ingatan bahwa keluarga adalah kekuatan utama dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan merencanakan masyarakat yang gemilang.
Cinta terencana akan mendorong setiap generasi manusia mulai balita hingga lansia untuk saling menjaga dan tumbuh bersama.
Keluarga memiliki banyak fungsi sehingga keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang sangat penting yang bisa membangun Indonesia kedepannya dengan sumber daya manusia yang akan dibentuk melalui keluarga.
Fungsi Agama, Sosial Budaya, Cinta dan Kasih sayang, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi dan pelestarian lingkungan merupakan 8 fungsi penting keluarga.
Pernahkah mengenal kata Genre, Genre adalah Generasi Terencana ungkap Ibu Eka Sulistya Ediningsih, Direktur Bina Keluarga Remaja BKKBN. Genre itu memiliki motto Say No To Early Marriage, No Sex Before Marriage and No Drugs.
Genre merupakan program untuk remaja untuk menyiapkan kehidupan keluarga masa depannya yang akan dibangun, karir dan pendidikannya. Jadi tidak ada lagi pernikahan dini karena adanya kehamilan diluar nikah, aborsi dan hal lainnya yang tidak diinginkan.
Generasi Terencana itu meliputi semua bidang seperti kependudukan dan pembangunan keluarga, kesehatan reproduksi remaja, keterampilan hidup skill dan pengembangan diri, dan perencanaan hidup berkeluarga.
Genre yang memiliki simbol 3 jari ini, memiliki arti remaja yang menghindari free seks, HIV dan Narkoba.
Dengan cinta terencana kita akan lebih mencintai diri sendiri, pasangan, keluarga, bangsa dan negara. Cinta Terencana adalah sebuah kampanye yang diadakan dalam memperingati Hari Keluarga pada 29 Juni 2018.
Cinta yang terencana adalah proses aktualisasi diri yang mendorong prilaku individu menjadi positif, responsif, kreatif, produktif, dan berorientasi pada masa depan.
Cinta yang terencana pada keluarga, akan membentuk prilaku individu dalam keluarga untuk berkomitmen menyiapkan segala kebutuhan lahir dan batin untuk membahagiakan orang yang dicintainya. Dengan cinta terencana, kita akan bisa menggapai cita-cita dan masa depan cemerlang.
Menjalani kehidupan setelah menikah adalah bagian yang pastinya akan dilalui setiap pasangan, dua individu berbeda akan menjalani kehidupan bersama dengan peran yang berbeda didalam keluarga yang dibangunnya.
Sebelum menikah biasanya kita menjalani kursus pra nikah atau bimbingan pra nikah, sebelum menjadi calon pasangan. Setiap remaja sangat penting untuk menyiapkan diri untuk merencanakan kehidupan keluarga kedepannya dengan baik.
Merencanakan kehidupan masa depan sebelum menikah, berguna untuk membangun keluarga yang berkualitas.
Psikolog cantik yang juga penulis Buku Teenager 911 Roslina Verauli, M. Psi hadir memberikan pencerahan pada Bunda Bunda yang hadir dalam Meet Up BKKBN bersama Komunitas Blogger Membangun Keluarga Berkualitas Dengan Cinta Terencana, 15 Mei 2018 lalu di TMII, Jakarta dengan menjelaskan mengenai arti dan peta keluarga.
Keluarga pastinya tinggal dalam satu atap, kelompok sosial dasar yang terdiri dari orang tua dan anak, kelompok individu dengan keturunan leluhur yang sama, dan memiliki tujuan dan nilai kehidupan yang sama, serta komitmen jangka panjang.
Roslina Verauli, M. Psi pun mengingatkan kami mengenai bagaimana kita seharusnya menyikapi adanya orang ketiga yang saat ini sedang trend sejak 2 tahun lalu. Membuat suami merasa kita bisa memberikan proteksi kepada kita terhadap orang ketiga, haruslah kita lakukan.
Dan untuk menghindari masuknya orang ketiga dalam rumah tangga, fleksibelah mengikuti suami, diantaranya mengikuti selera fashionnya, tetap mendampinginya dalam acara apapun, dan jangan pernah membandingkan suami sendiri dengan orang lain agar kita sebagai pasangan bisa selalu menerima pasangan apa adanya seumur hidup. Karena jika kita membandingkannya, maka akan sangat mungkin satu persatu pemicu ketidakharmonisan akan muncul dan berakhir pada perpisahan.
Pernikahan akan berhasil jika pasangan kita bisa memenuhi kebutuhan mandiri secara finansial, mandiri emosional dan tanggung jawab. Untuk mewujudkan keluarga yang bahagia, fleksibel dan stabil dibutuhkan adanya kebersamaan/kohesi dan komunikasi yang aktif dan mengikat.
Mendengarkan pasangan saat bicara, bicara dengan nada rendah/sopan, membuka diri, jujur pada pasangan, jelas, fokus pada topik pembicaraan, dan menghormati pada pasangannya adalah kunci keluarga bahagia.
Mulai saat ini , belajar berubah yuk menjadi pasangan idaman dan mewujudkan keluarga harmonis dan ikut merayakan Hari Keluarga Nasional pada 29 Juni 2018 mendatang.
Mau banget jadi keluarga harmonis, pasangan tidak sempurna justru kita yang saling melengkapi
cinta terencana emang harus diusahakan sedini mungkin ya mba, ga boleh ada egois2an. Membangun keluarga ternyata tidak gampang.
setuju Mba