Serangkaian kegiatan menyambut peresmian Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia telah dilakukan sebelumnya diantaranya Pagelaran Malam Gemilang dan Press Conference.
14 September 2017, Perpustakaan Nasional yang terletak di Jalan Merdeka Selatan No. 11 akan diresmikan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Acara yang dimulai sejak pagi hari berjalan sangat padat dan tepat waktu. Sejak pukul 9 pagi, gladi bersih telah dilaksanakan sebelum acara resmi dibuka.
Banyak penampilan istimewa yang dipersembahkan pada acara peresmian Perpustakaan Nasional ini , diantaranya penampilan Angklung dari SMP dan SMA Nasional 1 Bekasi, Musik Ferry Curtis dari Bandung, Paduan Suara dari Paduan Suara dari Perpustakaan Nasional, Anak Bercerita oleh Daffa Haidar Rashad, Penayangan Kaleidoskop Perpusnas serta Ngobrol Bareng Duta Membaca Nasional yaitu Najwa Shihab.
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan doa bersama. Bpk. Jokowi hadir didampingi Kepala Perpustakaan Nasional Muh. Syarif Bando, Bpk Drs. H. Djarot Saiful Hidayat, MS Gubernur DKI Jakarta untuk meresmikan Gedung Perpustakaan Nasional yang sebelumnya berlokasi di Jalan Salemba.
Perpustakaan ini akan mulai beroperasi di bulan Oktober 2017, Senin sampai Jumat mulai pukul 8.30-18:00 WIB dan Sabtu dan minggu pada jam 9 pagi sampai 6 sore WIB, sedangkan akan tutup pada hari libur nasional.
VISI PERPUSTAKAAN NASIONAL
Terwujudnya Indonesia Cerdas melalui Gemar Membaca dengan Memberdayakan Perpustakaan.
MISI PERPUSTAKAAN NASIONAL 2015-2019
Terwujudnya perpustakaan sebagai pelestari khazanah budaya bangsa, terwujudnya perpustakaan sesuai standar nasional perpustakaan.
Perpustakaan ini terdiri dari 24 lantai, dengan koleksi buku yang berbeda tentunya setiap lantai dan 3 basement di atas lahan seluas 11.886 m2, dengan luas bangungan 50.445 m2. Proses pembangunan gedung ini biayanya sekitar 500 milyar dan telah dianggarkan dalam APBN selama 3 tahun (2014-2016).
Di depan perpustakaan terdapat bangunan yang merupakan bangunan cagar budaya. Bangunan Perpustakaan Nasional yang baru, tinggi menjulang dengan bentuk persegi yang jika dilihat terlihat seperti jendela. Hal ini diartikan Perpustakaan sebagai Jendela Dunia, sumber pengetahuan bagi masyarakat Indonesia dan dunia. Perpustakaan menjadi pusat kegiatan edukatif, rekreatif dan kultural.
Gedung Perpustakaan Nasional yang baru, merupakan perpaduan bemacam layanan berbasis komunitas dan teknologi informasi komunikasi (TIK) dan didesign untuk penyandang disabilitas mulai dari lantainya, koleksi buku, sampai ruangan khusus. Hal ini bertujuan agar semuanya bisa menikmati layanan di perpustakaan ini.
Ruang baca khusus anak dibuat menarik penuh warna, berisikan lukisan mural dari cerita rakyat yang menghiasi pilar-pilar yang ada. Tersedia juga ruang laktasi di sini. Untuk lansia, tersedia layanan khusus, koleksi buku serta petugas yang siap mendampingi.
Fasilitas perpustakaan dilengkapi dengan komputer dan internet untuk layanan multimedia, naskah-naskah, peta, buku-buku langka hingga mikrofilm. Tersedia juga ruang pameran (galeri), teater, aula kapasitas 1000 kursi, ruang telekonferensi, dan ruang diskusi.
Kartu anggota perpustakaan juga berbeda karena berbasis RFID (Radio Frequency Identification). Pengelolaan koleksi di setiap lantai pun menggunakan RFID dan tele lift (untuk pengantar buku). Fasilitas ini akan mempermudah untuk meminjam buku dengan batas waktu tertentu.
Dengan adanya Perpustakaan Nasional yang baru dengan segala fasilitas penunjangnya, akan menjadi daya dorong percepatan program-program yang mencerdaskan bangsa dan memposisikan Perpustakaan Nasional sebagai perpustakaan yang dibanggakan masyarakat Indonesia dan dikenal di internasional.
Mbak, operasi Perpusnasnya mulai Oktober ya? kalau besok saya mau ke sana bisakah? Atau harus nunggu Oktober aja? Lagi pengen ngobok-obok koleksi buku di sana nih, kayaknya keren-keren deh.
Ayo membaca,
Ayo ke Perpustakaan Nasional!