Pagi itu jalanan masih terlihat lengang, belum macet seperti biasanya. Cuaca pun mendukung untuk melakukan perjalanan ke Cyber Tower 2, karena bersama  Danone Aqua  bersama Media dan Blogger akan melakukan perjalanan menuju Sukabumi.

Tepatnya Babakan Pari, dimana terdapat salah satu pabrik Aqua yang setiap hari saya konsumsi di rumah. Tepat jam setengah sepuluh pagi, rombongan 9 mobil tiba di Babakan Pari. Kami pun disambut dengan cemilan khas aneka rebusan jagung, kacang, pisang dan masih banyak lagi.

 

Dok: captured by me

Disana kami bertemu dengan Bapak Arif Mujahidin, Communication Director Danone Indonesia, Bapak Karyanto Wibowo, Sustainable Development  Director Danone Indonesia,  yang menyambut kami semua dan mengingatkan mengenai pentingnya kelestarian air di bumi ini dan peran Aqua Danone selama ini dalam melestarikannya.

Air bergerak melalui siklus air, yang terdiri dari 5 bagian yaitu penguapan, kondensasi, presipitasi, infiltrasi,  dan aliran permukaan.

Semua aktivitas kita di bumi, membutuhkan air dan Aqua melakukan banyak strategi terkait dengan sumber daya air.

  • Water Resources & Ecosystem
  • Water in Agriculture
  • Water in Operations
  • Water Access

Danone Aqua memiliki Waterpond dan Resapan Aqua Mekarsari , dilakukannya penanaman pohon sebanyak 580.000 yang tersebar di 8 desa yaitu Pasawaan, Tenjolaya, Cisaat, Kutajaya, Jayabakti, Tangkil, Girijaya,Cidahu untuk restorasi recharge area, program konservasi teknis untuk mengurangi memasukan air ke dalam tanah,pembayaran jasa lingkungan untuk konservasi hutan, pengolahan air limbah yang 100% bersi sesuai dengan standard pemerintah, program ,akses air bersih, hal tersebut dilakukan untuk melestarikan air.

Bahkan di Klaten terdapat wisata air yaitu River Tubing Pusur, yaitu kali yang sebelumnya penuh dengan sampah, namun saat ini sudah bersih kembali dan dijadikan objek wisata.

Bagaimana kita mengurangi banjir, kekeringan dan polusi air ? jawabannya adalah melalui solusi  yang sudah ada  di alam.

Kitapun sempat mengunjungi Taman Kehati Mekarsari, Conservation Park untuk melihat , namun kami tidak bisa mengambil fotonya karena memang kamera tidak diperkenankan untuk memotret.

Perjalanan dilanjutkan untuk melihat daerah resapan air milik Danone Aqua dan untuk tiba di sana kita harus jalan kaki dan medannya cukup berat untuk saya yang tidak pernah berolahraga.

Disana kami makan siang dan sholat terlebih dahulu, sambil sebelumnya melihat pemandangan waterpond, lubang resapan air, dan lubang Bipori milik Danone Aqua, yang diresmikan sejak tahun 2013.

Selama disana kami diberikan penjelasan  mengenai sumur resapan air dari Bpk. Dr.Ir.Nana M Arifjaya, MSi Dosen dan Peneliti Fakultas Kehutanan IPB.

KOLAM WATERPOND

Adalah salah satu teknik konservasi tanah dan air yang berfungsi untuk meningkatkan resapan air kedalam tanah, caranya dengan mengalirkan atau mengarahkan aliran air yang terus menerus kemudian menampungnya pada kolam resapan.

Air yang ditampung pada kolam akan diresapkan melalui lubang resapan/bipori yang dibor dengan diameter 12,7 cm dan kedalaman 4-8 m, tujuannya adalah meresapkakijn air ke tanah yang akan kemudian akan meningkatkan kelembaban tanah dan mengeringkan kekeringan, serta menata ulang sumur, sumur bor, dan mata air yang dangkal.

Lokasi ideal untuk membuat waterpond adalah tersedianya area lahan datar, yang cukup untuk pembuatan kolam, tersedianya aliran air yang terus menerus sebagai sumber resapan, lokasi dengan jenis tanah yang memiliki tingkat permeabilitas tinggi (baik untuk meresapkan air).

Membersihkan sampah dan kotoran yang menyumbat aliran air ke dalam bak kontrol, sampah dan sedimen ke dalam lubang resapan, pengeboran lubang bipori secara berkala untuk membersihkan sedimen dan lumpur pada lubang resapan agar tidak cepat jenuh adala cara untuk  menjaga kebersihan kolam Waterpond.

SUMUR RESAPAN

warga sekitar dapat terpenuhi kebutuhan air bersihnya, berdampak sosial pada 240-360 orang  untuk sumur galinya, penyerapan tenaga kerja saat membangun sumur adalah salah satu manfaat sumur resapan.

Sumur resapan ini dialokasikan untuk daerah yang disekitarnya ada sumur gali, dan pengerjaannya bekerjasama dengan masyarakat. Mereka akan terlebih dahulu mencari informasi mengenai lokasi warga yang memiliki sumur, namun sering mengalami kekeringan. Dengan sumur ini mereka bisa tercukupi air bersihnya.

PAH (PERMANEN AIR HUJAN)

atau rain harvesting adalah proses mengalirkan air hujan yang jatuh  ke atap , ke dalam tangki penampungan. Sedagkan unuk air limpahan dari tanki penampungan disalurkan ke sumur resapan. Melalui PAH masyarakat desa dapat menfaatkan air hujan untuk keperluan sehari-hari, sekaligus menjaga keberadaan air tanah.

PAH menjadi sumber alternatif air di lokasi yang menggunakan aliran air sungai sebagai sumber air utama, karena pipa saluran masuk sering terhambat sampah/lumpur.

PAH telah dinikmati diantaranya oleh Masjid Darul Rohmah, Cikurutug Desa Tenjolaya.

Manfaat sosial PAH yang telah dirasakan adalah terpasang di 7 masjid dan mushola, 1 SD, 2 di Madrasah.Semakin banyak anak, masyarakat , ibu pengajian yang menggunakan air dari PAH.

DTA (Daerah Tangkapan Air) DAM

Luas DTA dan penahan adalah 203.8 ha, dengan jenis tutupan lahan adalah hutan taman nasional (85.5%), 95% areal DTA DAM penahan memiliki kelerengan lahan lebih dari 25%. DAM akan membantu menahan air setelah hujan sehingga airnya dapat dimanfaatkan.

SUMUR RESAPAN INOVATIF

Kunjungan terakhir sebelum rombongan kembali ke Jakarta, adalah mengunjungi Desa Cisaat untuk melihat sumur resapan inovatif, yaitu teknik konservasi tanah dan air yang berfungsi untuk  menampung air di permukaan tanah dan kemudian meresapkannya perlahan ke dalam tanah.

Dok: captured by me

Teknik ini diperlukan untuk mengatasi banjir dan kekeringan, caranya dengan menggali tanah sedalam 2.5 meter dengan lebar 1 meter kemudian di bagian dinding atas sumur dipasang buis beton sebagai penahan dinding tanah. Buis beton berbentuk persegi dengan lubang ditenga-tengah  untuk media air ke samping sumur resapan. Bagian bawah diisi batu dan ijuk untuk penyaring air yang diresapkan.

Pengukuran di sumur resapan ini menggunakan alat sensor water level recorder (AWLR) untuk mengetahui efektivitas dan kapasitas sumur resapan.

Sumur resapan ini dapat meresapkan 3-10m3 air/hari hujan.

Untuk melihat keseruan kami disana bisa diliat di instagram dengan #BersamaMerawatAir dan #WWD2018 serta @AquaLestari, twitter @aqua_lestari dan facebook Aqua Lestari.

Sekarang saya semakin menghargai  air dan mulai berfikir untuk menerapkannya di rumah, sebagai salah satu wujud kepedulian melestarikan air.

Terima kasih Danone Aqua atas kesempatannya.